Gunungkidul – Sebuah tragedi terjadi di Pantai Drini, Gunungkidul, Yogyakarta, pada Selasa (28/1/2025), di mana empat siswa dari SMPN 7 Mojokerto, Jawa Timur, meninggal dunia setelah terseret arus laut yang dikenal dengan nama rip current. Sembilan siswa lainnya yang juga berada di lokasi yang sama berhasil selamat dari kejadian tersebut.
Mengenal Rip Current: Arus Laut Berbahaya Menurut Hendy Fatchurohman, seorang dosen dari Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi UGM, rip current adalah arus laut yang kuat dan sempit, bergerak tegak lurus dari pantai ke laut.
“Rip current terbentuk akibat pecahnya ombak dekat pantai yang menciptakan arus feeder yang kemudian mengalir ke laut membentuk saluran arus kuat,” jelas Hendy pada Jumat (31/1/2025).
Arus ini bisa mencapai kecepatan lebih dari 2 meter per detik, cukup untuk menarik seseorang, bahkan perenang yang terlatih sekalipun.
Faktor Penyebab Terbentuknya Rip Current Hendy menjelaskan bahwa rip current terbentuk karena dua faktor utama: dinamika ombak dan pasang surut, serta struktur dasar laut (bathymetry).
“Keberadaan pemecah ombak atau tebing juga berperan dalam memicu terbentuknya rip current, karena bisa memantulkan gelombang yang datang,” tambahnya.
Rip current bisa berada di satu tempat atau berpindah, tergantung pada kondisi dasar laut.
Ciri-Ciri Rip Current yang Harus Diperhatikan Bagi wisatawan yang berencana bermain air di pantai, mengetahui tanda-tanda rip current sangat penting untuk keselamatan. Hendy menjelaskan bahwa area laut yang tampak lebih tenang daripada sekitarnya, tanpa busa setelah gelombang pecah, bisa menjadi tanda adanya rip current.
“Air yang lebih tenang justru bisa menjadi jebakan, karena arus balik yang sangat kuat ada di bawah permukaan,” ujarnya.
Tim Hendy telah melakukan penelitian tentang rip current di Pantai Drini sejak 2020 dan pantai lainnya hingga 2023.
Cara Bertahan Jika Terjebak Rip Current Hendy mengingatkan bahwa jika seseorang terperangkap dalam rip current, mereka tidak seharusnya melawan arus dengan berenang langsung ke pantai, karena ini dapat menyebabkan kelelahan dan berisiko fatal.
“Usahakan untuk berenang ke arah samping (kanan atau kiri) agar bisa keluar dari jalur arus.”Jika bisa, biarkan tubuh terbawa arus hingga arus tersebut melemah, kemudian berenang kembali ke darat,” tuturnya.
Bagi yang tidak bisa berenang, sangat disarankan untuk tidak masuk terlalu jauh ke laut dan selalu mengikuti petunjuk dari petugas pantai.
Rip Current di Pantai Drini: Fenomena yang Dapat Diprediksi Penelitian Hendy dan timnya menunjukkan bahwa Pantai Drini memiliki rip current tipe tetap, yang muncul pada jam-jam tertentu ketika ombak cukup kuat untuk menciptakan arus tersebut.
“Rip current ini terjadi secara konsisten di tempat yang sama pada waktu tertentu, sehingga bisa diprediksi dan diwaspadai,” ujarnya.
Pentingnya Mitigasi dan Kesadaran Pengunjung Hendy menegaskan bahwa mitigasi risiko rip current memerlukan peran banyak pihak. Pemerintah sebaiknya memasang rambu peringatan dan memberikan edukasi tentang bahaya rip current kepada masyarakat.
Selain itu, pengelola pantai harus memastikan keselamatan pengunjung dengan menyediakan informasi tentang area rawan rip current dan menyiapkan petugas penjaga pantai yang siap siaga setiap saat.
Di sisi lain, pengunjung pantai juga dihimbau untuk mencari informasi terlebih dahulu sebelum berkunjung dan selalu mengikuti arahan petugas untuk menjaga keselamatan bersama.
Tragedi di Pantai Drini ini menjadi pengingat bahwa kewaspadaan terhadap bahaya rip current sangat penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.