Category Archives: Bencana Alam

https://truereligionjeansoutlet.net

PT Sentul City Tbk Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Bogor

PT Sentul City Tbk kembali menunjukkan komitmennya terhadap masyarakat dengan menggelar bakti sosial. Kegiatan ini berupa pemberian bantuan sembako dan berbagai kebutuhan penting lainnya kepada warga yang terdampak oleh bencana alam seperti tanah bergerak, longsor, dan banjir. Bantuan ini disalurkan sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap kondisi yang sedang dihadapi oleh warga sekitar.

Kegiatan bakti sosial ini dimulai pada 7 Maret 2025 di Desa Cijayanti, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor, dan dilanjutkan pada 11 Maret 2025 di Desa Bojongkoneng, serta pada 14 Maret 2025 di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor. Harapannya, bantuan ini dapat membantu meringankan beban warga yang tengah menghadapi kesulitan akibat bencana yang terjadi.

Paket bantuan yang diberikan antara lain beras, gula pasir, mie instan, susu, dan perlengkapan bayi seperti popok serta makanan pendamping ASI. Kegiatan bakti sosial ini merupakan bagian dari Program “Ladang Pahala” yang rutin dilaksanakan PT Sentul City Tbk dalam hampir lima tahun terakhir, dengan jumlah kegiatan sudah mencapai 114 kali di berbagai desa di Kecamatan Babakanmadang.

Direktur Teknik PT Sentul City Tbk, Njoo Harun Permadi, yang hadir dalam kegiatan ini, menyampaikan bahwa perusahaan merasa terpanggil untuk memberikan dukungan kepada masyarakat yang tengah mengalami kesulitan. Ia berharap kegiatan ini dapat mempererat solidaritas antarwarga dan memberikan manfaat bagi mereka yang membutuhkan. Ke depan, PT Sentul City Tbk berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam berbagai kegiatan sosial demi kesejahteraan masyarakat.

Tornado Mengerikan Hantam Missouri, 14 Orang Meninggal dan Puluhan Terluka

Tornado ganas menghantam wilayah Missouri, Amerika Serikat. Peristiwa ini menyebabkan 14 orang kehilangan nyawa dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.

“Setidaknya 14 korban jiwa dan puluhan lainnya terluka akibat tornado hebat yang melanda kawasan tengah Amerika Serikat,” ujar pejabat setempat yang dikutip dari AFP pada Minggu (16/3/2025).

Patroli Jalan Raya Missouri awalnya melaporkan 11 korban tewas akibat badai tersebut. Hingga kini, tim penyelamat masih terus melakukan evakuasi di lokasi kejadian.

Pihak berwenang melaporkan pohon-pohon tumbang, jaringan listrik terputus, serta kerusakan parah pada bangunan rumah dan tempat usaha. Wilayah yang terdampak paling parah meliputi Wayne County dengan enam korban tewas, Ozark County dengan tiga korban, serta masing-masing satu korban di Butler dan Jefferson County.

Di negara bagian tetangga, Arkansas, tiga orang dilaporkan meninggal dunia dan 29 lainnya terluka akibat badai yang sama. Para ahli cuaca memperkirakan tornado tambahan akan terjadi pada Sabtu (15/3) di wilayah Louisiana, Arkansas, Mississippi, dan Tennessee.

Banjir Melanda Ciamis! 6 Rumah Terendam Akibat Luapan Citanduy

Banjir akibat luapan Sungai Citanduy menerjang Dusun Manganti, Desa Sindangmukti, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, pada Kamis (13/3/2025) sekitar pukul 18.30 WIB. Hujan deras yang mengguyur sejak sore hingga malam membuat debit air sungai meningkat hingga meluap ke pemukiman warga. Akibatnya, enam rumah terendam dan penghuninya terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Kepala Pelaksana BPBD Ciamis, Ani Supiani, mengonfirmasi kejadian tersebut. Berdasarkan laporan sementara dari pemerintah desa setempat, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun warga yang terdampak harus segera dievakuasi karena kondisi rumah yang tidak layak huni. Hingga saat ini, hujan masih turun dan air belum sepenuhnya surut.

