Semarang – Berdasarkan laporan terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menempati posisi kedua sebagai wilayah dengan tingkat kerawanan bencana tertinggi di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir. Selama periode ini, Jateng telah mengalami berbagai bencana alam, seperti banjir, longsor, hingga gempa bumi, yang memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan masyarakat dan kerusakan infrastruktur di kawasan tersebut.
Jawa Tengah terletak di wilayah yang rentan terhadap beragam bencana alam. Salah satu faktor utamanya adalah posisi geologisnya yang berada di sepanjang jalur subduksi lempeng tektonik, yang meningkatkan potensi terjadinya gempa bumi dan tsunami. Selain itu, keberadaan sejumlah gunung berapi aktif, seperti Gunung Merapi, menambah ancaman bencana vulkanik berupa letusan dan lahar. Tak hanya bencana geologis, faktor cuaca ekstrem, seperti hujan deras yang menyebabkan banjir dan tanah longsor, juga sering menghantui Jateng.
Bencana-bencana yang melanda Jawa Tengah umumnya menimbulkan kerugian besar dalam berbagai aspek, baik sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Ratusan ribu orang terpaksa mengungsi, rumah dan infrastruktur rusak parah, sementara sektor pertanian yang menjadi andalan ekonomi masyarakat juga terganggu. Kerugian ekonomi akibat bencana ini bahkan diperkirakan mencapai miliaran rupiah setiap tahunnya, yang tentu saja membebani pemerintah daerah dalam upaya pemulihan serta pemberian bantuan kepada para korban.
Menanggapi tingginya ancaman bencana tersebut, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Jawa Tengah telah melaksanakan berbagai langkah mitigasi, termasuk pembangunan sistem peringatan dini, peningkatan kesiapsiagaan masyarakat, serta penguatan infrastruktur agar lebih tahan terhadap bencana. BNPB juga terus memperkuat kerjasama dengan pemerintah daerah untuk memastikan penanganan bencana yang lebih efektif. Namun, tantangan besar tetap ada, mengingat sifat bencana yang sulit diprediksi dan bisa terjadi kapan saja.
Selain peran pemerintah, keterlibatan aktif masyarakat juga memegang peranan penting dalam mengurangi dampak bencana. Berbagai program edukasi dan pelatihan kebencanaan terus digalakkan untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai cara-cara meminimalisir risiko dan cara-cara menghadapi bencana dengan lebih baik. Dengan kesiapsiagaan yang lebih tinggi, diharapkan dampak dari bencana di Jawa Tengah dapat dikurangi di masa depan.