Tag Archives: Tewas

https://truereligionjeansoutlet.net

Proses Ekshumasi Dimulai, Polda Jateng Terus Dalami Kasus Penganiayaan yang Diduga Melibatkan Polisi

Kematian Darso (43), seorang pria asal Gilisari, Purwosari, Mijen, Kota Semarang, yang sebelumnya penuh misteri, kini memasuki babak baru dalam proses penyelidikan. Polda Jawa Tengah mengonfirmasi bahwa mereka akan melakukan ekshumasi terhadap jenazah Darso pada Senin, 15 Januari 2025. Langkah ini diambil untuk mendalami dugaan penganiayaan yang mengarah pada kematiannya. Dalam perkembangan terbaru, aparat kepolisian dari Satuan Lalu Lintas Polresta Yogyakarta juga disebut-sebut terlibat dalam peristiwa tersebut.

Ekshumasi Tindak Lanjut Penyidikan

Menurut Kombes Pol Dwi Subagio, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng, pihak keluarga Darso telah memberikan izin untuk melaksanakan ekshumasi terhadap jenazah almarhum. Hal ini bertujuan untuk memperjelas penyebab kematian Darso melalui proses autopsi. Kombes Dwi menyatakan, “Kami telah mendapat persetujuan dari keluarga untuk melakukan ekshumasi. Kami berharap otopsi dapat mengungkapkan penyebab pasti kematian almarhum.” Ekshumasi direncanakan akan berlangsung pada Senin mendatang, 15 Januari 2025.

Penyelidikan yang Terus Berjalan

Meski ekshumasi telah dijadwalkan, penyelidikan terhadap kematian Darso masih berlangsung. Pihak kepolisian telah memanggil beberapa saksi yang diduga mengetahui insiden penganiayaan tersebut. Namun, hingga kini, pelaku yang diduga bertanggung jawab atas kekerasan yang menyebabkan kematian Darso masih belum berhasil ditangkap. Kombes Dwi menambahkan, “Kami terus mendalami kasus ini. Saksi-saksi yang ada sudah diperiksa dan kami akan terus menggali informasi lebih dalam.”

Kombes Pol Artanto, Kabidhumas Polda Jateng, menegaskan bahwa laporan yang disampaikan oleh pihak keluarga Darso telah diproses secara serius oleh kepolisian. “Laporan sudah kami terima dan laporan polisi telah dibuat untuk kelanjutan penyelidikan yang transparan,” kata Artanto.

Cerita Istri Korban yang Mengharukan

Poniyem, istri dari almarhum Darso, mengungkapkan bahwa sebelum peristiwa tragis itu terjadi, suaminya dijemput oleh sekelompok orang yang diduga merupakan aparat kepolisian. Poniyem juga menceritakan bahwa pihak keluarga sempat menerima uang sejumlah Rp25 juta dari pelaku yang terlibat sebagai kompensasi. Namun, Poniyem tetap yakin bahwa penganiayaan merupakan penyebab utama kematian suaminya. “Suami saya sempat menceritakan bahwa ia dipukuli oleh orang-orang yang datang menjemputnya. Saya melihat luka di kepala dan pipinya. Itu yang membuat saya yakin, penganiayaan yang dialaminya adalah penyebab kematiannya,” ungkap Poniyem dengan air mata yang masih menyertai ceritanya.

Keluarga dan Masyarakat Menunggu Kebenaran

Kematian Darso yang penuh dengan tanda tanya ini kini menjadi sorotan publik. Kasus yang melibatkan oknum kepolisian ini menambah keprihatinan banyak pihak. Keluarga dan masyarakat berharap agar penyelidikan dapat mengungkapkan pelaku di balik kematian Darso, dan keadilan dapat ditegakkan. Dengan ekshumasi yang dijadwalkan pada 15 Januari mendatang, diharapkan hasil autopsi dapat memberikan jawaban atas misteri ini.

Polda Jawa Tengah berkomitmen untuk menyelesaikan kasus ini dan mencari keadilan bagi korban serta keluarga yang ditinggalkan. Semua pihak menantikan terungkapnya kebenaran dari penyelidikan yang sedang berlangsung.