“Saat ini terdapat enam keluarga yang terdampak, dengan total 14 jiwa mengungsi,” ujar Ani.

Tak hanya banjir, bencana tanah longsor juga terjadi di Desa Payungagung, Kecamatan Panumbangan. Material longsor menutupi Jalan Kabupaten yang menghubungkan Payungagung dengan Sindangbarang, serta menutup akses Jalan Desa di Dusun Cimanglid. Kondisi ini membuat aktivitas warga terganggu, terutama bagi mereka yang bergantung pada jalur tersebut untuk beraktivitas sehari-hari.

Dampak longsor juga menyebabkan satu rumah mengalami kerusakan di Dusun Cimaja, sementara sebuah musala di Dusun Nanggeleng turut terdampak. Ani menegaskan bahwa tim BPBD terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menangani bencana ini secepat mungkin.

“Upaya penanganan terus dilakukan. Petugas telah diterjunkan ke lokasi untuk melakukan asesmen, penanganan darurat, serta mendistribusikan bantuan logistik bagi warga yang membutuhkan,” jelasnya.

Saat ini, BPBD bersama aparat setempat masih bekerja untuk membersihkan material longsor agar akses jalan dapat kembali digunakan. Warga diimbau tetap waspada, mengingat curah hujan yang tinggi masih berpotensi menyebabkan bencana susulan.

Bencana ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu siaga terhadap potensi banjir dan tanah longsor, terutama saat musim hujan tiba. Pemerintah daerah juga terus mengimbau warga yang berada di daerah rawan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan guna meminimalkan risiko yang lebih besar.

Bocah 9 Tahun Korban Longsor di Sukabumi Ditemukan Tak Bernyawa

Tim SAR gabungan akhirnya berhasil menemukan Mondi, seorang bocah berusia sembilan tahun yang menjadi korban longsor di Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.

Korban ditemukan dalam keadaan tak bernyawa setelah tertimbun material longsor pada kedalaman sekitar dua hingga tiga meter. Proses evakuasi dilakukan pada Selasa (11/3/2025) sekitar pukul 15.34 WIB.

Proses Evakuasi Korban

Tim penyelamat menemukan jasad Mondi setelah melakukan penggalian manual menggunakan cangkul serta menyemprotkan air menggunakan alkon di titik yang diduga menjadi lokasi tertimbunnya korban.

Korban ditemukan sekitar lima meter dari rumahnya yang hancur akibat longsor. Setelah berhasil dievakuasi, jasad Mondi langsung diserahkan kepada pihak keluarga untuk proses pemakaman.

Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Jakarta, Ahmad Rizkiansyah, menyampaikan bahwa dengan ditemukannya Mondi, pencarian korban longsor di Kecamatan Simpenan dinyatakan selesai.

“Korban ditemukan petang ini dalam kondisi meninggal dunia, sekitar lima meter dari lokasi rumahnya. Setelah proses evakuasi, jasad langsung diserahkan kepada pihak keluarga untuk langkah selanjutnya,” ujar Ahmad Rizkiansyah.

Pencarian Korban Lainnya Masih Berlanjut

Meski operasi pencarian di Simpenan telah berakhir, tim SAR masih melanjutkan upaya penyelamatan terhadap tiga korban lainnya yang dinyatakan hilang akibat longsor di Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong.

“Saat ini, pencarian masih difokuskan di Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, di mana tiga orang korban yakni Darjat, Siti Maryam, dan Ahyar Fauzi masih dalam pencarian sejak tertimbun longsor pada Kamis pekan lalu,” jelas Ahmad Rizkiansyah.

Upaya pencarian di lokasi tersebut menghadapi tantangan berat akibat material longsor yang cukup tebal serta medan yang sulit diakses.

Dampak Bencana Longsor di Kabupaten Sukabumi

Dalam operasi pencarian di Kecamatan Simpenan, puluhan personel SAR gabungan ikut terlibat, termasuk tim dari Pos SAR Sukabumi, BPBD Kabupaten Sukabumi, Babinsa Simpenan, Tagana, Jampe, SSV, SAR Khatulistiwa, serta warga setempat yang turut membantu proses evakuasi.

