Kematian Darso (43), seorang pria asal Gilisari, Purwosari, Mijen, Kota Semarang, yang sebelumnya penuh misteri, kini memasuki babak baru dalam proses penyelidikan. Polda Jawa Tengah mengonfirmasi bahwa mereka akan melakukan ekshumasi terhadap jenazah Darso pada Senin, 15 Januari 2025. Langkah ini diambil untuk mendalami dugaan penganiayaan yang mengarah pada kematiannya. Dalam perkembangan terbaru, aparat kepolisian dari Satuan Lalu Lintas Polresta Yogyakarta juga disebut-sebut terlibat dalam peristiwa tersebut.
Ekshumasi Tindak Lanjut Penyidikan
Menurut Kombes Pol Dwi Subagio, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng, pihak keluarga Darso telah memberikan izin untuk melaksanakan ekshumasi terhadap jenazah almarhum. Hal ini bertujuan untuk memperjelas penyebab kematian Darso melalui proses autopsi. Kombes Dwi menyatakan, “Kami telah mendapat persetujuan dari keluarga untuk melakukan ekshumasi. Kami berharap otopsi dapat mengungkapkan penyebab pasti kematian almarhum.” Ekshumasi direncanakan akan berlangsung pada Senin mendatang, 15 Januari 2025.
Penyelidikan yang Terus Berjalan
Meski ekshumasi telah dijadwalkan, penyelidikan terhadap kematian Darso masih berlangsung. Pihak kepolisian telah memanggil beberapa saksi yang diduga mengetahui insiden penganiayaan tersebut. Namun, hingga kini, pelaku yang diduga bertanggung jawab atas kekerasan yang menyebabkan kematian Darso masih belum berhasil ditangkap. Kombes Dwi menambahkan, “Kami terus mendalami kasus ini. Saksi-saksi yang ada sudah diperiksa dan kami akan terus menggali informasi lebih dalam.”
Kombes Pol Artanto, Kabidhumas Polda Jateng, menegaskan bahwa laporan yang disampaikan oleh pihak keluarga Darso telah diproses secara serius oleh kepolisian. “Laporan sudah kami terima dan laporan polisi telah dibuat untuk kelanjutan penyelidikan yang transparan,” kata Artanto.
Cerita Istri Korban yang Mengharukan
Poniyem, istri dari almarhum Darso, mengungkapkan bahwa sebelum peristiwa tragis itu terjadi, suaminya dijemput oleh sekelompok orang yang diduga merupakan aparat kepolisian. Poniyem juga menceritakan bahwa pihak keluarga sempat menerima uang sejumlah Rp25 juta dari pelaku yang terlibat sebagai kompensasi. Namun, Poniyem tetap yakin bahwa penganiayaan merupakan penyebab utama kematian suaminya. “Suami saya sempat menceritakan bahwa ia dipukuli oleh orang-orang yang datang menjemputnya. Saya melihat luka di kepala dan pipinya. Itu yang membuat saya yakin, penganiayaan yang dialaminya adalah penyebab kematiannya,” ungkap Poniyem dengan air mata yang masih menyertai ceritanya.
Keluarga dan Masyarakat Menunggu Kebenaran
Kematian Darso yang penuh dengan tanda tanya ini kini menjadi sorotan publik. Kasus yang melibatkan oknum kepolisian ini menambah keprihatinan banyak pihak. Keluarga dan masyarakat berharap agar penyelidikan dapat mengungkapkan pelaku di balik kematian Darso, dan keadilan dapat ditegakkan. Dengan ekshumasi yang dijadwalkan pada 15 Januari mendatang, diharapkan hasil autopsi dapat memberikan jawaban atas misteri ini.
Polda Jawa Tengah berkomitmen untuk menyelesaikan kasus ini dan mencari keadilan bagi korban serta keluarga yang ditinggalkan. Semua pihak menantikan terungkapnya kebenaran dari penyelidikan yang sedang berlangsung.