Banda Aceh, 3 September 2024 – Aceh diguncang gempa bumi berkekuatan 6,8 skala Richter (SR) yang terjadi pada pagi hari ini. Gempa ini memicu kerusakan luas di berbagai daerah, menyebabkan ribuan warga mengungsi dan mendorong respons darurat dari pemerintah serta organisasi bantuan internasional.
Menurut laporan awal dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pada pukul 07:15 WIB dengan pusat gempa terletak di kedalaman 10 kilometer di bawah permukaan laut, sekitar 60 kilometer barat daya Kota Banda Aceh. Gempa ini dirasakan kuat di seluruh wilayah Aceh dan sebagian wilayah Sumatera utara, termasuk Medan.
Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, dalam pernyataan resminya mengungkapkan kekhawatirannya tentang dampak bencana ini. “Upaya Kami sedang melakukan sebuah penilaian dari kerusakan serta berkoordinasi dengan sebuah tim tanggap darurat untuk memberikan bantuan segera kepada semua masyarakat yang terdampak pada saat ini. Banyak bangunan, termasuk rumah dan fasilitas umum, mengalami kerusakan parah,” kata Irwandi.
Data awal menunjukkan bahwa beberapa bangunan runtuh, termasuk gedung sekolah dan rumah sakit. Infrastruktur transportasi juga terdampak, dengan beberapa jalan utama mengalami kerusakan berat yang menghambat akses ke daerah-daerah yang terkena dampak. Akibatnya, operasi penyelamatan dan distribusi bantuan menghadapi tantangan signifikan.
Pihak berwenang telah mengeluarkan peringatan untuk kemungkinan terjadinya gempa susulan, yang dapat memperburuk situasi. Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan mengikuti petunjuk dari tim tanggap darurat. Sejumlah pusat penampungan darurat telah didirikan untuk menampung para pengungsi dan menyediakan kebutuhan dasar seperti makanan, air, dan obat-obatan.
Dalam merespons bencana ini, pemerintah Indonesia telah mengerahkan tim SAR dari berbagai daerah dan bekerja sama dengan organisasi kemanusiaan internasional. Selain itu, program bantuan darurat juga telah dikerahkan untuk memberikan dukungan segera kepada keluarga yang kehilangan tempat tinggal dan berupaya memperbaiki infrastruktur yang rusak.
Para ahli gempa memperingatkan bahwa Aceh berada di kawasan seismik aktif, dan gempa bumi di wilayah ini bukanlah hal yang jarang terjadi. Oleh karena itu, mereka merekomendasikan agar masyarakat dan pemerintah mempersiapkan langkah-langkah mitigasi bencana yang lebih baik di masa depan.
Peringatan dan dukungan internasional terus mengalir, dengan berbagai negara menawarkan bantuan teknis dan material untuk membantu upaya pemulihan. Sementara itu, komunitas lokal bersatu untuk saling membantu dan memberikan dukungan kepada mereka yang terkena dampak, menunjukkan solidaritas dalam menghadapi bencana alam yang menghancurkan ini.