Secara keseluruhan, bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Sukabumi telah menelan lima korban jiwa. Di Kecamatan Palabuhanratu, korban yang meninggal adalah Zahra dan putrinya Nurul. Sementara di Kecamatan Simpenan, korban yang ditemukan tewas adalah Nedi Saputra, Yayar, dan Mondi.

Hingga kini, tim SAR masih terus melakukan pencarian terhadap tiga korban lainnya yang belum ditemukan di Kecamatan Lengkong, meskipun terkendala kondisi cuaca serta medan yang sulit.

PT Jaswita Jabar Berikan Tanggapan Terkait Alih Fungsi Lahan di Puncak Bogor

Isu terkait alih fungsi lahan di kawasan Puncak Bogor yang disebut-sebut sebagai salah satu penyebab banjir bandang di wilayah tersebut mendapatkan perhatian publik setelah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan pernyataan terkait hal tersebut. Menanggapi hal itu, PT Jaswita Jabar, melalui Direktur mereka, Wahyu Nugroho, mengonfirmasi bahwa proyek rekreasi yang disebutkan oleh Dedi Mulyadi adalah Wisata Hibisc Fantasy yang terletak di kawasan Puncak Bogor.

Wahyu menjelaskan bahwa Wisata Hibisc Fantasy dikelola oleh Jaswita Lestari Jaya (JLJ), sebuah anak perusahaan dari PT Jaswita Jabar, yang bekerja sama dengan mitra serta PT Perkebunan Nusantara VIII. Proyek wisata ini mulai beroperasi pada tahun 2024, namun kedatangan destinasi wisata baru ini sempat menimbulkan kontroversi terkait dampaknya terhadap lingkungan dan perubahan fungsi lahan.

“Kami ingin menjelaskan bahwa Wisata Hibisc Fantasy, yang menjadi sorotan, memang dikelola oleh Jaswita Lestari Jaya bersama mitra kami, serta PT Perkebunan Nusantara VIII,” kata Wahyu, dalam konfirmasi kepada detikJabar pada Rabu, 5 Maret 2025. Ia juga menekankan bahwa PT Jaswita Jabar telah melakukan pengawasan ketat terhadap anak perusahaan dan memastikan bahwa semua aturan dan regulasi yang berlaku, termasuk yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor, dipatuhi.

Terkait dengan pernyataan Dedi Mulyadi yang mengaitkan PT Jaswita dengan bencana yang terjadi di Bogor, Wahyu menegaskan bahwa sejak awal PT Jaswita Jabar sudah memberikan peringatan kepada JLJ untuk mengikuti aturan yang berlaku. Wahyu juga mengungkapkan bahwa sejak 2024, saat isu terkait Hibisc Fantasy mulai muncul, mereka telah meminta JLJ untuk mematuhi semua peraturan yang ada.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi menyampaikan keprihatinannya terhadap perubahan fungsi lahan yang dinilai berpotensi menyebabkan bencana alam di Bogor. Ia menyebutkan bahwa salah satu faktor penyebab banjir adalah pembangunan sarana rekreasi oleh PT Jaswita Jabar di kawasan Puncak. Dedi juga merujuk pada keterangan dari Bupati Bogor yang menyebutkan bahwa salah satu struktur di kawasan wisata tersebut terjatuh dan menyebabkan penyumbatan pada aliran sungai, yang akhirnya mengakibatkan luapan air.

“Mengingat pentingnya evaluasi terhadap perubahan fungsi lahan ini, saya dan Menteri Lingkungan Hidup akan segera meninjau lokasi di Bogor pada Kamis, 6 Maret 2025. Jika ditemukan pelanggaran, kami akan mengambil tindakan yang tegas,” kata Dedi Mulyadi, menegaskan perlunya tindakan segera untuk menanggulangi masalah ini.

Dedi juga menyatakan bahwa jika ditemukan bahwa pembangunan yang dilakukan mengurangi daya serap air dan berpotensi menyebabkan bencana, maka evaluasi terhadap proyek tersebut perlu dilakukan. Ia menekankan bahwa keselamatan warga harus menjadi prioritas utama, mengingat dampak buruk yang bisa ditimbulkan oleh perubahan fungsi lahan yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan.

