Tag Archives: Rumah

Bencana Tanah Bergerak Di Banjarnegara: Belasan Rumah Rusak Dan Akses Ke Dieng Terputus

Bencana tanah bergerak melanda Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Banjarnegara, menyebabkan kerusakan signifikan pada belasan rumah dan memaksa warga untuk mengungsi. Peristiwa ini terjadi setelah hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari terakhir.

Fenomena tanah bergerak di Banjarnegara ini dipicu oleh curah hujan yang tinggi sejak 20 Januari, yang menyebabkan tanah menjadi labil. Menurut laporan, sebanyak 15 rumah mengalami kerusakan, dengan 13 di antaranya rusak berat dan dua lainnya terancam ambruk. Ini menunjukkan bahwa kondisi geologis daerah tersebut sangat rentan terhadap bencana alam, terutama saat cuaca ekstrem.

Kepala Desa Ratamba, Juniawan, mengungkapkan bahwa hingga saat ini terdapat 24 kepala keluarga (KK) yang mengungsi akibat dampak tanah bergerak. Sebelumnya, hanya 17 KK yang tercatat mengungsi, namun jumlah ini meningkat seiring dengan bertambahnya kerusakan pada rumah-rumah warga. Ini mencerminkan kebutuhan mendesak akan tempat aman bagi warga yang terdampak bencana.

Selain rumah-rumah warga, infrastruktur jalan juga mengalami kerusakan parah akibat tanah bergerak. Beberapa jalur utama menuju Dieng terputus dan tidak dapat dilalui kendaraan. Hal ini menyebabkan kesulitan akses bagi masyarakat dan mengganggu distribusi bantuan. Kerusakan infrastruktur ini menunjukkan betapa pentingnya perencanaan dan pemeliharaan yang baik untuk mencegah dampak bencana yang lebih luas.

Tim relawan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara telah mendirikan posko bantuan untuk membantu warga yang terdampak. Mereka melakukan pendataan kerusakan dan memberikan bantuan kebutuhan dasar kepada para pengungsi. Ini menunjukkan upaya kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat dalam menangani bencana.

Dengan terjadinya bencana tanah bergerak ini, semua pihak berharap agar pemerintah dapat segera mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki infrastruktur dan memberikan dukungan kepada korban. Diharapkan juga agar masyarakat dapat lebih siap menghadapi potensi bencana di masa depan melalui program mitigasi dan edukasi tentang keselamatan. Keberhasilan dalam menangani situasi ini akan menjadi indikator penting bagi ketahanan masyarakat terhadap bencana alam di Indonesia.

Penghapusan BPHTB Sebagai Langkah Untuk Membantu Akses Rumah Bagi Rakyat Miskin

Pada 1 Desember 2024, pemerintah Indonesia mengumumkan penghapusan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap kepemilikan rumah, terutama bagi mereka yang berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah. BPHTB yang sebelumnya menjadi pajak wajib bagi pembeli properti kini dihapuskan untuk memberikan kemudahan dalam membeli rumah.

BPHTB adalah pajak yang dikenakan ketika seseorang membeli atau menerima hak atas tanah dan bangunan. Pajak ini dihitung berdasarkan nilai transaksi atau nilai jual objek pajak (NJOP) dari properti yang dibeli. Sebelumnya, BPHTB dianggap sebagai salah satu biaya tambahan yang membebani pembeli rumah, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan finansial. Penghapusan pajak ini bertujuan untuk mengurangi hambatan yang selama ini ada dalam proses kepemilikan properti bagi masyarakat kurang mampu.

Penghapusan BPHTB bagi kalangan masyarakat miskin ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan sosial. Program ini bertujuan untuk memberikan peluang yang lebih besar kepada masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki tempat tinggal yang layak. Dalam kondisi ekonomi yang sulit, kepemilikan rumah menjadi salah satu faktor penting dalam mencapai kestabilan hidup, dan kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi ketimpangan sosial.

Meskipun kebijakan ini memberikan kemudahan bagi rakyat miskin, penghapusan BPHTB dapat berimbas pada penurunan pemasukan daerah yang selama ini mengandalkan pajak tersebut sebagai salah satu sumber pendapatan. Namun, pemerintah menjamin bahwa penghapusan ini akan tetap memberikan dampak positif dalam jangka panjang, terutama dalam hal peningkatan kepemilikan rumah di kalangan masyarakat.

Respons masyarakat terhadap kebijakan ini cukup positif, terutama dari kalangan masyarakat berpenghasilan rendah yang merasa terbantu dengan adanya kebijakan ini. Banyak yang merasa bahwa kebijakan tersebut memberi mereka harapan baru untuk memiliki rumah, yang sebelumnya terasa sulit dijangkau karena berbagai biaya tambahan, salah satunya BPHTB.

Dengan dihapuskannya BPHTB untuk masyarakat miskin, pemerintah berharap dapat menciptakan kesempatan yang lebih besar bagi setiap warga negara untuk memiliki rumah yang layak. Kebijakan ini bukan hanya sebagai solusi untuk mengatasi keterbatasan akses perumahan, tetapi juga sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan sosial yang lebih merata di Indonesia.

Sebanyak 49 Rumah Di Kota Bogor Rusak Akibat Bencana Alam Longsor

Bencana alam longsor yang terjadi pada Senin malam (18/11/2024) telah merusak sedikitnya 49 rumah di sejumlah wilayah di Kota Bogor, Jawa Barat. Peristiwa longsor ini terjadi setelah hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut sepanjang hari, mengakibatkan tanah yang labil di beberapa titik tebing tak mampu menahan beban air. Rumah-rumah yang terletak di kaki gunung dan lereng perbukitan menjadi wilayah yang paling terdampak.

Dari laporan sementara, 49 rumah dilaporkan rusak, dengan 15 di antaranya rusak berat. Beberapa rumah tertimbun material tanah dan batu, sementara sebagian lainnya mengalami kerusakan struktural parah akibat terjangan longsor. Meski tidak ada korban jiwa, sebanyak 120 jiwa yang menghuni rumah-rumah tersebut terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Pemerintah Kota Bogor telah mengirimkan tim tanggap darurat untuk membantu evakuasi warga dan memberikan bantuan sementara.

Petugas BPBD Kota Bogor bersama TNI dan Polri terus melakukan evakuasi warga yang terjebak dan membersihkan puing-puing longsoran. Selain itu, bantuan berupa makanan, air bersih, dan peralatan darurat telah didistribusikan ke lokasi-lokasi yang terdampak. Wali Kota Bogor, Bima Arya, menyampaikan bahwa upaya pemulihan akan segera dilakukan, termasuk penanganan kerusakan infrastruktur dan bantuan untuk korban bencana.

Mengingat cuaca yang tidak menentu dan potensi bencana serupa, pihak berwenang telah mengeluarkan peringatan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap bencana alam lainnya, terutama di wilayah rawan longsor. Pemerintah juga berencana untuk memperkuat upaya mitigasi bencana agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.