Tag Archives: Berita Kriminal

Kronologi Penyerangan Remaja Di Jambi Oleh Diduga Geng Motor

Seorang remaja bernama Sulthon di Kota Jambi menjadi korban penyerangan yang diduga dilakukan oleh sekelompok geng motor. Insiden ini terjadi pada malam hari saat Sulthon sedang mengendarai sepeda motor di wilayah Kenali Asam Bawah. Penyerangan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat mengenai keamanan dan tindakan kekerasan yang semakin meningkat. Ini menunjukkan bahwa masalah geng motor masih menjadi isu serius yang perlu ditangani oleh pihak berwenang.

Kejadian bermula ketika Sulthon melintas di area tersebut dan tiba-tiba sekelompok orang tak dikenal melemparkan batu ke arah dirinya. Salah satu batu mengenai kepala Sulthon, menyebabkan dia terjatuh dari motornya dan mengalami luka serius. Para pelaku diduga merupakan anggota geng motor yang sering beroperasi di daerah tersebut. Ini mencerminkan betapa cepatnya situasi dapat berubah menjadi kekerasan, bahkan dalam aktivitas sehari-hari.

Setelah insiden tersebut, keluarga Sulthon merasa sangat khawatir dan marah atas tindakan brutal yang menimpa anak mereka. Masyarakat setempat juga menunjukkan kepedulian dengan mengadakan pertemuan untuk membahas langkah-langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang. Ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai menyadari pentingnya kolaborasi dalam menjaga keamanan lingkungan mereka.

Polisi setempat segera merespons laporan mengenai penyerangan ini dengan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Mereka berusaha mengidentifikasi para pelaku dan mencari saksi-saksi yang dapat memberikan informasi tambahan terkait kejadian tersebut. Tindakan ini mencerminkan komitmen pihak kepolisian untuk menindaklanjuti setiap laporan kekerasan dan meningkatkan keamanan di wilayah Jambi.

Insiden ini menjadi pengingat bagi masyarakat tentang pentingnya kesadaran akan keamanan pribadi, terutama bagi remaja yang sering beraktivitas di malam hari. Pihak berwenang mendorong warga untuk lebih berhati-hati dan melaporkan setiap aktivitas mencurigakan di lingkungan mereka. Ini menunjukkan bahwa pencegahan adalah kunci dalam mengurangi tingkat kejahatan dan kekerasan.

Dengan meningkatnya kasus penyerangan oleh geng motor, semua pihak kini diajak untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih aman. Kasus Sulthon adalah salah satu dari banyak contoh bagaimana kekerasan dapat merusak kehidupan individu dan komunitas. Ini menjadi momen penting bagi masyarakat, pemerintah, dan kepolisian untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah ini demi masa depan yang lebih baik dan aman bagi semua.

Pria Bekasi Ditangkap Karena Menjual Konten Pornografi di Telegram, Keuntungan Mencapai Jutaan Rupiah

Polda Metro Jaya baru-baru ini mengungkap jaringan distribusi konten pornografi ilegal yang melibatkan seorang pria berinisial RYS (29), warga Bekasi Barat, Kota Bekasi. Selama lebih dari setahun, RYS telah memanfaatkan platform pesan instan Telegram untuk menjual video pornografi, baik dewasa maupun anak-anak. Dalam setiap periode tiga bulan, ia berhasil menghasilkan keuntungan mencapai Rp1,5 juta.

Cara Kerja Pelaku Menjual Konten Pornografi

Kompol Alvin Pratama, Kasubdit III Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, menjelaskan bahwa RYS mengumpulkan keuntungan tersebut dengan menjual konten pornografi kepada anggota grup Telegram yang ia kelola. “Selama tiga bulan, ia berhasil mendapatkan sekitar Rp1,5 juta dari hasil penjualan konten tersebut, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,” terang Alvin dalam konferensi pers yang berlangsung pada Minggu, 12 Januari 2024.

