Polda Sumut Selidiki Kasus Remaja di Asahan yang Diduga Tewas Akibat Tendangan Polisi

Kasus kematian remaja bernama Pandu Brata Syahputra Siregar (18) di Asahan, Sumatera Utara, yang diduga akibat tindakan aparat kepolisian masih menjadi sorotan. Saat ini, Propam Polda Sumut telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah anggota polisi yang diduga terlibat. Namun, belum ada rincian lebih lanjut mengenai identitas mereka yang diperiksa.

“Ada beberapa personel yang sudah diperiksa. Namun, siapa yang terbukti bersalah atau tidak masih menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut,” ujar Kasubbid Penmas Polda Sumut, Kompol Siti Rohani Tampubolon, Senin (17/3/2025).

Siti tidak mengungkap jumlah pasti anggota polisi yang diperiksa. Ia hanya menegaskan bahwa pihaknya masih menunggu laporan lengkap dari Propam.

“Kita masih menunggu hasil pemeriksaan dari Propam,” tambahnya.

Dari informasi yang beredar, Polres Asahan telah menetapkan seorang tersangka terkait kematian Pandu. Namun, Kasi Humas Polres Asahan, Iptu Anwar Sanusi, belum memberikan keterangan lebih lanjut kepada publik.

“Masih menunggu pra-rekonstruksi di lapangan. Setelah itu, akan ada rilis resmi,” ungkapnya.

Kronologi Versi KontraS

KontraS Sumut mengungkapkan hasil investigasi terkait kematian Pandu. Menurut organisasi tersebut, mereka telah mengumpulkan berbagai informasi dari saksi, keluarga korban, dan tokoh masyarakat pada 14 Maret 2025.

“Tim kami telah melakukan investigasi dan observasi guna mendapatkan informasi yang lebih akurat. Kami telah mengumpulkan data, mewawancarai keluarga korban, serta berbicara dengan saksi dan masyarakat sekitar,” kata Staf Advokasi KontraS Sumut, Ady Yoga Kemit, di Medan, Senin (17/3/2025).

Pada Sabtu (8/3) sekitar pukul 22.00 WIB, Pandu bersama sembilan temannya sedang berkumpul di sebuah warung kopi di Jalan Durian. Setelah tengah malam, mereka memutuskan untuk pulang dan melewati Jalan Perdemuan, di mana sekelompok pemuda sedang melakukan lomba lari.

Sekitar pukul 00.30 WIB, sejumlah anggota polisi datang ke lokasi tersebut dan membubarkan kerumunan dengan melepaskan tembakan peringatan. Para pemuda langsung berlarian, termasuk Pandu dan empat temannya yang mencoba kabur menggunakan satu sepeda motor.

Polisi kemudian melakukan pengejaran dan menendang sepeda motor yang ditumpangi Pandu dan teman-temannya, mengakibatkan Pandu terjatuh dan tertabrak kendaraan petugas yang mengejarnya. Setelah kejadian itu, menurut KontraS, Pandu diduga menerima tendangan dari aparat hingga terdengar suara minta tolong dari warga sekitar.

Pandu lalu dilarikan ke Puskesmas Simpang Empat karena mengalami luka di pelipis yang harus dijahit. Selanjutnya, ia dibawa ke Polsek Simpang Empat dan menjalani tes urine sebanyak dua kali, di mana hasilnya dinyatakan positif narkoba oleh pihak kepolisian.

Saat berada di Polsek, Pandu sempat mencoba menghubungi keluarganya, tetapi tidak mendapat respons. Ia kemudian meminta temannya untuk menjemputnya karena mengeluh sakit di bagian perut.

Pada Minggu (9/3) sekitar pukul 10.00 WIB, Pandu akhirnya dijemput oleh keponakan dan temannya, lalu dibawa ke tempat kos. Di sana, ia menceritakan bahwa dirinya telah mengalami kekerasan oleh aparat.

Keesokan harinya, Senin (10/3), sekitar pukul 07.00 WIB, Pandu dibawa ke rumah sakit untuk berobat. Hasil rontgen menunjukkan adanya bercak darah di area ulu hati dan lambung, yang mengindikasikan pendarahan internal. Kondisinya semakin memburuk hingga akhirnya ia meninggal dunia pada pukul 16.30 WIB.

Polisi Berjanji Transparan

Polda Sumut menegaskan bahwa mereka akan mengusut kasus ini secara transparan. Plt Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Yudhi Surya Markus Pinem, menyatakan bahwa pihaknya akan mengawasi jalannya penyelidikan yang dilakukan oleh Polres Asahan.

“Kami telah menerima laporan mengenai kejadian ini dan memastikan bahwa proses penyelidikan akan diawasi dengan ketat,” ujar Yudhi pada Minggu (16/3).

Ia menambahkan bahwa apabila ditemukan adanya pelanggaran prosedur atau tindakan di luar kewenangan, pihaknya akan mengambil langkah hukum tegas sesuai aturan yang berlaku.

“Kami mengimbau masyarakat untuk bersabar dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *