Pada tanggal 28 Desember 2024, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya mengumumkan bahwa total kerugian akibat bencana alam selama tahun 2024 mencapai Rp 6,4 miliar. Angka ini mencerminkan dampak serius dari berbagai bencana yang melanda daerah tersebut, termasuk banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Laporan ini memberikan gambaran jelas tentang tantangan yang dihadapi masyarakat Tasikmalaya dalam menghadapi bencana alam.
Sepanjang tahun 2024, BPBD mencatat sedikitnya 481 kejadian bencana alam di Kabupaten Tasikmalaya. Ini menunjukkan peningkatan frekuensi bencana dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Banjir dan tanah longsor menjadi dua jenis bencana yang paling sering terjadi, menyebabkan kerusakan infrastruktur dan rumah tinggal. Dengan kondisi geografis yang rawan bencana, masyarakat harus lebih siap dan waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana di masa depan.
Kerugian sebesar Rp 6,4 miliar bukan hanya angka statistik; itu mencerminkan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat. Banyak rumah rusak dan infrastruktur publik mengalami kerusakan, mengganggu aktivitas sehari-hari dan perekonomian lokal. Kerugian ini juga berdampak pada sektor pertanian, yang merupakan salah satu sumber pendapatan utama bagi warga Tasikmalaya. Pemulihan dari kerugian ini memerlukan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit.
Dalam menghadapi ancaman bencana yang terus meningkat, BPBD Kabupaten Tasikmalaya telah meningkatkan upaya penanggulangan bencana. Ini termasuk penyuluhan kepada masyarakat tentang mitigasi risiko bencana dan peningkatan infrastruktur untuk mengurangi dampak dari kejadian serupa di masa mendatang. Pemerintah daerah juga berkomitmen untuk memperbaiki sistem peringatan dini agar masyarakat dapat lebih cepat bereaksi ketika ancaman bencana muncul.
Kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci dalam menghadapi bencana alam. BPBD mengajak warga untuk aktif berpartisipasi dalam program pelatihan dan simulasi bencana. Dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang cara menghadapi situasi darurat, diharapkan masyarakat dapat mengurangi risiko dan dampak dari bencana yang mungkin terjadi.
Kerugian akibat bencana alam di Tasikmalaya yang mencapai Rp 6,4 miliar pada tahun 2024 menegaskan pentingnya mitigasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi risiko bencana. Dengan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan kerugian serupa dapat diminimalisir di masa depan. Semua pihak kini harus berkomitmen untuk membangun sistem yang lebih baik dalam menghadapi tantangan bencana alam demi kesejahteraan bersama.