RYS memperoleh konten-konten pornografi ini dengan cara mengakses berbagai akun media sosial publik, mengunduh video dan gambar, kemudian mengemasnya untuk dijual. “Dia memanfaatkan platform sosial media publik untuk mengambil konten yang kemudian disebarkan ke grup yang dikelolanya,” tambah Alvin.

Grup Telegram yang Dikelola Tersangka

Dalam menjalankan aksinya, RYS mengelola beberapa grup Telegram dengan anggota yang terus berkembang. Meski saat ini anggota aktif berjumlah sekitar 100 orang, sebelumnya jumlah anggota mencapai ratusan orang. “Anggota grup dikenakan biaya berlangganan antara Rp10.000 hingga Rp15.000 setiap tiga bulan untuk mendapatkan akses tak terbatas ke konten yang telah disiapkan pelaku,” ungkap Kombes Roberto Pasaribu, Direktur Reserse Siber Polda Metro Jaya.

Selama masa langganan, anggota dapat mengakses berbagai konten yang terus diperbarui setiap tiga bulan. Ini memberikan keuntungan tambahan bagi pelaku, yang terus menarik anggota baru.

Penemuan Konten Pornografi dalam Jumlah Besar

Penyidik Polda Metro Jaya berhasil menemukan sejumlah besar konten pornografi yang disimpan dalam perangkat digital milik tersangka. “Kami menyita 1.237 konten yang terdiri dari 140 video dan lebih dari 500 gambar. Banyak di antaranya menunjukkan anak-anak yang diperkirakan berusia antara 5 hingga 12 tahun,” ujar Roberto. Selain itu, penyidik juga menemukan berbagai video dan gambar pornografi dewasa yang dijual oleh pelaku.

Proses Hukum dan Penyidikan Lanjutan

Saat ini, RYS telah ditetapkan sebagai tersangka utama dalam kasus ini dan ditahan untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. Dia dijerat dengan Pasal 45 ayat (1) juncto Pasal 27 ayat (1) UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) serta Pasal 4 ayat (1) juncto Pasal 29 UU Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi.

Proses penyelidikan masih terus berjalan, dan Polda Metro Jaya berkomitmen untuk mengungkap lebih jauh jaringan distribusi konten pornografi ilegal ini. Pihak kepolisian berjanji akan terus bekerja keras untuk menegakkan hukum dan memberikan hukuman yang setimpal bagi pelaku kejahatan dunia maya semacam ini.

Proses Ekshumasi Dimulai, Polda Jateng Terus Dalami Kasus Penganiayaan yang Diduga Melibatkan Polisi

Kematian Darso (43), seorang pria asal Gilisari, Purwosari, Mijen, Kota Semarang, yang sebelumnya penuh misteri, kini memasuki babak baru dalam proses penyelidikan. Polda Jawa Tengah mengonfirmasi bahwa mereka akan melakukan ekshumasi terhadap jenazah Darso pada Senin, 15 Januari 2025. Langkah ini diambil untuk mendalami dugaan penganiayaan yang mengarah pada kematiannya. Dalam perkembangan terbaru, aparat kepolisian dari Satuan Lalu Lintas Polresta Yogyakarta juga disebut-sebut terlibat dalam peristiwa tersebut.

Ekshumasi Tindak Lanjut Penyidikan

Menurut Kombes Pol Dwi Subagio, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng, pihak keluarga Darso telah memberikan izin untuk melaksanakan ekshumasi terhadap jenazah almarhum. Hal ini bertujuan untuk memperjelas penyebab kematian Darso melalui proses autopsi. Kombes Dwi menyatakan, “Kami telah mendapat persetujuan dari keluarga untuk melakukan ekshumasi. Kami berharap otopsi dapat mengungkapkan penyebab pasti kematian almarhum.” Ekshumasi direncanakan akan berlangsung pada Senin mendatang, 15 Januari 2025.

Penyelidikan yang Terus Berjalan

Meski ekshumasi telah dijadwalkan, penyelidikan terhadap kematian Darso masih berlangsung. Pihak kepolisian telah memanggil beberapa saksi yang diduga mengetahui insiden penganiayaan tersebut. Namun, hingga kini, pelaku yang diduga bertanggung jawab atas kekerasan yang menyebabkan kematian Darso masih belum berhasil ditangkap. Kombes Dwi menambahkan, “Kami terus mendalami kasus ini. Saksi-saksi yang ada sudah diperiksa dan kami akan terus menggali informasi lebih dalam.”