Kematian Misterius Sandy Permana: Polisi Gali Informasi Mengenai Orang yang Terakhir Bertemu dengan Aktor Ini

Dunia hiburan Tanah Air diguncang dengan berita kematian tragis aktor Sandy Permana. Sandy, yang dikenal lewat perannya dalam sinetron populer “Mak Lampir”, ditemukan dalam keadaan mengenaskan di Perum Cibarusah Jaya, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, pada Minggu pagi, 12 Januari 2025.

Kronologi Kejadian yang Menegangkan

Menurut penjelasan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, kejadian bermula sekitar pukul 07.00 WIB. Saat itu, Sandy diketahui mengendarai sepeda motor listrik dan menuju sebuah danau di daerah tersebut untuk bertemu dengan seseorang. Namun, hingga kini, identitas orang yang ditemui Sandy dan pembicaraan mereka tetap menjadi misteri.

“Sandy sempat pergi ke danau untuk bertemu seseorang. Namun, kami belum bisa memastikan lebih jauh tentang apa yang dibicarakan selama pertemuan itu,” ujar Kombes Ade Ary dalam keterangan persnya pada Senin, 13 Januari 2025.

Setelah meninggalkan danau, Sandy melanjutkan perjalanannya menuju rumah seorang teman yang berinisial LA. Namun, kondisi fisiknya sudah sangat mengenaskan. Tubuhnya terjatuh berlumuran darah di depan rumah temannya sebelum sempat masuk ke dalam rumah.

Upaya Pertolongan yang Tidak Berhasil

Warga yang melihat kejadian tersebut langsung bergegas membawa Sandy ke rumah sakit terdekat. Namun sayang, nyawanya tidak tertolong. Sandy dinyatakan meninggal dunia setelah tiba di rumah sakit. Pihak kepolisian segera menerima laporan tentang insiden tersebut, dan jenazah korban pun dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk dilakukan autopsi.

Penemuan yang Mengejutkan Warga Setempat

Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bekasi, mengungkapkan bahwa Sandy ditemukan pertama kali oleh warga setempat dalam kondisi mengenaskan. “Sandy Permana ditemukan tergeletak bersimbah darah di sekitar lokasi. Warga yang mengenalnya langsung melaporkan kejadian ini ke polisi,” ungkapnya.

Saat ini, penyelidikan terkait kasus ini sedang dilakukan oleh Polsek Cibarusah. Polisi tengah berusaha mengungkap fakta-fakta yang ada untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyebab kematian Sandy Permana. Motif di balik peristiwa ini masih menjadi pertanyaan besar.

Publik Menanti Jawaban dari Polisi

Kematian Sandy menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan publik, terutama mengenai siapa sosok yang ia temui di danau sebelum tragedi tersebut terjadi. Banyak yang berharap penyelidikan polisi dapat segera mengungkap apa yang sesungguhnya terjadi dan memberikan keadilan bagi aktor yang dikenal lewat berbagai peran ini.

Peristiwa ini juga menjadi pengingat bahwa ancaman terhadap keselamatan pribadi bisa menimpa siapa saja, tak terkecuali publik figur seperti Sandy Permana. Semoga proses penyelidikan berjalan lancar dan kejadian ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak yang terlibat.

Polisi Kejar Pengemudi Ojek Online yang Diduga Perkosa WNA Tiongkok di Bali

Polisi sedang memburu seorang pengemudi ojek online yang diduga terlibat dalam kasus kekerasan seksual terhadap seorang wanita asal Tiongkok di Bali. Pihak Kepolisian Daerah Bali, melalui Unit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum, masih melakukan upaya pengejaran terhadap pelaku.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali, Kombes Jansen Avitus Panjaitan, mengonfirmasi bahwa tim dari Unit Jatanras sedang bekerja keras mengejar terduga pelaku yang diduga merupakan sopir ojek online. “Kami masih berupaya mencari pelaku yang kami duga adalah pengemudi ojek online,” ungkap Kombes Jansen, pada hari Selasa (7/1) di Denpasar.