Dengan adanya perhatian lebih terhadap dampak lingkungan dari proyek-proyek rekreasi ini, PT Jaswita Jabar berjanji untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan memastikan bahwa operasionalnya tidak merugikan masyarakat maupun lingkungan sekitar. Proyek Wisata Hibisc Fantasy, meskipun memiliki potensi ekonomi, tetap harus sejalan dengan kepentingan dan keselamatan warga serta kelestarian alam.

Krisis Bencana di Garut: 199 Insiden Terjadi dalam 4 Bulan Terakhir!

Garut – Memasuki bulan suci Ramadan, masyarakat Kabupaten Garut diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam yang masih berisiko terjadi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut menyatakan bahwa cuaca ekstrem, seperti hujan deras dan angin kencang, masih berpotensi memicu bencana seperti longsor dan banjir di sejumlah wilayah.

Kepala Pelaksana BPBD Garut, Aah Anwar, menyampaikan bahwa hingga saat ini kondisi cuaca masih cukup fluktuatif, dengan curah hujan tinggi di berbagai daerah. Situasi ini berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, termasuk angin puting beliung, tanah longsor, serta banjir bandang.

“Kami mengingatkan masyarakat, terutama yang tinggal di daerah rawan longsor dan banjir, untuk lebih berhati-hati. Jika terjadi kondisi darurat, segera laporkan ke petugas agar bisa segera ditangani,” ujarnya.

Wilayah Rawan dan Dampak Bencana

Berdasarkan pemantauan BPBD, wilayah yang memiliki potensi tinggi terhadap longsor terutama berada di Garut bagian selatan, yang memiliki banyak kawasan perbukitan dan lereng curam. Warga yang tinggal di sekitar daerah tersebut diimbau untuk menghindari lokasi rawan, terutama saat terjadi hujan deras dalam waktu yang lama.

Dalam kurun waktu empat bulan terakhir, Kabupaten Garut telah mengalami hampir 200 kejadian bencana alam. Berdasarkan data yang dihimpun BPBD, antara 17 Oktober 2024 hingga 31 Januari 2025, telah terjadi 199 peristiwa bencana, yang meliputi:

  • 102 kejadian tanah longsor
  • 81 kasus angin puting beliung dan angin kencang
  • 16 insiden banjir serta banjir bandang

Akibat bencana tersebut, ratusan rumah mengalami kerusakan, dengan rincian:
✔ 604 rumah terdampak banjir
✔ 344 rumah mengalami kerusakan ringan
✔ 11 rumah mengalami kerusakan sedang
✔ 28 rumah mengalami kerusakan berat

Selain itu, 397 keluarga dengan total 984 jiwa terdampak oleh bencana yang terjadi. Bahkan, kejadian ini juga menyebabkan korban jiwa, dengan rincian:

  • 1 orang dinyatakan hilang
  • 2 orang mengalami luka-luka
  • 1 orang meninggal dunia

Kerusakan Infrastruktur

Tak hanya permukiman warga, bencana yang melanda dalam beberapa bulan terakhir juga menyebabkan kerusakan infrastruktur di berbagai sektor, termasuk:
🏫 15 bangunan sekolah
🕌 2 tempat ibadah
🛣️ 48 ruas jalan lingkungan dan tembok penahan tanah (TPT)
🌉 5 jembatan dan 25 titik jalan mengalami kerusakan

Antisipasi dan Langkah Pencegahan

BPBD Kabupaten Garut terus berupaya untuk melakukan mitigasi dan penanganan cepat terhadap dampak bencana yang terjadi. Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk aktif berperan serta dalam upaya pencegahan, seperti memperhatikan kondisi lingkungan sekitar, menghindari aktivitas di daerah rawan, serta segera melaporkan jika terjadi tanda-tanda bahaya.

“Kami harap masyarakat bisa lebih siaga menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu ini, terutama saat bulan puasa. Jangan ragu untuk meminta bantuan kepada petugas jika mengalami kondisi darurat,” pungkas Aah Anwar.

