Sukabumi dan Cianjur, Jawa Barat, masih berada dalam ancaman pergerakan tanah setelah bencana besar yang melanda wilayah tersebut pada awal Desember 2024. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), sejumlah lokasi di kedua daerah tersebut berpotensi mengalami pergerakan tanah lebih lanjut, yang dapat menyebabkan kerusakan lebih parah.
Tim dari PVMBG yang melakukan pemetaan di 42 titik yang terdampak pergerakan tanah menemukan bahwa fenomena tersebut kemungkinan akan terus berlanjut. Di Sukabumi, analisis terhadap 20 lokasi menunjukkan bahwa wilayah tersebut masih sangat rentan terhadap pergerakan tanah, bahkan rumah-rumah yang berada di area tersebut diprediksi akan mengalami kerusakan lebih lanjut akibat deformasi tanah yang terus terjadi. Sementara itu, di Cianjur, hasil analisis menunjukkan adanya pergerakan besar dan retakan yang sangat signifikan pada mahkota, sayap, dan ujung longsoran tanah.
Kepala PVMBG, Hadi Wijaya, menyarankan agar warga yang tinggal di daerah rawan pergerakan tanah segera direlokasi demi keselamatan. “Kami mendeteksi adanya potensi kerusakan yang dapat lebih parah, terutama jika curah hujan yang tinggi terus berlanjut,” ujar Hadi. Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa faktor utama yang memperburuk kondisi adalah curah hujan tinggi, kondisi geologi yang tidak stabil, serta kemiringan lereng yang terjal.
Sejak bencana pertama terjadi pada 3 Desember 2024, sebanyak 39 kecamatan di Sukabumi dan 15 kecamatan di Cianjur telah terdampak pergerakan tanah. Data dari BPBD Jabar menunjukkan bahwa ribuan warga dan rumah di kedua daerah tersebut mengalami kerusakan parah. Di Sukabumi, tercatat 3.333 warga terdampak, sementara di Cianjur, lebih dari 14.000 orang juga merasakan dampak serupa.
Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menekankan pentingnya tindakan cepat untuk mencegah jatuhnya korban lebih banyak. “Relokasi adalah langkah terbaik untuk menyelamatkan warga dari ancaman bencana lebih lanjut,” kata Bey. Ia juga menginstruksikan BPBD untuk segera mengevakuasi warga dari lokasi yang rawan terjadinya pergerakan tanah.
Dengan musim hujan yang diprediksi akan berlanjut hingga awal tahun, pergerakan tanah di Sukabumi dan Cianjur berpotensi meluas. Pemerintah setempat terus memantau kondisi ini dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk melakukan upaya mitigasi guna mengurangi dampak bencana yang dapat terjadi.