Peristiwa ini terjadi pada 1 Januari 2025 sekitar pukul 01.20 WITA, di mana korban, seorang wanita berusia 33 tahun asal Tiongkok yang tengah berlibur di Bali, dilaporkan menjadi korban pemerkosaan. Korban, yang menginap di Villa Casa de Kayla, Tumbak Bayuh, Mengwi, Badung, bersama enam temannya, sebelumnya merayakan malam pergantian tahun di acara KAYA (Magic New Year’s Eve) yang diselenggarakan di Utilis Warung, Nyangnyang Beach, Uluwatu.

Setelah acara selesai, korban dan enam temannya memutuskan untuk pulang ke tempat penginapan mereka. Empat temannya memilih kembali ke Salt Villa Ungasan, sementara korban dan dua temannya memutuskan untuk menunggu kendaraan menuju tempat menginap di Villa Casa de Kayla. Korban kemudian berjalan kaki sambil mencari transportasi.

Tak lama setelah itu, korban melihat sepeda motor dengan pengemudi yang mengenakan jaket dan helm hijau. Namun, korban tidak bisa memastikan apakah ada tulisan di jaket tersebut. Melihat pengemudi yang baru saja menurunkan dua penumpang warga negara asing, korban merasa aman dan menerima tawaran pengemudi untuk naik sepeda motor tersebut. Pengemudi lantas mengajak korban untuk naik motor dan mereka mulai berjalan menuju tujuan yang disampaikan oleh korban.

Namun, saat perjalanan berlangsung, korban merasa ada yang tidak beres karena arah yang ditempuh pengemudi tampak tidak sesuai dengan jalan menuju vila mereka. Korban berusaha menghubungi temannya untuk mengonfirmasi hal tersebut, tetapi pengemudi tiba-tiba berhenti dan merampas ponsel korban dengan paksa. Selanjutnya, pelaku melakukan kekerasan terhadap korban dan memperkosa wanita tersebut.

Korban yang mengalami luka lecet di tubuhnya akibat kekerasan tersebut kemudian melaporkan kejadian tersebut ke SPKT Polda Bali. Berdasarkan laporan dan keterangan korban, tim dari Unit Jatanras terus melakukan pengejaran terhadap pelaku yang diduga adalah pengemudi ojek online.

Kepolisian masih berupaya keras untuk menangkap pelaku dan menyelidiki lebih lanjut kejadian ini.

Kasus Penembakan Bos Rental Mobil, Propam Periksa Kapolsek Cinangka

Jakarta – Sebuah peristiwa tragis terjadi di Rest Area km 45 Tol Tangerang-Merak, yang melibatkan penembakan terhadap seorang pria berinisial IA (48), yang diketahui merupakan bos rental mobil. Ia tewas setelah ditembak di bagian dada, sementara seorang lainnya, R (59), terluka di bagian bahu. Peristiwa ini terjadi pada pagi hari, sekitar pukul 04.30 WIB, pada Kamis (2/1) dan menjadi sorotan publik setelah diketahui bahwa korban sempat meminta pendampingan ke Polsek Cinangka sebelum kejadian.

Kapolres Cilegon AKBP Kemas Indra Natanegara mengonfirmasi bahwa pihaknya tengah melakukan pemeriksaan terhadap empat anggota Polsek Cinangka, termasuk Kapolsek AKP Asep Iwan, terkait dengan kejadian tersebut. “Sementara ini, yang diperiksa ada empat orang, termasuk Kapolsek,” ujar Kemas saat dihubungi, Jumat (3/1). Meskipun dia belum merinci siapa saja yang terperiksa, klarifikasi dari Polres Cilegon menegaskan bahwa peran mereka sedang diselidiki oleh Propam Polres Cilegon.

Peristiwa tersebut dimulai ketika korban IA dan dua rekannya mendatangi Polsek Cinangka sekitar pukul 01.00 dini hari, meminta bantuan pengawalan untuk mengamankan kendaraan. Namun, saat polisi menanyakan kelengkapan surat-surat kendaraan, mereka mengaku berasal dari leasing dan menolak menunjukkan dokumen yang diminta. Kapolsek AKP Asep Iwan menjelaskan bahwa situasi tersebut membuat petugas merasa was-was, karena tidak ada bukti lengkap yang diserahkan, sehingga petugas memutuskan untuk hati-hati dan tidak mengambil langkah gegabah.

“Iya, mereka tidak menunjukkan surat-surat kendaraan atau identitas lainnya, yang membuat anggota kami bertanya-tanya. Setelah itu, saya memutuskan untuk meminta anggota berhati-hati dan mengikuti prosedur sesuai SOP yang ada,” ujar Kapolsek Cinangka.

Meski begitu, IA dan dua rekannya melanjutkan perjalanan dan akhirnya berada di Tol Tangerang-Merak, di mana kejadian penembakan terjadi. Polisi menemukan sejumlah selongsong peluru kaliber 9mm serta mobil Brio Kuning di lokasi kejadian. Hingga kini, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap motif penembakan dan hubungan korban dengan para pelaku.

Peristiwa ini juga mendapat perhatian khusus dari Kapolresta Tangerang, Kombes Baktiar Joko Mujiono, yang langsung turun ke lokasi kejadian bersama Kasat Reskrim Kompol Arief Nazarudin untuk melakukan olah TKP. Mereka turut mengamankan barang bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara.

Penyelidikan atas insiden ini sedang berlangsung, dan kepolisian berkomitmen untuk mengungkap kasus ini secara transparan, sementara empat anggota Polsek Cinangka akan terus diperiksa sebagai bagian dari proses investigasi.

PVMBG Ungkap Potensi Pergerakan Tanah di 42 Lokasi Sukabumi dan Cianjur, Relokasi Warga Jadi Solusi

Sukabumi dan Cianjur, Jawa Barat, masih berada dalam ancaman pergerakan tanah setelah bencana besar yang melanda wilayah tersebut pada awal Desember 2024. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), sejumlah lokasi di kedua daerah tersebut berpotensi mengalami pergerakan tanah lebih lanjut, yang dapat menyebabkan kerusakan lebih parah.

Tim dari PVMBG yang melakukan pemetaan di 42 titik yang terdampak pergerakan tanah menemukan bahwa fenomena tersebut kemungkinan akan terus berlanjut. Di Sukabumi, analisis terhadap 20 lokasi menunjukkan bahwa wilayah tersebut masih sangat rentan terhadap pergerakan tanah, bahkan rumah-rumah yang berada di area tersebut diprediksi akan mengalami kerusakan lebih lanjut akibat deformasi tanah yang terus terjadi. Sementara itu, di Cianjur, hasil analisis menunjukkan adanya pergerakan besar dan retakan yang sangat signifikan pada mahkota, sayap, dan ujung longsoran tanah.

Kepala PVMBG, Hadi Wijaya, menyarankan agar warga yang tinggal di daerah rawan pergerakan tanah segera direlokasi demi keselamatan. “Kami mendeteksi adanya potensi kerusakan yang dapat lebih parah, terutama jika curah hujan yang tinggi terus berlanjut,” ujar Hadi. Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa faktor utama yang memperburuk kondisi adalah curah hujan tinggi, kondisi geologi yang tidak stabil, serta kemiringan lereng yang terjal.

Sejak bencana pertama terjadi pada 3 Desember 2024, sebanyak 39 kecamatan di Sukabumi dan 15 kecamatan di Cianjur telah terdampak pergerakan tanah. Data dari BPBD Jabar menunjukkan bahwa ribuan warga dan rumah di kedua daerah tersebut mengalami kerusakan parah. Di Sukabumi, tercatat 3.333 warga terdampak, sementara di Cianjur, lebih dari 14.000 orang juga merasakan dampak serupa.

Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menekankan pentingnya tindakan cepat untuk mencegah jatuhnya korban lebih banyak. “Relokasi adalah langkah terbaik untuk menyelamatkan warga dari ancaman bencana lebih lanjut,” kata Bey. Ia juga menginstruksikan BPBD untuk segera mengevakuasi warga dari lokasi yang rawan terjadinya pergerakan tanah.

Dengan musim hujan yang diprediksi akan berlanjut hingga awal tahun, pergerakan tanah di Sukabumi dan Cianjur berpotensi meluas. Pemerintah setempat terus memantau kondisi ini dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk melakukan upaya mitigasi guna mengurangi dampak bencana yang dapat terjadi.

Seorang Pelajar yang Tusuk Siswa SMA Hingga Tewas Di OKI Diasesmen Jumat Ini

Pada 26 Desember 2024, kejadian tragis terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan, di mana seorang pelajar SMP berinisial AR dilaporkan menusuk seorang siswa SMA hingga tewas. Pelaku yang kini masih berusia di bawah umur tersebut dijadwalkan untuk menjalani asesmen psikologis pada Jumat ini, sebagai bagian dari proses hukum yang akan menentukan tindakannya.

Peristiwa ini terjadi pada 23 Desember 2024, ketika AR terlibat dalam perselisihan dengan korban yang berinisial DF, seorang siswa SMA. Perkelahian antara keduanya terjadi di luar lingkungan sekolah, yang berujung pada AR menusuk DF dengan sebuah senjata tajam. Korban mengalami luka serius di bagian tubuh dan kepala, yang akhirnya mengakibatkan korban meninggal dunia setelah dilarikan ke rumah sakit.

Setelah kejadian tersebut, pihak kepolisian segera menangkap AR yang bersembunyi di kediamannya. Mengingat usia pelaku yang masih di bawah umur, penyidik akan melibatkan psikolog dan ahli hukum anak untuk menilai kondisi mental dan kecerdasan emosional pelaku. Hasil asesmen ini diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai motivasi dan kesiapan pelaku dalam menghadapi proses hukum.

Proses asesmen yang dijadwalkan pada Jumat ini akan dilakukan oleh tim ahli dari Dinas Sosial setempat bersama psikolog yang berkompeten. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan apakah pelaku bisa dipertanggungjawabkan secara pidana atau apakah ada faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kekerasan yang dilakukannya. Hasil asesmen ini sangat krusial, mengingat pelaku masih berstatus anak di bawah umur dan dapat mempengaruhi jenis hukuman yang akan dijatuhkan.

Kasus ini menuai perhatian luas dari masyarakat setempat, terutama terkait dengan dampak negatif dari perkelahian antar pelajar yang sering berujung pada kekerasan ekstrem. Banyak pihak, termasuk orang tua dan sekolah, mendesak agar lebih banyak upaya dilakukan untuk mencegah perkelahian dan kekerasan di kalangan pelajar.

Selain itu, kejadian ini juga menjadi refleksi bagi pihak-pihak berwenang untuk memperkuat program pencegahan kekerasan di sekolah serta memperketat pengawasan terhadap interaksi antar siswa. Masyarakat berharap agar proses hukum terhadap AR dilakukan dengan adil, mempertimbangkan usia dan kondisi mental pelaku, tetapi juga menuntut keadilan bagi keluarga korban yang kehilangan anak mereka secara tragis.

Tragedi Pedagang Telur Gulung di Tebet: Bos Jadi Tersangka Pembunuhan

Jakarta – Polisi mengungkapkan kasus kematian tragis seorang pedagang telur gulung, MR (32), yang ditemukan tewas di rumah bosnya di Jalan Asem Baris Raya, Tebet, Jakarta Selatan. Kejadian ini menggegerkan warga sekitar setelah mayat MR ditemukan pada pagi hari, Selasa (3/12/2024), di salah satu rumah di gang tersebut.

Kepolisian Sektor Tebet mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menangkap empat orang yang terlibat dalam kasus tersebut. “Keempat tersangka yang sudah ditangkap adalah AD, bos korban, serta tiga tersangka lainnya yang berinisial MF, R, dan AR,” ujar Kapolsek Tebet Kompol Murodih dalam konferensi pers pada Jumat (13/12/2024). Para tersangka kini ditahan di Rumah Tahanan Polsek Tebet, dan mereka dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, serta Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan, yang mengancam mereka dengan hukuman penjara hingga 15 tahun.

Menurut penjelasan polisi, peristiwa tragis ini bermula dari dugaan aksi balas dendam setelah MR, yang bekerja sebagai pedagang telur gulung, dikabarkan membawa kabur motor milik bosnya, AD. Pada Senin (25/11), AD yang juga pemilik usaha telur gulung meminta MR untuk membeli telur, namun MR tidak pernah kembali setelah kejadian itu. Diduga merasa dikhianati dan marah, AD bersama tiga orang rekannya merencanakan tindakan kekerasan terhadap MR.

Mayat MR ditemukan setelah lebih dari seminggu menghilang. Pada pagi hari Selasa (3/12), warga sekitar menemukan korban yang sudah tidak bernyawa di sebuah rumah yang terletak di Gang VI, RT 007 RW 005, Kelurahan Kebon Baru, Tebet. Pihak kepolisian yang segera turun tangan menyelidiki kasus ini, akhirnya menemukan fakta bahwa korban tewas akibat kekerasan yang dilakukan oleh AD dan para tersangka lainnya.

Dari keterangan polisi, diduga para tersangka menganiaya korban secara bersama-sama. Pengeroyokan ini terjadi di dalam rumah AD, yang diketahui adalah tempat tinggal sekaligus tempat usaha telur gulung. Polisi menyebutkan bahwa MR mengalami luka serius akibat penganiayaan tersebut, yang mengarah pada pembunuhan.

Kejadian ini menyisakan duka dan ketidakpercayaan di kalangan warga sekitar, yang mengenal korban sebagai pedagang telur gulung yang biasa berjualan di sekitar area Tebet. Pembunuhan ini menambah daftar kasus kekerasan yang terjadi di Jakarta Selatan dalam beberapa bulan terakhir, yang semakin memperhatikan perlunya peningkatan pengawasan terhadap kegiatan sosial dan ekonomi di wilayah tersebut.

Sementara itu, para tersangka yang terlibat kini sedang dalam pemeriksaan intensif, dan pihak kepolisian berjanji akan mengungkapkan lebih lanjut mengenai motif serta kronologi lengkap dari peristiwa pembunuhan ini. Penahanan para tersangka ini diharapkan dapat membawa keadilan bagi keluarga korban, serta memberi pesan tegas tentang konsekuensi serius bagi tindakan kekerasan.

Tragedi di Sumut: Dua Kakak-Adik Tewas Ditikam Tetangga

Jakarta – Tiga anak di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, menjadi korban penikaman oleh tetangga mereka, Rudi Sihaloho (41). Dua dari tiga anak yang menjadi korban, yang merupakan kakak-adik, dilaporkan meninggal dunia akibat luka-luka yang diderita.

“Saat ini, dari tiga korban, dua di antaranya telah meninggal dunia, sementara satu lagi masih dalam perawatan intensif. Mari kita berdoa bersama agar korban yang ketiga dapat diselamatkan,” ujar Kapolsek Medan Tembung, Kompol Jhonson Sitompul, sebagaimana dilansir dari detikSumut pada Selasa (10/12/2024).

Dua korban yang meninggal dunia adalah D (1,5 tahun) dan O (4 tahun). Jhonson menjelaskan bahwa pihaknya menerima informasi mengenai kematian D pada sore hari sebelumnya, sementara O meninggal dunia pada pagi hari.

“Kemarin sore kami menerima informasi bahwa salah satu dari tiga anak ini, yang paling kecil berusia 1,5 tahun, inisial DS, tidak dapat diselamatkan lagi dan meninggal dunia. Pagi tadi, kami mendapatkan informasi bahwa korban kedua, kakaknya yang meninggal pertama, juga tidak tertolong lagi dan meninggal dunia di rumah sakit,” jelas Jhonson.

Peristiwa tragis ini terjadi di Gang Dahlia, Desa Bandar Khalipah, Kecamatan Percut Sei Tuan, pada Senin (9/12). Ketiga korban adalah N (7 tahun), O (4 tahun), dan D (1,5 tahun), yang semuanya adalah kakak-adik.

Paman korban, Yoko, menjelaskan bahwa saat kejadian, orang tua korban sedang bekerja. Ketiga anak tersebut ditinggalkan di rumah. Yoko tidak mengetahui pasti motif penikaman ini, namun berdasarkan informasi yang diterimanya, pelaku memiliki gangguan mental dan sering diejek oleh para korban.

“Orang tua korban sedang bekerja saat kejadian, sehingga ketiga anak tersebut ditinggalkan di rumah. Saya tidak tahu pasti motif dari penikaman ini, namun berdasarkan informasi yang saya terima, pelaku memiliki gangguan mental dan sering diejek oleh para korban,” ujar Yoko.

