Kasus kematian jurnalis perempuan asal Banjarbaru, Juwita (23), yang awalnya diduga kecelakaan, kini terungkap sebagai pembunuhan. Tersangka, prajurit TNI AL bernama Jumran, diketahui telah melakukan kekerasan seksual terhadap korban sebelum akhirnya merenggut nyawanya. Kuasa hukum keluarga korban, M Pazri, mengungkapkan bahwa Juwita mengalami pemerkosaan oleh tersangka sebanyak dua kali, yang berlangsung dalam kurun waktu berbeda.

Peristiwa pertama terjadi pada akhir Desember 2024. Tersangka menyuruh korban untuk memesan kamar hotel untuknya dengan alasan untuk beristirahat setelah kegiatan. Tanpa menaruh curiga, Juwita memesan kamar hotel tersebut, dan ketika tersangka tiba, ia memaksa korban masuk ke dalam kamar dan melakukan pemerkosaan. Korban dipiting dengan kekuatan fisik dan dipaksa melakukan perbuatan tersebut di tempat tidur.

Juwita menutupi kejadian itu, berusaha untuk melanjutkan hidupnya dengan mengabaikan rasa traumatik yang terjadi. Namun, pada 26 Januari 2025, korban akhirnya menceritakan kejadian tersebut kepada kakak iparnya. Juwita menunjukkan bukti berupa video pendek dan foto yang diambil setelah pemerkosaan pertama. Dalam video tersebut, Juwita terlihat ketakutan, dengan gambar bergetar yang menunjukkan tersangka mengenakan pakaian setelah melakukan aksi bejatnya, sementara Juwita tampak jelas cemas dan tertekan.

Peristiwa itu terus membayangi korban hingga akhirnya berujung pada pembunuhan yang kejam. Tersangka, yang kini telah ditahan di Denpom Banjarmasin sejak 29 Maret 2025, menghadapi proses hukum yang masih berlanjut. Keluarga korban turut serta memberikan keterangan kepada penyidik, menjawab 63 pertanyaan yang diajukan untuk membantu penyelesaian kasus ini. Seiring berjalannya waktu, harapan untuk memperoleh keadilan semakin besar, meski rasa kehilangan dan trauma masih membekas di hati keluarga dan masyarakat.