Kasus kekerasan yang melibatkan dua penyedia layanan jetski di Danau Toba telah menggemparkan publik. Peristiwa yang terjadi pada 6 Januari 2025 tersebut melibatkan seorang pria berinisial JR yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka setelah menyerang seorang pria lainnya berinisial MS. Insiden ini dipicu oleh perbedaan pendapat antara kedua pihak terkait pengelolaan layanan jetski di kawasan tersebut.
Peristiwa ini pertama kali menjadi perhatian publik setelah sebuah video yang merekam kejadian tersebut viral di media sosial. Dalam video yang berdurasi beberapa detik itu, tampak seorang pria mengenakan kacamata menaiki jetski dan mendekati pria lain yang memakai topi. Tanpa diduga, pria berkacamata itu langsung melayangkan pukulan ke kepala korban, disertai ancaman mengerikan, termasuk ancaman pembunuhan yang terdengar jelas dalam rekaman.
“Pamate ma ho di son? (Ku bunuh kau di sini?),” terdengar jelas suara pelaku dalam video tersebut, memicu kekhawatiran banyak pihak.
Setelah menerima laporan dari masyarakat, polisi segera bergerak cepat untuk menyelidiki kejadian ini. Insiden ini dilaporkan ke Polsek Simanindo dan kemudian diteruskan ke Polres Samosir. Dalam waktu singkat, pihak kepolisian berhasil menangkap JR di tempat kerjanya dan menetapkannya sebagai tersangka.
Kasat Reskrim Polres Samosir, AKP Edward Sidauruk, menyampaikan bahwa peristiwa ini terjadi di perairan Danau Toba, tepatnya di Kelurahan Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, pada pagi hari sekitar pukul 09.28 WIB. JR dikabarkan memukul korban di beberapa bagian tubuh, termasuk kepala, bibir, telinga, dan bahkan mencekik lehernya. Akibat kekerasan tersebut, MS mengalami luka serius, seperti pembengkakan di rahang dan kepala, kesulitan membuka mulut, serta rasa sakit di telinga.
Menurut pihak kepolisian, peristiwa ini dipicu oleh perselisihan terkait pengelolaan layanan jetski di kawasan wisata Danau Toba. Namun, pihak berwajib masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk menggali motif yang lebih mendalam dari kejadian tersebut. “Kami masih mendalami lebih lanjut soal motifnya. Yang pasti, ini terkait perselisihan dalam pengelolaan jetski di Danau Toba,” ujar AKP Edward.
Selain itu, polisi juga telah menyita dua unit jetski yang digunakan oleh pelaku dan korban selama kejadian. Peristiwa ini menjadi sorotan karena melibatkan dua operator jetski yang semestinya bekerja sama untuk memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan di Danau Toba. Pihak berwajib kini tengah melanjutkan proses penyidikan untuk memastikan alasan di balik insiden ini dan untuk menuntut pelaku atas tindakannya.