BANDUNG – Cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah Jawa Barat dalam tiga pekan terakhir, menyebabkan 181 kejadian bencana alam. Akibatnya, enam korban jiwa dan puluhan ribu warga terdampak.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat melaporkan bahwa sejak 1 November hingga Sabtu (23/11/2024), bencana alam terjadi secara merata di 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat. Kabupaten Bogor mengalami bencana terbanyak dengan 44 kejadian, disusul oleh Kabupaten Bandung dengan 18 kejadian.
“Bencana banjir, longsor, dan angin puting beliung mengakibatkan enam korban jiwa dan 22 orang terluka. Sebanyak 43.136 warga terdampak,” kata Hadi Rahmat Hardjasasmita, Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jawa Barat, di Bandung pada Minggu (24/11/2024).
Kerusakan Infrastruktur dan Dampak Bencana
Bencana yang terjadi menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur. Sebanyak 108 rumah mengalami kerusakan berat, 326 rumah rusak sedang, dan 995 rumah rusak ringan. Selain itu, 139 fasilitas umum, 15 sekolah, dan tiga fasilitas kesehatan juga terdampak.
“Intensitas bencana hidrometeorologi terus meningkat, terutama karena Jawa Barat telah memasuki musim hujan,” ujar Hadi. Ia mengimbau warga yang tinggal di dekat bantaran sungai dan daerah perbukitan untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat hujan lebat berlangsung lebih dari satu jam.
Upaya Mitigasi dan Kesiapsiagaan Warga
BPBD Jawa Barat juga mengimbau para pengendara untuk menepi saat hujan lebat disertai angin kencang guna menghindari risiko tertimpa baliho atau pohon tumbang. Warga di daerah rawan bencana diharapkan melakukan upaya mitigasi mandiri, termasuk memetakan tempat evakuasi yang aman.
Kepala BPBD Kabupaten Bandung, Uka Suska Puji Utama, melaporkan bahwa banjir yang dipicu oleh luapan Sungai Citarum menyebabkan 2.014 rumah di delapan kecamatan terendam. Seorang warga bernama Julaeha (53) tewas akibat terseret banjir di Kampung Leuwibandung pada Kamis (21/11/2024) malam.
“Kami telah menetapkan status tanggap darurat selama dua pekan ke depan, dengan 35.262 warga terdampak banjir,” kata Uka.
Prediksi Cuaca oleh BMKG
Menurut analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sebagian kecil wilayah Indonesia mengalami awal musim hujan pada September dengan puncaknya di wilayah barat pada November hingga Desember 2024. Sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki puncak musim hujan pada Januari hingga Februari 2025.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa musim hujan pada periode 2024-2025 diprediksi dimulai lebih awal. Pada September 2024, sebanyak 75 zona musim (ZOM) atau 10,7 persen wilayah akan memasuki musim hujan, disusul oleh 210 ZOM atau 30,04 persen pada Oktober 2024, dan 181 ZOM atau 25,9 persen pada November 2024.
“Puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada November hingga Desember 2024 di 303 zona musim atau 43,35 persen dari zona musim, meliputi wilayah Pulau Sumatera, pesisir selatan Jawa, dan Kalimantan,” ujar Dwikorita.
Dengan berbagai upaya mitigasi dan kesiapsiagaan yang dilakukan, diharapkan dampak bencana di Jawa Barat dapat diminimalkan. Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang untuk menjaga keselamatan bersama.