https://truereligionjeansoutlet.net

Tragedi di Batu Bara: Ayah dan Anak Divonis Seumur Hidup atas Pembunuhan

Kejadian tragis menimpa Muhammad Firdaus Barus (23), yang ditemukan tewas setelah dibunuh oleh teman anaknya, Muhammad Riski (23), dan ayahnya, Bahyar alias Belanda (53), warga Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Pada Selasa, 14 Januari 2025, Pengadilan Negeri (PN) Kisaran menjatuhkan vonis penjara seumur hidup kepada keduanya setelah terbukti melakukan pembunuhan terhadap Firdaus.

Peristiwa tersebut berawal pada Senin, 21 April 2024, ketika Firdaus memukul Riski. Merasa dendam, Riski kemudian bercerita kepada ayahnya, Bahyar, yang lantas merencanakan aksi balas dendam. Pada malam itu, Riski dan Bahyar pergi mencari Firdaus ke rumahnya. Namun, karena korban tidak keluar rumah, mereka memutuskan untuk pulang. Keesokan harinya, Bahyar menunggu di sebuah warung hingga Firdaus keluar dari rumah pada sore hari, pukul 16.30 WIB.

Setelah melihat Firdaus keluar, Bahyar membangunkan Riski yang masih tidur dan memberikan pisau. Bersama-sama, mereka mengejar Firdaus yang berusaha melarikan diri. Namun, Firdaus terjatuh dan saat itulah Riski menyerangnya dengan pisau. Bahyar menahan kaki korban agar tidak bisa melawan. Riski kemudian menikam Firdaus di bagian dada dan leher, menyebabkan korban meninggal dunia di tempat.

Visum yang diterima oleh pihak kepolisian menunjukkan bahwa Firdaus menderita luka tusuk di leher sepanjang 10 cm dan di dada kiri sepanjang 7 cm. Setelah kejadian tersebut, keduanya diadili dengan tuduhan pembunuhan berencana dan dijerat dengan Pasal 340 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.

Pada persidangan, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut hukuman penjara seumur hidup, yang akhirnya diputuskan oleh hakim. Meskipun sudah divonis, keduanya mengajukan banding, begitu pula dengan pihak JPU yang merasa vonis yang dijatuhkan sesuai dengan tuntutannya.

Peristiwa ini menambah daftar kasus kekerasan yang melibatkan keluarga, dan menjadi peringatan akan pentingnya pengendalian emosi dan penyelesaian masalah secara damai. Kasus ini juga menggugah masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menghadapi konflik, terutama yang melibatkan keluarga dan orang terdekat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *