Pada awal Desember 2024, Kabupaten Lebak, Banten, diterjang bencana alam hidrometeorologi yang mengakibatkan kerusakan cukup signifikan di tujuh kecamatan. Bencana yang meliputi banjir dan tanah longsor ini disebabkan oleh intensitas curah hujan yang sangat tinggi dalam beberapa hari terakhir. Dinas terkait menyatakan bahwa wilayah yang paling terdampak adalah Kecamatan Rangkasbitung, Cibadak, dan Bayah, yang mengalami banjir bandang dan longsor yang merusak pemukiman serta fasilitas umum.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa fenomena hidrometeorologi yang terjadi disebabkan oleh curah hujan ekstrem yang mengguyur wilayah Banten dalam beberapa hari terakhir. Hujan deras yang terjadi terus-menerus mengakibatkan sistem drainase tidak mampu menampung volume air, yang kemudian meluap dan merendam permukiman warga. Selain itu, daerah perbukitan yang curam juga turut berperan dalam terjadinya tanah longsor yang menutup akses jalan dan merusak rumah warga.
Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten, ribuan warga di tujuh kecamatan terdampak oleh bencana ini. Banyak rumah terendam banjir dengan ketinggian air mencapai lebih dari satu meter. Beberapa titik longsoran juga menimbulkan kerusakan pada fasilitas jalan dan jembatan. Tidak hanya itu, sejumlah lahan pertanian juga rusak, yang diperkirakan akan berdampak pada ekonomi lokal dalam jangka panjang. Warga yang terdampak kini mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Pemerintah daerah, bersama tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan, segera melakukan upaya penanganan darurat setelah bencana melanda. Evakuasi warga yang terjebak di wilayah terdampak terus dilakukan, dengan prioritas pada anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas. Selain itu, tim juga berusaha membersihkan sisa-sisa longsoran dan banjir untuk membuka kembali jalur transportasi yang terputus. Listrik di beberapa wilayah juga padam akibat kerusakan pada jaringan distribusi, sehingga upaya perbaikan dilakukan secara intensif.
BMKG mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang masih akan terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk Banten. Curah hujan tinggi dan fenomena La Nina yang dapat memperparah kondisi hidrometeorologi diperkirakan akan berlanjut dalam beberapa pekan ke depan. BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bencana banjir, tanah longsor, dan angin kencang, serta mengikuti arahan dari pihak berwenang untuk menghindari daerah rawan bencana.
Pemerintah Kabupaten Lebak bersama pihak terkait telah mendirikan posko bantuan bagi para korban. Bantuan berupa makanan, obat-obatan, dan perlengkapan darurat telah didistribusikan ke area terdampak. Pemerintah daerah juga berencana untuk memberikan bantuan berupa rumah sementara dan perbaikan infrastruktur yang rusak. Meski demikian, pemulihan diperkirakan akan memakan waktu cukup lama mengingat kerusakan yang cukup luas. Masyarakat diimbau untuk tetap mengikuti instruksi evakuasi dan berhati-hati.
Bencana hidrometeorologi yang melanda tujuh kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten, mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam yang disebabkan oleh cuaca ekstrem. Tim penanggulangan bencana bekerja keras untuk memulihkan kondisi daerah yang terdampak dan memberikan bantuan bagi warga yang membutuhkan. Dengan adanya peringatan dini dari BMKG, diharapkan masyarakat lebih siap dalam menghadapi bencana serupa di masa depan.