Pada tanggal 1 Januari 2025, pemerintah Sukabumi mengumumkan bahwa penerapan Komando Multihelix telah menjadi faktor kunci dalam kesuksesan penanganan darurat bencana di daerah tersebut. Dalam beberapa bulan terakhir, Sukabumi menghadapi serangkaian bencana alam, termasuk banjir dan tanah longsor, yang memerlukan respons cepat dan terkoordinasi.
Komando Multihelix merupakan model kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, TNI, Polri, relawan, serta masyarakat. Dengan pendekatan ini, setiap elemen dapat berkontribusi sesuai dengan kapasitas dan keahlian masing-masing. Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, menekankan bahwa sinergi ini sangat penting untuk meningkatkan efektivitas dalam penanganan bencana.
Setelah mengalami bencana besar pada bulan Desember 2024, pemerintah Sukabumi memperpanjang status tanggap darurat hingga Maret 2025. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa semua kebutuhan dasar bagi warga terdampak dapat terpenuhi dan infrastruktur yang rusak dapat segera diperbaiki. Dengan status ini, upaya pemulihan dapat dilakukan secara sistematis dan terencana.
Dalam rangka mengurangi dampak bencana di masa depan, Pemkot Sukabumi juga menerapkan berbagai langkah mitigasi. Ini termasuk pembersihan saluran air, pendirian posko darurat, serta penyuluhan kepada masyarakat tentang tanda-tanda awal bencana. Edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih siap menghadapi situasi darurat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) berperan aktif dalam melaksanakan langkah-langkah tanggap darurat. BPBD mencatat lebih dari 1.198 titik bencana di Sukabumi hingga November 2024 dan terus memantau kondisi cuaca untuk mengantisipasi potensi bencana selanjutnya. Kerja sama antara BPBD dan instansi lainnya menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam penanganan bencana.
Dengan penerapan Komando Multihelix dan dukungan dari berbagai pihak, semua pihak kini berharap bahwa Sukabumi dapat lebih siap menghadapi potensi bencana di masa depan. Sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait diharapkan dapat menciptakan ketangguhan yang lebih baik dalam menghadapi tantangan bencana alam. Keberhasilan penanganan bencana ini menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengelola risiko dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.