Kejadian ini mengundang perhatian luas dari masyarakat setempat. Warga sekitar berharap pihak berwenang dapat menangani kasus ini dengan serius dan memberikan keadilan bagi para korban serta keluarga yang ditinggalkan. Selain itu, peristiwa ini juga menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental dan tidak mengabaikan tanda-tanda gangguan yang mungkin dimiliki oleh seseorang di lingkungan kita.

Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap motif di balik penikaman yang mengakibatkan hilangnya nyawa dua bocah tak berdosa ini. Mari kita bersama-sama mendoakan agar korban yang masih dirawat dapat pulih dan kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan.

Wanita Tewas Bersimbah Darah Di Cililin, Diduga Dibunuh Seseorang

Cililin – Warga Cililin, Kabupaten Bandung Barat, dikejutkan dengan penemuan mayat seorang wanita yang tewas bersimbah darah di sebuah rumah di daerah tersebut. Peristiwa ini diduga merupakan kasus pembunuhan, yang kini tengah diselidiki oleh aparat kepolisian setempat.

Menurut informasi yang dihimpun, jasad wanita tersebut ditemukan sekitar pukul 08.00 WIB di dalam rumahnya di Desa Cililin, dengan luka-luka di tubuhnya yang diduga akibat benda tajam. Korban, yang diketahui bernama Siti Aisyah (35), ditemukan oleh salah seorang tetangga yang curiga karena pintu rumah korban terbuka dan tidak ada aktivitas di dalamnya.

Kapolsek Cililin, Kompol Dedi Supriadi, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah melakukan olah TKP dan menemukan sejumlah petunjuk yang mengarah pada dugaan pembunuhan. “Kami menduga korban tewas akibat kekerasan dengan senjata tajam. Kami masih mengumpulkan bukti-bukti dan mencari saksi-saksi untuk mengungkap motif di balik kejadian ini,” ujar Kompol Dedi saat diwawancarai.

Keluarga korban dan warga setempat sangat terkejut dengan kejadian tersebut, karena korban dikenal sebagai sosok yang ramah dan tidak memiliki masalah yang mencolok. Polisi pun kini tengah memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi untuk mencari pelaku yang kemungkinan masih berada di sekitar area tersebut.

Pihak kepolisian mengimbau agar warga tetap tenang dan membantu proses penyelidikan dengan memberikan informasi yang relevan. Sementara itu, jenazah korban telah dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi. Polisi berjanji akan segera mengungkap pelaku di balik kejadian tragis ini.

Daycare di Depok Tempat Balita Disiram Air Panas oleh Pengasuh

Depok, Jawa Barat – Sebuah tempat penitipan anak (daycare) yang dikenal dengan nama Kiddy Space di kawasan Sawangan, Depok, Jawa Barat, menjadi sorotan setelah sebuah kejadian tragis yang melibatkan pengasuhan balita. Pada Senin (2/12/2024), pengasuh daycare tersebut, Seftyana (35), melakukan tindakan kekerasan dengan menyiramkan air panas ke tubuh seorang balita berinisial KCB yang baru berusia 1 tahun 3 bulan. Kejadian ini langsung mengundang perhatian publik setelah pihak kepolisian memasang garis polisi di lokasi pada Rabu sore (5/12/2024), menandai tempat kejadian perkara.

Fasilitas Kiddy Space dan Penampakan Lokasi Kejadian

Daycare Kiddy Space terletak di Jalan BSI 1 Blok A2 No 11, RT/RW 07/06, Kelurahan Pengasinan, Depok. Dari luar, bangunan daycare ini tampak sederhana dengan cat putih di dindingnya dan gerbang besi setinggi dua meter berwarna hitam. Di halaman depan, ada permainan ayunan anak-anak dan batu panjat dinding mini yang menjadi sarana bermain bagi anak-anak yang dititipkan. Meskipun tidak terdapat hiasan atau gambar pada dinding, serta tidak adanya plang nama sebagai instansi pendidikan, daycare ini tetap beroperasi tanpa masalah besar.

Namun, setelah insiden penyiraman air panas terjadi, tempat ini kini tertutup rapat dengan garis polisi yang mengelilingi seluruh bangunan, menandakan adanya penyelidikan lebih lanjut oleh pihak kepolisian.

