Jumlah korban jiwa akibat serangan udara Amerika Serikat di Yaman terus meningkat, dengan laporan terbaru dari Kementerian Kesehatan pemerintah Ansar Allah (Houthi) menyebutkan bahwa sedikitnya 53 orang tewas dan hampir 100 lainnya mengalami luka-luka. Di antara korban tewas, terdapat lima anak dan dua wanita, sementara sembilan anak serta sembilan wanita termasuk dalam daftar korban luka, menurut pernyataan juru bicara kementerian, Anis al-Asbahi, di platform X pada Senin (17/3).

Serangan tersebut terjadi setelah militer AS melancarkan 47 serangan udara yang menargetkan tujuh provinsi di Yaman, termasuk ibu kota Sanaa. Beberapa fasilitas milik kelompok Houthi di Sanaa dilaporkan mengalami kerusakan parah, dengan tiga rudal menghantam wilayah Al-Jraf, yang terletak di dekat kantor stasiun televisi milik negara. Laporan awal dari media Arab menyebutkan bahwa fasilitas yang menjadi sasaran serangan hancur total.

Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa dirinya telah menginstruksikan militer untuk melakukan serangan udara dengan tujuan melemahkan kekuatan Houthi. Dalam pernyataannya di Truth Social, Trump menegaskan bahwa langkah ini diambil guna melindungi kepentingan AS serta memastikan kebebasan navigasi di kawasan tersebut.

Ketegangan di Yaman terus meningkat seiring dengan eskalasi serangan yang melibatkan pasukan AS dan kelompok Houthi. Konflik ini menambah penderitaan bagi warga sipil yang telah lama menghadapi krisis kemanusiaan akibat perang berkepanjangan di negara tersebut.