Kombes Pol Artanto, Kabidhumas Polda Jateng, menegaskan bahwa laporan yang disampaikan oleh pihak keluarga Darso telah diproses secara serius oleh kepolisian. “Laporan sudah kami terima dan laporan polisi telah dibuat untuk kelanjutan penyelidikan yang transparan,” kata Artanto.

Cerita Istri Korban yang Mengharukan

Poniyem, istri dari almarhum Darso, mengungkapkan bahwa sebelum peristiwa tragis itu terjadi, suaminya dijemput oleh sekelompok orang yang diduga merupakan aparat kepolisian. Poniyem juga menceritakan bahwa pihak keluarga sempat menerima uang sejumlah Rp25 juta dari pelaku yang terlibat sebagai kompensasi. Namun, Poniyem tetap yakin bahwa penganiayaan merupakan penyebab utama kematian suaminya. “Suami saya sempat menceritakan bahwa ia dipukuli oleh orang-orang yang datang menjemputnya. Saya melihat luka di kepala dan pipinya. Itu yang membuat saya yakin, penganiayaan yang dialaminya adalah penyebab kematiannya,” ungkap Poniyem dengan air mata yang masih menyertai ceritanya.

Keluarga dan Masyarakat Menunggu Kebenaran

Kematian Darso yang penuh dengan tanda tanya ini kini menjadi sorotan publik. Kasus yang melibatkan oknum kepolisian ini menambah keprihatinan banyak pihak. Keluarga dan masyarakat berharap agar penyelidikan dapat mengungkapkan pelaku di balik kematian Darso, dan keadilan dapat ditegakkan. Dengan ekshumasi yang dijadwalkan pada 15 Januari mendatang, diharapkan hasil autopsi dapat memberikan jawaban atas misteri ini.

Polda Jawa Tengah berkomitmen untuk menyelesaikan kasus ini dan mencari keadilan bagi korban serta keluarga yang ditinggalkan. Semua pihak menantikan terungkapnya kebenaran dari penyelidikan yang sedang berlangsung.

Kematian Misterius Sandy Permana: Polisi Gali Informasi Mengenai Orang yang Terakhir Bertemu dengan Aktor Ini

Dunia hiburan Tanah Air diguncang dengan berita kematian tragis aktor Sandy Permana. Sandy, yang dikenal lewat perannya dalam sinetron populer “Mak Lampir”, ditemukan dalam keadaan mengenaskan di Perum Cibarusah Jaya, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, pada Minggu pagi, 12 Januari 2025.

Kronologi Kejadian yang Menegangkan

Menurut penjelasan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, kejadian bermula sekitar pukul 07.00 WIB. Saat itu, Sandy diketahui mengendarai sepeda motor listrik dan menuju sebuah danau di daerah tersebut untuk bertemu dengan seseorang. Namun, hingga kini, identitas orang yang ditemui Sandy dan pembicaraan mereka tetap menjadi misteri.

“Sandy sempat pergi ke danau untuk bertemu seseorang. Namun, kami belum bisa memastikan lebih jauh tentang apa yang dibicarakan selama pertemuan itu,” ujar Kombes Ade Ary dalam keterangan persnya pada Senin, 13 Januari 2025.

Setelah meninggalkan danau, Sandy melanjutkan perjalanannya menuju rumah seorang teman yang berinisial LA. Namun, kondisi fisiknya sudah sangat mengenaskan. Tubuhnya terjatuh berlumuran darah di depan rumah temannya sebelum sempat masuk ke dalam rumah.

Upaya Pertolongan yang Tidak Berhasil

Warga yang melihat kejadian tersebut langsung bergegas membawa Sandy ke rumah sakit terdekat. Namun sayang, nyawanya tidak tertolong. Sandy dinyatakan meninggal dunia setelah tiba di rumah sakit. Pihak kepolisian segera menerima laporan tentang insiden tersebut, dan jenazah korban pun dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk dilakukan autopsi.

Penemuan yang Mengejutkan Warga Setempat

Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bekasi, mengungkapkan bahwa Sandy ditemukan pertama kali oleh warga setempat dalam kondisi mengenaskan. “Sandy Permana ditemukan tergeletak bersimbah darah di sekitar lokasi. Warga yang mengenalnya langsung melaporkan kejadian ini ke polisi,” ungkapnya.

Saat ini, penyelidikan terkait kasus ini sedang dilakukan oleh Polsek Cibarusah. Polisi tengah berusaha mengungkap fakta-fakta yang ada untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyebab kematian Sandy Permana. Motif di balik peristiwa ini masih menjadi pertanyaan besar.

Publik Menanti Jawaban dari Polisi

Kematian Sandy menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan publik, terutama mengenai siapa sosok yang ia temui di danau sebelum tragedi tersebut terjadi. Banyak yang berharap penyelidikan polisi dapat segera mengungkap apa yang sesungguhnya terjadi dan memberikan keadilan bagi aktor yang dikenal lewat berbagai peran ini.

Peristiwa ini juga menjadi pengingat bahwa ancaman terhadap keselamatan pribadi bisa menimpa siapa saja, tak terkecuali publik figur seperti Sandy Permana. Semoga proses penyelidikan berjalan lancar dan kejadian ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak yang terlibat.

Remaja Duel di Palabuhanratu Berakhir Tragis, Polisi Tangkap Pelaku Pembacokan

Polisi dari Polres Sukabumi berhasil menangkap seorang remaja berinisial R (17) yang diduga terlibat dalam kasus pembacokan terhadap temannya, D (16), di kawasan Palabuhanratu. Insiden ini menjadi sorotan masyarakat karena terjadi dalam konteks duel satu lawan satu yang sebelumnya telah disepakati oleh kedua pihak.

Perselisihan antara R dan D berawal dari konflik yang tidak dapat diselesaikan secara damai. Keduanya memutuskan untuk menyelesaikan masalah mereka melalui adu fisik. Namun, duel tersebut berubah menjadi insiden tragis ketika R menggunakan senjata tajam, menyebabkan D mengalami luka serius. Peristiwa ini mengingatkan bahwa meskipun duel sering dianggap sebagai jalan pintas untuk menyelesaikan konflik, risiko yang ditimbulkan bisa berujung fatal.

Kejadian pembacokan tersebut berlangsung pada malam hari di lokasi terpencil dekat pantai Palabuhanratu. Berdasarkan keterangan saksi, duel awalnya berjalan sesuai kesepakatan, namun saat emosi memuncak, R mengeluarkan senjata tajam dan menyerang D. Akibatnya, D menderita luka berat di bagian perut dan harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Peristiwa ini menunjukkan betapa cepatnya situasi dapat berubah dari konflik biasa menjadi tindak pidana serius.

Setelah menerima laporan mengenai insiden tersebut, pihak kepolisian segera bergerak melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap R di rumahnya sehari setelah kejadian. Kapolres Sukabumi, AKBP Samian, menegaskan bahwa pelaku akan dikenakan pasal-pasal terkait penganiayaan berat. Langkah ini menunjukkan keseriusan pihak kepolisian dalam menegakkan hukum dan mencegah kekerasan di kalangan anak muda.

Kasus ini tidak hanya berdampak pada korban dan pelaku, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat. Banyak orang tua mulai waspada terhadap keselamatan anak-anak mereka serta potensi munculnya kekerasan di lingkungan remaja. Kejadian ini menekankan pentingnya memberikan pendidikan tentang cara menyelesaikan konflik tanpa kekerasan dan dampak buruk dari tindakan agresif di kalangan generasi muda.

Dengan tertangkapnya pelaku dan terungkapnya latar belakang insiden ini, masyarakat diajak untuk lebih memahami pentingnya pendidikan resolusi konflik bagi anak-anak dan remaja. Kejadian ini menjadi pengingat bahwa kekerasan bukanlah solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi generasi muda. Upaya bersama dalam meningkatkan kesadaran serta memberikan edukasi tentang solusi damai diharapkan dapat mencegah terjadinya insiden serupa di masa depan.

Polisi Tangkap Pembacok Remaja Di Palabuhanratu, Motif Duel 1 Vs 1 Terungkap

Aparat kepolisian dari Polres Sukabumi berhasil menangkap seorang remaja berinisial R (17) yang diduga melakukan pembacokan terhadap temannya, D (16), di Palabuhanratu. Kasus ini menarik perhatian publik karena terjadi dalam konteks duel satu lawan satu yang disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak.

Duel antara R dan D dilatarbelakangi oleh perselisihan yang tidak dapat diselesaikan secara damai. Kedua remaja tersebut sepakat untuk menyelesaikan masalah mereka melalui pertarungan fisik. Namun, situasi berubah tragis ketika R menggunakan senjata tajam dalam duel tersebut, mengakibatkan D mengalami luka parah. Ini menunjukkan bahwa meskipun duel dianggap sebagai cara untuk menyelesaikan konflik, risiko yang terlibat dapat berujung pada konsekuensi fatal.

Peristiwa pembacokan terjadi pada malam hari di area sepi dekat pantai Palabuhanratu. Menurut saksi mata, pertarungan awalnya berlangsung dengan adil, tetapi saat emosi memuncak, R mengambil pisau dan menyerang D. Akibat serangan tersebut, D mengalami luka serius di bagian perut dan segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Ini mencerminkan betapa cepatnya situasi dapat berubah dari pertarungan biasa menjadi tindakan kriminal yang serius.

Setelah menerima laporan mengenai insiden tersebut, polisi segera melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap R di kediamannya sehari setelah kejadian. Kapolres Sukabumi, AKBP Samian, menyatakan bahwa pihaknya akan menindak tegas pelaku dengan menerapkan pasal-pasal terkait penganiayaan berat. Ini menunjukkan bahwa kepolisian berkomitmen untuk menegakkan hukum dan mencegah tindakan kekerasan di kalangan remaja.

Kasus ini tidak hanya berdampak pada korban dan pelaku, tetapi juga pada masyarakat setempat. Banyak orang tua mulai khawatir tentang keselamatan anak-anak mereka dan potensi kekerasan di lingkungan remaja. Situasi ini menyoroti perlunya pendidikan tentang resolusi konflik yang lebih baik dan dampak negatif dari kekerasan di kalangan generasi muda. Ini menunjukkan bahwa masyarakat perlu lebih aktif dalam mendidik anak-anak tentang cara menyelesaikan konflik tanpa kekerasan.

Dengan tertangkapnya pelaku dan terungkapnya motif di balik pembacokan ini, semua pihak kini diajak untuk merenungkan kembali pentingnya pendidikan mengenai resolusi konflik di kalangan remaja. Kasus ini menjadi pengingat bahwa kekerasan bukanlah solusi untuk menyelesaikan masalah, dan upaya bersama diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi generasi muda. Keberhasilan dalam mengurangi insiden serupa akan sangat bergantung pada kesadaran dan tindakan proaktif dari masyarakat dan pemerintah.

Ketegangan di Danau Toba: Penyedia Jetski Ancam Bunuh Kompetitor karena Selisih Paham

Kasus kekerasan yang melibatkan dua penyedia layanan jetski di Danau Toba telah menggemparkan publik. Peristiwa yang terjadi pada 6 Januari 2025 tersebut melibatkan seorang pria berinisial JR yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka setelah menyerang seorang pria lainnya berinisial MS. Insiden ini dipicu oleh perbedaan pendapat antara kedua pihak terkait pengelolaan layanan jetski di kawasan tersebut.

Peristiwa ini pertama kali menjadi perhatian publik setelah sebuah video yang merekam kejadian tersebut viral di media sosial. Dalam video yang berdurasi beberapa detik itu, tampak seorang pria mengenakan kacamata menaiki jetski dan mendekati pria lain yang memakai topi. Tanpa diduga, pria berkacamata itu langsung melayangkan pukulan ke kepala korban, disertai ancaman mengerikan, termasuk ancaman pembunuhan yang terdengar jelas dalam rekaman.