Tanggapan Ketua RT/RW Setempat

Ahmad Rifai, Ketua RT/RW 07/06 Kelurahan Pengasinan, mengungkapkan bahwa ia tidak mengetahui secara detail mengenai kejadian penganiayaan yang terjadi di daycare tersebut. “Seperti biasa, tidak ada yang aneh di sini. Tempat ini beroperasi seperti bimbel lainnya, tidak ada yang mencurigakan bagi kami,” jelas Rifai. Ia juga menjelaskan bahwa pemilik daycare pernah mengunjungi dirinya saat pertama kali mendirikan tempat penitipan anak ini dan mengaku akan mengurus proses perizinannya.

Kronologi Kejadian Penganiayaan di Kiddy Space

Kejadian tragis tersebut bermula pada pagi hari Senin, 2 Desember 2024, saat orang tua korban mengantarkan anak mereka, KCB, ke daycare Kiddy Space sekitar pukul 05:30 WIB. Saat dititipkan, KCB dalam keadaan tertidur dan baru terbangun beberapa waktu kemudian untuk buang air besar. Di saat yang bersamaan, Seftyana, pengasuh korban, sedang merebus air di dapur.

Setelah membawa KCB ke kamar mandi untuk membersihkan diri, korban yang menangis tanpa henti membuat Seftyana mengambil keputusan spontan yang sangat tragis. Dalam keadaan marah atau panik, Seftyana menyiramkan air panas mendidih menggunakan gayung langsung ke tubuh korban sebanyak dua kali. “Karena korban terus-menerus menangis, tersangka mengambil gayung berisi air panas dan langsung menyiramkan ke tubuh anak tersebut,” ungkap Kapolres Metro Depok, Kombes Pol Arya Perdana, dalam keterangan persnya, Rabu (4/12/2024).

Setelah kejadian itu, kulit korban langsung melepuh parah akibat paparan air panas. Melihat kondisi yang mengkhawatirkan, Seftyana panik dan segera menyiramkan air dingin ke tubuh korban untuk meredakan rasa panas. Namun, luka bakar yang diderita oleh korban cukup parah, terutama di bagian punggung, leher, tangan, dan telinga.

Kondisi Korban dan Tindakan Kepolisian

Saat ini, korban KCB tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit untuk menangani luka bakar yang cukup serius. Pihak kepolisian masih menunggu laporan medis lebih lanjut mengenai tingkat keparahan luka yang dialami oleh korban. “Kami sangat prihatin dengan kondisi anak tersebut. Kulitnya mengelupas parah dan kondisinya masih dalam perawatan medis,” kata Kombes Pol Arya.

Kombes Arya juga menjelaskan bahwa korban baru sekitar lima bulan dititipkan di daycare tersebut, sementara pengasuh, Seftyana, telah bekerja di daycare Kiddy Space selama satu tahun. Namun, Seftyana tidak memiliki sertifikasi atau pelatihan resmi dalam merawat anak-anak.

Status Hukum Tersangka dan Proses Hukum

Seftyana, pengasuh yang diduga melakukan penganiayaan, telah ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian. Tersangka dijerat dengan Undang-Undang Perlindungan Anak Pasal 80 Ayat 1 dan 2 yang mengatur tentang kekerasan terhadap anak, dengan ancaman hukuman penjara hingga 5 tahun.

Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya pemilihan tempat penitipan anak yang aman dan terpercaya, serta pentingnya pelatihan dan sertifikasi bagi para pengasuh anak untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Kepolisian terus melanjutkan penyelidikan untuk memastikan bahwa hak-hak anak yang menjadi korban kekerasan ini dapat terlindungi dengan baik.

Refleksi Terhadap Keamanan dan Kesejahteraan Anak di Tempat Penitipan

Kejadian ini menambah daftar panjang kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di tempat penitipan anak atau daycare. Oleh karena itu, orang tua perlu lebih cermat dalam memilih tempat penitipan anak, serta memastikan bahwa pengasuh di tempat tersebut memiliki keterampilan yang memadai untuk merawat anak-anak. Selain itu, pihak berwenang diharapkan untuk melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap operasional daycare agar kejadian serupa tidak terulang.