Lebih dari dua ratus warga Kampung Sawahjoho, Desa Singajaya, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, kini hidup dalam kekhawatiran akibat ancaman pergerakan tanah yang makin masif. Pemerintah Kabupaten Garut pun bersiap menetapkan status tanggap darurat demi keselamatan warganya. Kepala Pelaksana BPBD Garut, Aah Anwar Saefuloh, menyebutkan ada 47 keluarga yang terdampak, dengan rincian 18 keluarga mengalami dampak langsung dan 29 keluarga lainnya berada dalam zona rawan.
Menurut Aah, aktivitas pergerakan tanah di kawasan tersebut mulai terpantau sejak awal tahun 2025, didorong oleh tingginya intensitas hujan di wilayah perbukitan itu. Kondisi geografis kampung yang berada di lereng bukit menjadikan risikonya semakin besar. Bahkan, Aah menyebut bencana ini sudah terdeteksi sejak 27 Juni 2024, namun saat itu belum menunjukkan skala sebesar sekarang. Kini, dengan retakan tanah yang terus meluas dan kondisi cuaca yang belum membaik, situasi menjadi makin genting.
Bupati Garut, Syakur Amin, telah meninjau langsung lokasi terdampak dan menyatakan kesiapannya untuk menetapkan status tanggap darurat. Ia juga memerintahkan pihak kecamatan dan desa untuk segera mencari lokasi relokasi yang aman, terjangkau, dan tidak terlalu jauh dari permukiman semula. Mengingat warga enggan kembali ke rumah selama sepekan terakhir karena khawatir akan pergerakan tanah susulan, pemerintah juga akan mendirikan posko pengungsian serta dapur umum di lokasi.
Pemerintah daerah juga tengah berkoordinasi dengan instansi terkait guna melakukan mitigasi bencana lebih lanjut, termasuk penyediaan logistik, pemetaan daerah risiko tinggi, dan penyuluhan kepada masyarakat. Keselamatan warga menjadi prioritas utama, dan semua langkah penanganan kini tengah dipercepat agar dampak bencana ini dapat diminimalisasi semaksimal mungkin.