“Pamate ma ho di son? (Ku bunuh kau di sini?),” terdengar jelas suara pelaku dalam video tersebut, memicu kekhawatiran banyak pihak.

Setelah menerima laporan dari masyarakat, polisi segera bergerak cepat untuk menyelidiki kejadian ini. Insiden ini dilaporkan ke Polsek Simanindo dan kemudian diteruskan ke Polres Samosir. Dalam waktu singkat, pihak kepolisian berhasil menangkap JR di tempat kerjanya dan menetapkannya sebagai tersangka.

Kasat Reskrim Polres Samosir, AKP Edward Sidauruk, menyampaikan bahwa peristiwa ini terjadi di perairan Danau Toba, tepatnya di Kelurahan Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, pada pagi hari sekitar pukul 09.28 WIB. JR dikabarkan memukul korban di beberapa bagian tubuh, termasuk kepala, bibir, telinga, dan bahkan mencekik lehernya. Akibat kekerasan tersebut, MS mengalami luka serius, seperti pembengkakan di rahang dan kepala, kesulitan membuka mulut, serta rasa sakit di telinga.

Menurut pihak kepolisian, peristiwa ini dipicu oleh perselisihan terkait pengelolaan layanan jetski di kawasan wisata Danau Toba. Namun, pihak berwajib masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk menggali motif yang lebih mendalam dari kejadian tersebut. “Kami masih mendalami lebih lanjut soal motifnya. Yang pasti, ini terkait perselisihan dalam pengelolaan jetski di Danau Toba,” ujar AKP Edward.

Selain itu, polisi juga telah menyita dua unit jetski yang digunakan oleh pelaku dan korban selama kejadian. Peristiwa ini menjadi sorotan karena melibatkan dua operator jetski yang semestinya bekerja sama untuk memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan di Danau Toba. Pihak berwajib kini tengah melanjutkan proses penyidikan untuk memastikan alasan di balik insiden ini dan untuk menuntut pelaku atas tindakannya.

Polisi Kejar Pengemudi Ojek Online yang Diduga Perkosa WNA Tiongkok di Bali

Polisi sedang memburu seorang pengemudi ojek online yang diduga terlibat dalam kasus kekerasan seksual terhadap seorang wanita asal Tiongkok di Bali. Pihak Kepolisian Daerah Bali, melalui Unit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum, masih melakukan upaya pengejaran terhadap pelaku.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali, Kombes Jansen Avitus Panjaitan, mengonfirmasi bahwa tim dari Unit Jatanras sedang bekerja keras mengejar terduga pelaku yang diduga merupakan sopir ojek online. “Kami masih berupaya mencari pelaku yang kami duga adalah pengemudi ojek online,” ungkap Kombes Jansen, pada hari Selasa (7/1) di Denpasar.

Peristiwa ini terjadi pada 1 Januari 2025 sekitar pukul 01.20 WITA, di mana korban, seorang wanita berusia 33 tahun asal Tiongkok yang tengah berlibur di Bali, dilaporkan menjadi korban pemerkosaan. Korban, yang menginap di Villa Casa de Kayla, Tumbak Bayuh, Mengwi, Badung, bersama enam temannya, sebelumnya merayakan malam pergantian tahun di acara KAYA (Magic New Year’s Eve) yang diselenggarakan di Utilis Warung, Nyangnyang Beach, Uluwatu.

Setelah acara selesai, korban dan enam temannya memutuskan untuk pulang ke tempat penginapan mereka. Empat temannya memilih kembali ke Salt Villa Ungasan, sementara korban dan dua temannya memutuskan untuk menunggu kendaraan menuju tempat menginap di Villa Casa de Kayla. Korban kemudian berjalan kaki sambil mencari transportasi.