Hujan Deras Sebabkan Longsor di Cibedug, 3 Warga Terluka

Pada Senin sore (24/2), hujan lebat yang mengguyur Desa Cibedug, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyebabkan terjadinya longsor pada tebing penahan tanah (TPT). Longsoran tersebut menimpa rumah salah satu warga, mengakibatkan tiga orang terluka akibat tertimpa reruntuhan.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, M Adam Hamdani, menjelaskan bahwa hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung cukup lama membuat tanah di sekitar lokasi menjadi labil, sehingga tidak mampu menahan beban dan akhirnya longsor.

“Curah hujan yang tinggi dengan durasi cukup lama, ditambah kondisi tanah yang tidak stabil, menyebabkan longsornya tebing penahan tanah yang berdampak langsung pada satu rumah warga,” ujar Adam kepada wartawan, Selasa (25/2/2025).

Tiga Korban Luka, Satu Masih Dirawat di RSUD Ciawi

TPT yang longsor ini memiliki ketinggian sekitar 6 meter dengan panjang dan lebar masing-masing 6 meter. Akibat peristiwa ini, tiga penghuni rumah mengalami luka-luka akibat tertimpa puing-puing bangunan.

“Ketiga korban mengalami luka akibat terkena reruntuhan rumah. Mereka segera dievakuasi dan dilarikan ke RSUD Ciawi untuk mendapatkan perawatan medis,” tambah Adam.

Saat ini, dua korban sudah diperbolehkan pulang, sementara satu lainnya masih menjalani perawatan inap karena kondisinya membutuhkan penanganan lebih lanjut.

Penghuni Rumah Terpaksa Mengungsi

Selain menyebabkan korban luka, longsor ini juga membuat penghuni rumah lainnya terpaksa mengungsi ke rumah saudara karena dikhawatirkan terjadi longsor susulan yang bisa memperparah kondisi bangunan.

“Saat ini, warga sekitar bersama petugas BPBD telah melakukan pembersihan puing-puing rumah. Sementara itu, area longsoran telah ditutup menggunakan terpal untuk mencegah pergerakan tanah lebih lanjut,” jelas Adam.

BPBD Kabupaten Bogor juga mengingatkan warga yang tinggal di sekitar area rawan longsor untuk selalu waspada, terutama saat hujan deras melanda dalam waktu lama.

Rumah Tidak Layak Huni, Perlu Penanganan Lebih Lanjut

Adam menegaskan bahwa kondisi rumah yang terdampak longsor sudah tidak layak huni, karena struktur bangunan mengalami kerusakan cukup parah.

“Kondisi rumah sudah tidak aman untuk ditempati. Dibutuhkan penanganan lebih lanjut dari pihak terkait agar rumah dapat dibangun kembali dengan kondisi yang lebih aman,” pungkasnya.

Pihak BPBD dan dinas terkait saat ini masih melakukan pemantauan di lokasi kejadian serta berkoordinasi untuk menentukan langkah selanjutnya guna mencegah insiden serupa terjadi di masa mendatang.

Fenomena Oarfish: Ilmuwan Ungkap Fakta di Balik Mitos Tanda Buruk!

Kemunculan ikan oarfish, yang sering disebut sebagai “ikan kiamat,” kerap dikaitkan dengan pertanda bencana alam di berbagai belahan dunia. Mitos yang berkembang menyebutkan bahwa ikan ini muncul ke permukaan sebagai peringatan akan terjadinya gempa bumi atau tsunami. Namun, benarkah kepercayaan tersebut memiliki dasar ilmiah, atau hanya sekadar legenda yang diwariskan dari generasi ke generasi?

Legenda di Balik Kemunculan Oarfish

Dalam berbagai budaya, kemunculan ikan oarfish telah lama dianggap sebagai pertanda buruk. Dengan tubuh panjang menyerupai ular laut dan dapat mencapai ukuran lebih dari 10 kaki, ikan ini jarang terlihat karena habitatnya berada di laut dalam.

