Tag Archives: Kejahatan Seksual

https://truereligionjeansoutlet.net

Pelaku Pencabulan di Tebet Masih Berkeliaran, Ayah Korban Kecewa

Abdurrahman, ayah dari SK (8), mengungkapkan bahwa pria berinisial S, yang diduga melakukan tindakan pencabulan terhadap anaknya, sering memberikan uang dan menggendong korban sebelum kejadian. Menurutnya, S yang tinggal di kontrakan dekat rumah mereka telah beberapa kali memberi uang Rp10 ribu kepada SK sejak tiga bulan lalu, bahkan sebelum bulan puasa. Saat ditanya alasan menerima uang tersebut, sang anak mengaku uang itu diberikan begitu saja tanpa alasan khusus.

Kecurigaan mulai muncul sejak satu bulan sebelum puasa, ketika orang tua melihat adanya pola pemberian uang yang berulang. Selain itu, pelaku juga sering menggendong korban, yang semakin memperkuat dugaan bahwa ada sesuatu yang tidak wajar. Kejadian pencabulan sendiri diduga terjadi saat SK pulang dari salat subuh pada 5 Maret 2025. Korban bertemu dengan pelaku, lalu ditarik ke sela dua mobil yang minim penerangan.

Ketika ditanya oleh warga setempat, S mengaku sedang berolahraga pagi dan tidak sengaja menyentuh korban. Namun, Abdurrahman menyayangkan hingga kini pelaku masih berkeliaran dan menjalani aktivitas seperti biasa. Polisi saat ini sedang menyelidiki kasus tersebut dengan mengacu pada laporan bernomor LP/B/778/III/2025/SPKT/Polres Metro Jaksel/Polda Metro Jaya. Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Nurma Dewi, mengingatkan para orang tua agar selalu mengawasi anak-anak mereka dan waspada terhadap lingkungan sekitar. Pelaku terancam dijerat Pasal 76E Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 yang mengatur tindak pidana membujuk anak untuk melakukan perbuatan cabul.

Kasus Dugaan Pencabulan di Bukit Duri, Polisi Selidiki Pelaku

Pihak kepolisian tengah menyelidiki kasus dugaan pencabulan terhadap seorang anak berusia 8 tahun berinisial SK yang terjadi di kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Dugaan ini muncul setelah adanya laporan yang menyebutkan seorang pria berinisial S melakukan tindakan tidak senonoh terhadap korban.

Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Nurma Dewi, mengonfirmasi bahwa kasus ini telah dilaporkan oleh ibu korban. Kejadian bermula setelah korban pulang dari sholat subuh dan kembali ke rumah neneknya, tempat di mana pelaku S juga tinggal sebagai penyewa. Saat kejadian berlangsung, orang tua korban tidak berada di rumah. Insiden ini terjadi pada Rabu, 5 Maret 2025, sekitar pukul 05.00 WIB.

Pihak kepolisian masih mendalami motif dan modus yang dilakukan oleh pelaku. Sejumlah saksi yang mengetahui kejadian akan segera dimintai keterangan, termasuk pelaku yang telah dilaporkan. Selain itu, visum terhadap korban sudah dilakukan, tetapi hasilnya tidak dapat dipublikasikan karena masih dalam proses penyelidikan oleh penyidik.

Dalam kasus ini, polisi mengingatkan para orang tua agar lebih waspada dan selalu menjaga anak-anak mereka dari potensi kejahatan serupa. Laporan atas kasus ini telah didaftarkan dengan nomor LP/B/778/III/2025/SPKT/Polres Metro Jaksel/Polda Metro Jaya pada 5 Maret 2025. Pelaku dijerat dengan Pasal 76E Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 yang mengatur tentang tindak pidana membujuk anak untuk melakukan perbuatan cabul.

Kasus Pelecehan di SMK PGRI 5 Kalideres, DPRD DKI Desak Pengusutan Tuntas

Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta, Justin Adrian Untayana, mendesak Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk segera menuntaskan kasus dugaan pelecehan seksual yang terjadi di SMK PGRI 5 Kalideres, Jakarta Barat. Ia menegaskan bahwa kejadian ini sangat disayangkan karena telah menyebabkan trauma bagi para korban. Justin mengaku menerima laporan bahwa pelecehan tersebut diduga menimpa 40 siswi, sehingga ia menilai kasus ini harus menjadi perhatian serius pemerintah.

Menurutnya, Dinas Pendidikan dan pihak sekolah terkesan lambat dalam menangani kasus ini. Ia menekankan bahwa pelecehan seksual tidak dapat ditoleransi dan harus segera diusut agar korban mendapatkan keadilan. Selain itu, ia meminta pihak sekolah bersikap kooperatif dalam membantu aparat penegak hukum mengusut kasus ini serta memastikan pelaku mendapat hukuman yang setimpal. Justin menegaskan bahwa siapa pun pelakunya, mereka tetap harus diproses secara hukum, karena pelecehan dalam bentuk apa pun adalah kejahatan yang harus ditindak tegas.