Tak lama setelah itu, korban melihat sepeda motor dengan pengemudi yang mengenakan jaket dan helm hijau. Namun, korban tidak bisa memastikan apakah ada tulisan di jaket tersebut. Melihat pengemudi yang baru saja menurunkan dua penumpang warga negara asing, korban merasa aman dan menerima tawaran pengemudi untuk naik sepeda motor tersebut. Pengemudi lantas mengajak korban untuk naik motor dan mereka mulai berjalan menuju tujuan yang disampaikan oleh korban.

Namun, saat perjalanan berlangsung, korban merasa ada yang tidak beres karena arah yang ditempuh pengemudi tampak tidak sesuai dengan jalan menuju vila mereka. Korban berusaha menghubungi temannya untuk mengonfirmasi hal tersebut, tetapi pengemudi tiba-tiba berhenti dan merampas ponsel korban dengan paksa. Selanjutnya, pelaku melakukan kekerasan terhadap korban dan memperkosa wanita tersebut.

Korban yang mengalami luka lecet di tubuhnya akibat kekerasan tersebut kemudian melaporkan kejadian tersebut ke SPKT Polda Bali. Berdasarkan laporan dan keterangan korban, tim dari Unit Jatanras terus melakukan pengejaran terhadap pelaku yang diduga adalah pengemudi ojek online.

Kepolisian masih berupaya keras untuk menangkap pelaku dan menyelidiki lebih lanjut kejadian ini.

Polisi Tangkap Perampok Pasutri Tol Jakut, Kini Tampil Lesu dan Tak Lagi Menakutkan

Jakarta – Polisi akhirnya menangkap Ali Sanda, pria yang terlibat dalam aksi perampokan terhadap pasangan suami istri (pasutri) di Tol Akses Tanjung Priok, Jakarta Utara. Penangkapan ini terjadi setelah Sanda berhasil diidentifikasi sebagai salah satu pelaku utama dalam perampokan yang terjadi pada Jumat sore, 3 Januari 2025.

Setelah ditangkap, Ali Sanda tampil berbeda dari sosoknya saat melakukan kejahatan. Ia terlihat mengenakan baju tahanan berwarna oranye dan masker yang menutupi wajahnya. Tangan Sanda juga tampak diborgol, mencerminkan perubahan drastis dari penampilannya yang sebelumnya tampak sangar saat beraksi. “Sudah ditetapkan sebagai tersangka,” kata Kombes Ahmad Fuady, Kapolres Metro Jakarta Utara, saat dihubungi oleh detikcom.

Perampokan yang Menegangkan

Peristiwa perampokan ini terjadi saat pasangan suami istri terjebak dalam kemacetan di Tol Akses Tanjung Priok. Dalam situasi yang tegang tersebut, enam orang pelaku mendekati mobil korban, mengacungkan senjata tajam, dan mengadang kendaraan tersebut. “Mereka langsung menyerang istri korban dari samping mobil,” ungkap Kombes Ade Ary Syam Indradi.

Keenam pelaku tersebut kemudian melarikan diri setelah berhasil membawa kabur ponsel milik korban. Dalam kejadian ini, korban mengalami kerugian sebesar Rp 1,5 juta akibat kehilangan barang berharga dan mengalami luka lecet pada jari telunjuk tangan kanan. Meski demikian, polisi masih mendalami kasus ini dan tengah mencari pelaku lainnya yang diduga terlibat dalam aksi perampokan ini.

Komplotan Perampok Beraksi di Lokasi Lain

Selain perampokan yang menimpa pasangan suami istri, pada saat yang bersamaan, komplotan yang sama juga melakukan aksi serupa terhadap seorang pengendara mobil yang hendak keluar tol. Dalam kejadian ini, salah seorang pelaku meminta uang secara paksa dari korban. Tak lama kemudian, tiga pelaku lainnya datang membawa senjata tajam, memaksa korban untuk menyerahkan tas berisi barang berharga.

“Korban mengalami luka robek di punggung sebelah kanan akibat bacokan pelaku,” jelas Kombes Ade Ary. Beruntung, korban yang menggunakan mobil Grandmax tersebut tidak mengalami luka serius, meskipun tas miliknya berhasil dirampas bersama sejumlah data pribadi dan kendaraan.