Di Jepang, oarfish dikenal sebagai ryugu no tsukai, atau “utusan dari istana dewa laut.” Kepercayaan ini telah ada sejak abad ke-17 dan semakin diperkuat oleh sejumlah laporan yang mengaitkan kemunculan ikan ini dengan peristiwa gempa besar. Sebagai contoh, menjelang gempa dahsyat di Jepang tahun 2011 yang memicu tsunami besar di Fukushima, tercatat sekitar 20 oarfish terdampar di pantai Jepang.

Tak hanya di Jepang, mitos serupa juga berkembang di berbagai wilayah pesisir dunia. Baru-baru ini, pada pertengahan Agustus 2024, seekor ikan oarfish ditemukan mengambang di dekat La Jolla Cove, San Diego, oleh kelompok pendayung kayak dan snorkeler. Kejadian tersebut menandai penampakan ke-20 oarfish di perairan California dalam kurun waktu 125 tahun.

Penjelasan Ilmiah di Balik Fenomena Oarfish

Meski banyak yang percaya bahwa kemunculan oarfish berkaitan dengan aktivitas seismik, penelitian ilmiah justru menunjukkan hal yang berbeda. Zachary Heiple, mahasiswa doktoral di Scripps Institution of Oceanography yang ikut menemukan oarfish di San Diego, mengakui bahwa mitos tersebut masih banyak dipercaya.

“Ada anggapan bahwa ikan ini merupakan pertanda buruk atau tanda akan terjadi gempa bumi dan tsunami,” ujar Heiple, dikutip dari Live Science. Namun, menurut penelitian yang diterbitkan dalam Bulletin of the Seismological Society of America pada 2019, tidak ditemukan hubungan langsung antara kemunculan oarfish dan aktivitas tektonik.

Senada dengan itu, Profesor Hiroyuki Motomura dari Universitas Kagoshima juga meragukan keterkaitan oarfish dengan bencana alam. Menurutnya, kemunculan ikan ini di perairan dangkal kemungkinan besar lebih berkaitan dengan kondisi fisik ikan yang melemah.

“Lebih masuk akal jika melihat ini sebagai tanda kesehatan ikan yang memburuk, bukan sebagai tanda gempa bumi yang akan datang,” kata Motomura dalam wawancara yang dikutip dari Times of India.

Situs Ocean Conservancy juga menjelaskan bahwa ketika ikan oarfish muncul ke permukaan, hal itu umumnya disebabkan oleh kondisi yang tidak normal. Ikan yang sakit, sekarat, atau kehilangan orientasi biasanya akan terbawa arus hingga mencapai perairan dangkal, yang akhirnya membuatnya terdampar di pantai.

Mengapa Oarfish Bisa Mati dan Terdampar?

Meski belum ada kepastian mengenai penyebab utama fenomena ini, para ilmuwan terus meneliti faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kematian dan terdamparnya ikan oarfish. Tim dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) membawa spesimen yang ditemukan di California ke Southwest Fisheries Science Center untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Menurut Ben Frable, seorang ahli ikan dari Scripps Institution of Oceanography, ada kemungkinan bahwa perubahan kondisi laut berperan dalam fenomena ini.

“Kematian tiga ikan oarfish yang muncul ke permukaan mungkin berkaitan dengan perubahan kondisi laut dan peningkatan populasi ikan oarfish di perairan kita,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa fenomena ini bisa dikaitkan dengan pola iklim global seperti siklus El Niño dan La Niña, yang memengaruhi suhu dan arus laut. Namun, faktor lain seperti arus laut yang kuat juga dapat menyebabkan ikan ini terseret ke perairan dangkal, di mana mereka kesulitan kembali ke habitat aslinya di laut dalam.

Kesimpulan: Antara Mitos dan Fakta

Walaupun kisah-kisah tentang ikan oarfish sebagai “ikan kiamat” masih berkembang di berbagai budaya, penelitian ilmiah sejauh ini tidak menemukan bukti yang menghubungkan kemunculannya dengan gempa bumi atau tsunami. Sebaliknya, faktor kesehatan, perubahan ekosistem, dan kondisi laut diyakini sebagai alasan utama mengapa ikan ini sesekali muncul di perairan dangkal dan terdampar di pantai.

