Kasus Sertu Hendri, seorang desertir TNI yang kini menjadi buronan, semakin mencuat setelah terungkap bahwa ia terlibat dalam serangkaian tindakan kriminal, termasuk perampokan dan penembakan. Hendri, yang sebelumnya bertugas di Korem 042/Garuda Putih, Jambi, telah menjadi sorotan publik setelah melarikan diri dari tanggung jawab militer dan terlibat dalam kejahatan serius.
Sertu Hendri dilaporkan desertir sejak tahun 2023 dan telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) oleh aparat keamanan. Ia dituduh melakukan penembakan terhadap rekannya, Serma Randi, saat petugas berusaha menangkapnya di Belitung. Penembakan ini terjadi pada 13 Januari 2025 dan menyebabkan luka serius pada Randi. Ini menunjukkan bahwa tindakan desertir tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri tetapi juga mengancam keselamatan rekan-rekannya.
Setelah penembakan, penyelidikan lebih lanjut mengungkap bahwa Hendri juga terlibat dalam kasus perampokan di wilayah yang sama. Keberadaan Hendri sebagai buronan menambah ketegangan di masyarakat Belitung, yang kini merasa tidak aman akibat aksi kriminalnya. Ini mencerminkan dampak sosial dari tindakan individu yang mengabaikan tanggung jawab moral dan hukum.
Pihak TNI dan Polri telah melakukan berbagai upaya untuk menangkap Sertu Hendri, termasuk pengepungan rumahnya. Namun, Hendri berhasil meloloskan diri meskipun situasi tersebut melibatkan tembakan. Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI menyatakan bahwa mereka akan terus bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk menangkapnya. Ini menunjukkan komitmen aparat dalam menegakkan hukum dan menjaga keamanan publik.
Masyarakat Belitung diimbau untuk tetap tenang dan waspada terhadap keberadaan Hendri. Wakil Bupati Belitung Timur, Khairil Anwar, meminta warga untuk tidak panik dan melaporkan jika melihat sosok yang dicurigai. Ini mencerminkan pentingnya peran masyarakat dalam membantu aparat menjaga keamanan.
Dengan berbagai tindakan kriminal yang dilakukan oleh Sertu Hendri, semua pihak berharap agar aparat keamanan dapat segera menangkapnya sebelum ia menimbulkan lebih banyak kerugian. Diharapkan bahwa kasus ini akan menjadi pelajaran bagi anggota TNI lainnya tentang pentingnya disiplin dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas mereka. Keberhasilan dalam menangkap pelaku akan menjadi indikator penting bagi penegakan hukum di Indonesia.