Bencana alam yang melanda Kabupaten Sukabumi, seperti banjir, tanah longsor, hingga pergerakan tanah, telah menyebabkan kerusakan signifikan. Sebanyak 1.260 rumah warga dilaporkan rusak, dengan rincian kerusakan berat, sedang, dan ringan. Pemerintah, melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), telah menyusun mekanisme bantuan untuk membantu korban bencana.
1.260 Rumah Rusak, Data Terus Bertambah
Menurut laporan terbaru pada Minggu (8/12/2024), sebanyak 428 rumah mengalami kerusakan berat, 230 rusak sedang, dan 602 rusak ringan. Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menyatakan bahwa data tersebut dapat terus bertambah seiring berjalannya proses pendataan di lapangan.
“Setiap hari, tim gabungan dari BNPB, BPBD, dan Pusdatin akan memberikan pembaruan data. Penurunan jumlah kerusakan kecil kemungkinan terjadi, namun data bisa bertambah,” ungkap Suharyanto setelah rapat koordinasi di Posko Tanggap Bencana, Pendopo Kabupaten Sukabumi.
Mekanisme Bantuan untuk Rumah Rusak
BNPB menjelaskan dua mekanisme bantuan bagi korban dengan rumah rusak ringan dan sedang.
- Rumah rusak sedang: Mendapatkan bantuan stimulan sebesar Rp30 juta.
- Rumah rusak ringan: Mendapatkan bantuan sebesar Rp15 juta.
Bagi rumah yang tidak memenuhi kriteria rusak sedang atau ringan, seperti rumah yang hanya terendam banjir atau mengalami kerusakan kecil, pemerintah tetap memberikan bantuan berupa material bangunan.
“Untuk kasus seperti genteng jatuh atau dinding yang retak, masyarakat tetap akan dibantu berupa material. Bantuan ini untuk memastikan semua korban mendapatkan dukungan yang diperlukan,” tambah Suharyanto.
Penanganan untuk Rumah Rusak Berat
Korban dengan rumah rusak berat memiliki tiga opsi:
- Relokasi mandiri, di mana korban diberikan kebebasan memilih tempat tinggal baru.
- Relokasi terpusat, dengan pemerintah menyediakan lokasi pemukiman baru.
- Perbaikan rumah di lokasi semula, di mana rumah dibangun kembali dengan standar rumah layak huni.
“Proses ini membutuhkan waktu karena harus melalui pendataan dan koordinasi intensif, namun terus kami lakukan dengan konsisten,” ujar Suharyanto.
820 Prajurit TNI Dikerahkan untuk Distribusi Bantuan
Sebagai bagian dari respons cepat, 820 prajurit TNI dikerahkan untuk membantu mendistribusikan logistik dan mempercepat pendataan dampak bencana. Komandan Korem 061/Surya Kencana, Brigjen TNI Faisol Izuddin Karimi, menyampaikan bahwa pasukan juga mendirikan dapur lapangan untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi.
“Dapur lapangan sudah beroperasi di tiga lokasi, yaitu Lengkong, Jampangkulon, dan Cibitung. Setiap hari kami melayani lebih dari 2.000 pengungsi,” jelas Faisol.
Selain itu, TNI juga mengerahkan kendaraan roda dua, roda empat, hingga perahu untuk menjangkau daerah-daerah terisolir. Posko taktis telah didirikan di setiap kecamatan terdampak untuk memudahkan koordinasi penanganan bencana.
Data Pengungsi dan Kebutuhan Logistik
Hingga saat ini, tercatat lebih dari 3.156 kepala keluarga (KK) mengungsi akibat bencana di Sukabumi. BNPB memastikan bahwa kebutuhan logistik, baik untuk pengungsi yang tinggal di posko terpusat maupun mandiri, akan terpenuhi.
“Kami telah memastikan gudang logistik di Kabupaten Sukabumi mencukupi kebutuhan pengungsi. Bahkan, di wilayah Cianjur, sebagian besar pengungsi sudah kembali ke rumah karena banjir telah surut,” ungkap Suharyanto.
Dukungan Pasukan dan Kolaborasi Penanganan Bencana
BNPB juga mendapatkan dukungan tambahan dari TNI, termasuk pengerahan pasukan khusus sebanyak 150 orang untuk mempercepat pendataan dan penyaluran bantuan. Tim ini bertugas membersihkan puing-puing, menyalurkan logistik, dan mendata kerusakan di lapangan.
“Kami optimis bahwa langkah-langkah penanganan bencana di Sukabumi akan berjalan dengan baik, berkat kerja sama antara pemerintah daerah, BNPB, dan TNI,” tutup Suharyanto.
Dampak Bencana Sukabumi di 39 Kecamatan
Bencana alam yang melanda Sukabumi tercatat tersebar di 39 kecamatan dan melibatkan 158 desa. Berikut rincian dampaknya:
- Tanah longsor: 147 titik.
- Banjir: 79 titik.
- Angin kencang: 25 titik.
- Pergerakan tanah: 84 titik.
Dengan kondisi ini, pemerintah dan seluruh elemen terkait terus bekerja keras untuk menangani dampak bencana, memastikan kebutuhan korban terpenuhi, dan membantu mereka kembali ke kehidupan normal.