Terlepas dari mitos yang ada, keberadaan oarfish tetap menjadi fenomena menarik bagi dunia ilmiah. Studi lebih lanjut mengenai ikan laut dalam ini masih terus dilakukan untuk mengungkap lebih banyak tentang kehidupan dan peran ekologisnya di lautan.

Ciamis Dilanda Angin Kencang, 7 Bangunan Rusak Akibat Terjangan!

Ciamis, Jawa Barat – Angin kencang disertai hujan deras menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten Ciamis selama dua hari berturut-turut, menyebabkan puluhan rumah rusak serta satu warga terluka. Kejadian ini paling parah dirasakan di Dusun Karangmulya, Desa Langkapsari, Kecamatan Banjarsari, pada Jumat (7/2/2025) sore.

Bencana tersebut mengakibatkan enam rumah warga dan satu lumbung desa rusak akibat tertimpa pohon tumbang. Sementara itu, pada hari sebelumnya, sebanyak 16 rumah warga juga mengalami kerusakan akibat terjangan angin kencang.

Rumah Warga Rusak dan Satu Korban Luka-Luka

Kepala Pelaksana BPBD Ciamis, Ani Supiani, mengungkapkan bahwa angin kencang menyebabkan atap rumah warga beterbangan dan beberapa di antaranya roboh tertimpa pohon.

“Angin kencang terjadi di Desa Langkapsari, Kecamatan Banjarsari, menyapu atap rumah hingga beterbangan dan menimpa beberapa rumah warga,” ujarnya, Sabtu (8/2/2025).

Tak hanya merusak rumah, seorang warga mengalami luka-luka akibat tertimpa genting yang jatuh dari atap. Korban langsung mendapatkan pertolongan dan dilarikan ke Puskesmas setempat untuk perawatan lebih lanjut.

“Satu orang mengalami luka akibat tertimpa genting dan sudah mendapat penanganan medis di Puskesmas,” tambah Ani.

Kerusakan yang terjadi sebagian besar diakibatkan oleh pohon tumbang yang menimpa atap rumah, sementara beberapa atap lainnya tersapu angin hingga beterbangan.

“Total ada 6 rumah warga dan satu bangunan lumbung desa yang mengalami kerusakan akibat pohon tumbang,” jelasnya.

Evakuasi dan Penanganan Darurat

Setelah kejadian, petugas BPBD dibantu warga setempat langsung melakukan evakuasi dan pembersihan lokasi. Pohon-pohon yang tumbang mulai dipotong dan dipindahkan, sementara warga yang terdampak segera memperbaiki atap rumah mereka yang rusak.

“Saat ini tidak ada warga yang harus mengungsi. Namun, kami telah menyalurkan bantuan berupa sembako dan terpal untuk menutup atap rumah yang rusak,” terang Ani.

Selain di Desa Langkapsari, angin kencang juga melanda beberapa wilayah lain di Kabupaten Ciamis. Di Lingkungan Belender, Kelurahan Maleber, Kecamatan Ciamis, sebuah pohon besar tumbang hingga menimpa area pemakaman. Sementara itu, di Desa Kawasen, Kecamatan Banjarsari, sebuah pohon kelapa tumbang dan menimpa satu rumah warga.

Warga Diminta Waspada terhadap Cuaca Ekstrem

BPBD Ciamis mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih dapat terjadi dalam beberapa hari ke depan.

“Kami mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap perubahan cuaca yang tidak menentu. Jika terjadi hujan deras disertai angin kencang, sebaiknya menghindari berada di bawah pohon besar atau bangunan yang rentan roboh,” pungkasnya.

Fenomena angin kencang seperti ini kerap terjadi saat peralihan musim. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk selalu mengikuti perkembangan informasi cuaca dari pihak berwenang dan segera melapor jika terjadi kejadian darurat. 🚨

Pakar UGM Berikan Tips Bertahan Jika Terperangkap Rip Current dan Cara Mendeteksinya di Pantai

Gunungkidul – Sebuah tragedi terjadi di Pantai Drini, Gunungkidul, Yogyakarta, pada Selasa (28/1/2025), di mana empat siswa dari SMPN 7 Mojokerto, Jawa Timur, meninggal dunia setelah terseret arus laut yang dikenal dengan nama rip current. Sembilan siswa lainnya yang juga berada di lokasi yang sama berhasil selamat dari kejadian tersebut.