Polisi Lanjutkan Pencarian

Polisi telah menetapkan Ali Sanda sebagai tersangka dan langsung menahannya di Rutan Polres Metro Jakarta Utara. Meskipun demikian, pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memburu sisa komplotan yang terlibat dalam aksi perampokan ini. “Kami masih mengembangkan kasus ini dan memburu pelaku lain yang terlibat,” tambah Kombes Fuady.

Kasus perampokan ini menjadi perhatian publik, mengingat kejadian terjadi di lokasi yang ramai dan mengundang kekhawatiran akan meningkatnya tindak kejahatan di jalan raya. Polisi berjanji akan terus bekerja keras untuk menangkap pelaku lainnya dan mengungkap jaringan kriminal di balik perampokan ini.

Kasus Penembakan Bos Rental Mobil, Propam Periksa Kapolsek Cinangka

Jakarta – Sebuah peristiwa tragis terjadi di Rest Area km 45 Tol Tangerang-Merak, yang melibatkan penembakan terhadap seorang pria berinisial IA (48), yang diketahui merupakan bos rental mobil. Ia tewas setelah ditembak di bagian dada, sementara seorang lainnya, R (59), terluka di bagian bahu. Peristiwa ini terjadi pada pagi hari, sekitar pukul 04.30 WIB, pada Kamis (2/1) dan menjadi sorotan publik setelah diketahui bahwa korban sempat meminta pendampingan ke Polsek Cinangka sebelum kejadian.

Kapolres Cilegon AKBP Kemas Indra Natanegara mengonfirmasi bahwa pihaknya tengah melakukan pemeriksaan terhadap empat anggota Polsek Cinangka, termasuk Kapolsek AKP Asep Iwan, terkait dengan kejadian tersebut. “Sementara ini, yang diperiksa ada empat orang, termasuk Kapolsek,” ujar Kemas saat dihubungi, Jumat (3/1). Meskipun dia belum merinci siapa saja yang terperiksa, klarifikasi dari Polres Cilegon menegaskan bahwa peran mereka sedang diselidiki oleh Propam Polres Cilegon.

Peristiwa tersebut dimulai ketika korban IA dan dua rekannya mendatangi Polsek Cinangka sekitar pukul 01.00 dini hari, meminta bantuan pengawalan untuk mengamankan kendaraan. Namun, saat polisi menanyakan kelengkapan surat-surat kendaraan, mereka mengaku berasal dari leasing dan menolak menunjukkan dokumen yang diminta. Kapolsek AKP Asep Iwan menjelaskan bahwa situasi tersebut membuat petugas merasa was-was, karena tidak ada bukti lengkap yang diserahkan, sehingga petugas memutuskan untuk hati-hati dan tidak mengambil langkah gegabah.

“Iya, mereka tidak menunjukkan surat-surat kendaraan atau identitas lainnya, yang membuat anggota kami bertanya-tanya. Setelah itu, saya memutuskan untuk meminta anggota berhati-hati dan mengikuti prosedur sesuai SOP yang ada,” ujar Kapolsek Cinangka.

Meski begitu, IA dan dua rekannya melanjutkan perjalanan dan akhirnya berada di Tol Tangerang-Merak, di mana kejadian penembakan terjadi. Polisi menemukan sejumlah selongsong peluru kaliber 9mm serta mobil Brio Kuning di lokasi kejadian. Hingga kini, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap motif penembakan dan hubungan korban dengan para pelaku.

Peristiwa ini juga mendapat perhatian khusus dari Kapolresta Tangerang, Kombes Baktiar Joko Mujiono, yang langsung turun ke lokasi kejadian bersama Kasat Reskrim Kompol Arief Nazarudin untuk melakukan olah TKP. Mereka turut mengamankan barang bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara.

Penyelidikan atas insiden ini sedang berlangsung, dan kepolisian berkomitmen untuk mengungkap kasus ini secara transparan, sementara empat anggota Polsek Cinangka akan terus diperiksa sebagai bagian dari proses investigasi.