Ia juga memastikan bahwa Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta akan mengawal jalannya proses hukum terhadap kasus ini. Menurutnya, meskipun hanya ada satu korban yang melapor, hal tersebut tetap tidak bisa diabaikan dan para pelaku harus tetap ditindak sesuai aturan hukum yang berlaku. Sementara itu, Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Barat telah melakukan evaluasi bersama Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP), Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK), serta kepolisian. Kepala Sudindik Wilayah I Jakbar, Diding Wahyudin, menyebutkan bahwa pihaknya telah memanggil orang tua, siswa, serta guru yang diduga sebagai pelaku. Oknum guru yang terlibat telah mengundurkan diri dari sekolah setelah membuat surat pernyataan, namun proses hukum terhadapnya tetap harus berjalan guna memberikan keadilan bagi para korban.

Mengungkap 5 Hal Penting tentang Penyerangan Reynhard Sinaga di Penjara

Reynhard Sinaga, pelaku kejahatan seksual yang dijuluki “predator seksual terbesar” di Inggris, dilaporkan menjadi target serangan narapidana lain di penjara HMP Wakefield, Inggris. Reynhard, warga negara Indonesia berusia 41 tahun, hampir mengalami luka serius akibat tindak kekerasan tersebut, yang diyakini telah direncanakan sebelumnya.

Menurut laporan dari media Inggris seperti The Sun dan The Standard, insiden ini terjadi pada Juli 2023 dan berhasil dihentikan oleh petugas penjara. Serangan terhadap Reynhard menambah daftar panjang kekerasan yang melibatkan narapidana di penjara yang dikenal sebagai “Monster Mansion” tersebut.

Profil Kasus Reynhard Sinaga

Reynhard Sinaga tengah menjalani hukuman penjara seumur hidup dengan masa minimum 40 tahun di HMP Wakefield. Dia dihukum pada Januari 2020 setelah dinyatakan bersalah atas 159 kasus pemerkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria selama kurun waktu 2015 hingga 2017.

Hakim Suzanne Goddard dalam keputusannya menyatakan bahwa Reynhard adalah seorang “predator seksual yang sangat berbahaya” dan menegaskan bahwa “ia tidak pantas untuk kembali hidup di tengah masyarakat”. Hukuman berat ini mencerminkan tingkat kejahatan luar biasa yang dilakukannya.

Serangan Terencana di Penjara

Pada Juli 2023, Reynhard menjadi target serangan oleh sesama narapidana di HMP Wakefield. Sumber penjara menyebutkan bahwa tindakan tersebut didorong oleh rasa jijik terhadap kejahatan Reynhard yang dianggap bejat.

“Dia arogan dan dibenci oleh semua orang di penjara,” ujar seorang narasumber kepada The Sun. “Serangan itu hampir membuatnya terluka parah, namun petugas berhasil mencegahnya tepat waktu.”

Pelaku serangan, Jack McRae, diduga sebagai otak di balik penyerangan tersebut. Dia didakwa atas percobaan melukai tubuh dengan sengaja (GBH) dan beberapa tindak kekerasan lainnya.

Profil Jack McRae: Narapidana dengan Riwayat Kekerasan

Jack McRae, pelaku serangan terhadap Reynhard, dikenal memiliki riwayat panjang tindak kekerasan di berbagai penjara Inggris. Pada 2023, McRae juga menyerang narapidana lain, termasuk pelaku kejahatan seksual lainnya, seperti Wilbert Dyce, seorang pemerkosa anak.

Selain itu, McRae terlibat dalam insiden kekerasan brutal di penjara HMP Albany pada 2022. Dalam kejadian tersebut, dia menggunakan air mendidih dan senjata tajam untuk menyerang narapidana bernama Alexander Prosser. McRae mengaku menargetkan Prosser karena statusnya sebagai pelaku kejahatan seksual terhadap anak.

Akibat rangkaian serangan ini, McRae dipindahkan dari HMP Wakefield ke penjara dengan keamanan lebih ketat di Frankland, Co Durham.

Lingkaran Kekerasan di HMP Wakefield

HMP Wakefield, yang dijuluki “Monster Mansion”, menjadi lokasi berbagai insiden kekerasan antar narapidana, terutama terhadap pelaku kejahatan seksual. Penjara ini menampung beberapa penjahat paling berbahaya di Inggris, termasuk Reynhard Sinaga.

Kekerasan yang terus terjadi menunjukkan tantangan besar dalam pengelolaan penjara dengan populasi narapidana berisiko tinggi. Meski ada upaya pengetatan keamanan, insiden seperti ini terus menjadi perhatian serius otoritas penjara Inggris.

Penutup

Kasus kekerasan terhadap Reynhard Sinaga di penjara HMP Wakefield mencerminkan dinamika keras yang terjadi di dalam penjara dengan keamanan tingkat tinggi. Dengan reputasi buruk sebagai predator seksual, Reynhard menghadapi tantangan berat dalam menjalani masa hukumannya. Di sisi lain, pelaku kekerasan seperti Jack McRae juga menjadi sorotan atas rentetan tindakannya yang brutal terhadap sesama narapidana.