Mengenal Rip Current: Arus Laut Berbahaya Menurut Hendy Fatchurohman, seorang dosen dari Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi UGM, rip current adalah arus laut yang kuat dan sempit, bergerak tegak lurus dari pantai ke laut.

“Rip current terbentuk akibat pecahnya ombak dekat pantai yang menciptakan arus feeder yang kemudian mengalir ke laut membentuk saluran arus kuat,” jelas Hendy pada Jumat (31/1/2025).

Arus ini bisa mencapai kecepatan lebih dari 2 meter per detik, cukup untuk menarik seseorang, bahkan perenang yang terlatih sekalipun.

Faktor Penyebab Terbentuknya Rip Current Hendy menjelaskan bahwa rip current terbentuk karena dua faktor utama: dinamika ombak dan pasang surut, serta struktur dasar laut (bathymetry).

“Keberadaan pemecah ombak atau tebing juga berperan dalam memicu terbentuknya rip current, karena bisa memantulkan gelombang yang datang,” tambahnya.

Rip current bisa berada di satu tempat atau berpindah, tergantung pada kondisi dasar laut.

Ciri-Ciri Rip Current yang Harus Diperhatikan Bagi wisatawan yang berencana bermain air di pantai, mengetahui tanda-tanda rip current sangat penting untuk keselamatan. Hendy menjelaskan bahwa area laut yang tampak lebih tenang daripada sekitarnya, tanpa busa setelah gelombang pecah, bisa menjadi tanda adanya rip current.

“Air yang lebih tenang justru bisa menjadi jebakan, karena arus balik yang sangat kuat ada di bawah permukaan,” ujarnya.

Tim Hendy telah melakukan penelitian tentang rip current di Pantai Drini sejak 2020 dan pantai lainnya hingga 2023.

Cara Bertahan Jika Terjebak Rip Current Hendy mengingatkan bahwa jika seseorang terperangkap dalam rip current, mereka tidak seharusnya melawan arus dengan berenang langsung ke pantai, karena ini dapat menyebabkan kelelahan dan berisiko fatal.

“Usahakan untuk berenang ke arah samping (kanan atau kiri) agar bisa keluar dari jalur arus.”Jika bisa, biarkan tubuh terbawa arus hingga arus tersebut melemah, kemudian berenang kembali ke darat,” tuturnya.

Bagi yang tidak bisa berenang, sangat disarankan untuk tidak masuk terlalu jauh ke laut dan selalu mengikuti petunjuk dari petugas pantai.

Rip Current di Pantai Drini: Fenomena yang Dapat Diprediksi Penelitian Hendy dan timnya menunjukkan bahwa Pantai Drini memiliki rip current tipe tetap, yang muncul pada jam-jam tertentu ketika ombak cukup kuat untuk menciptakan arus tersebut.

“Rip current ini terjadi secara konsisten di tempat yang sama pada waktu tertentu, sehingga bisa diprediksi dan diwaspadai,” ujarnya.

Pentingnya Mitigasi dan Kesadaran Pengunjung Hendy menegaskan bahwa mitigasi risiko rip current memerlukan peran banyak pihak. Pemerintah sebaiknya memasang rambu peringatan dan memberikan edukasi tentang bahaya rip current kepada masyarakat.

Selain itu, pengelola pantai harus memastikan keselamatan pengunjung dengan menyediakan informasi tentang area rawan rip current dan menyiapkan petugas penjaga pantai yang siap siaga setiap saat.

Di sisi lain, pengunjung pantai juga dihimbau untuk mencari informasi terlebih dahulu sebelum berkunjung dan selalu mengikuti arahan petugas untuk menjaga keselamatan bersama.

Tragedi di Pantai Drini ini menjadi pengingat bahwa kewaspadaan terhadap bahaya rip current sangat penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.