Duo Maling Kambing Di Gunung Kidul

Duo Pencuri Kambing di Gunungkidul Diciduk, Beraksi di 9 TKP Sejak Juni

Dua orang pelaku pencurian kambing di Gunungkidul akhirnya berhasil diciduk oleh pihak kepolisian setelah beraksi sejak Juni 2024. Kedua pelaku ini diketahui telah melakukan pencurian di sembilan tempat kejadian perkara (TKP) yang tersebar di beberapa desa di Gunungkidul. Polisi berhasil menangkap keduanya setelah melakukan penyelidikan mendalam terkait laporan-laporan pencurian kambing yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Kapolres Gunungkidul menjelaskan bahwa kedua pelaku tersebut telah melakukan aksinya sejak Juni 2024. Mereka menyasar kambing milik warga di desa-desa yang terletak di pelosok wilayah Gunungkidul. Modus operandi yang digunakan oleh pelaku adalah dengan menyusup ke kandang kambing pada malam hari dan membawa hewan-hewan tersebut tanpa sepengetahuan pemiliknya. Aksi mereka cukup licin, sehingga butuh waktu bagi polisi untuk mengumpulkan bukti dan melacak keberadaan pelaku.

Dalam penangkapan ini, polisi juga berhasil mengamankan barang bukti berupa kambing hasil curian yang belum sempat dijual oleh pelaku. Selain itu, peralatan yang digunakan untuk mencuri, seperti tali dan kendaraan bermotor yang digunakan untuk mengangkut kambing, juga turut disita oleh pihak berwajib. Barang-barang tersebut menjadi bukti kuat atas keterlibatan kedua pelaku dalam serangkaian pencurian kambing yang mereka lakukan selama beberapa bulan terakhir.

Atas tindakan mereka, kedua pelaku akan dijerat dengan pasal pencurian hewan ternak dan diancam dengan hukuman penjara. Polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada pihak lain yang terlibat dalam jaringan pencurian ini. Masyarakat di Gunungkidul pun menyambut baik penangkapan ini, mengingat kambing adalah salah satu aset berharga bagi warga desa.

Kapolres Gunungkidul juga mengimbau warga untuk lebih waspada dalam menjaga ternak mereka. “Kami meminta masyarakat untuk meningkatkan pengamanan, seperti memperkuat kandang atau membuat sistem keamanan sederhana untuk mencegah kejadian serupa di masa depan,” ungkapnya. Pihak kepolisian juga berkomitmen untuk terus memberantas tindak kriminal di wilayah tersebut agar masyarakat merasa aman.

Topan Yagi: Badai Super yang Mengguncang Vietnam dan Dampaknya yang Minim di Indonesia

Jakarta – Vietnam baru-baru ini mengalami serangan bencana alam yang dahsyat ketika Topan Yagi, salah satu topan terkuat dalam sejarah Asia, menghantam negara tersebut. Dalam beberapa hari terakhir, badai ini telah menyebabkan kematian setidaknya 179 orang dan menghancurkan infrastruktur di seluruh Vietnam.

Topan Yagi: Kekuatan Alam yang Menghancurkan

Topan Yagi, yang sebelumnya dikategorikan sebagai badai kategori 5, telah menurunkan statusnya menjadi ‘depresi tropis’. Meski demikian, kekuatan Yagi tetap menakutkan dengan kecepatan angin maksimum mencapai 234 km per jam. Nama “Yagi” diambil dari bahasa Jepang, yang berarti kambing, merujuk pada makhluk mitologis setengah kambing dan setengah ikan, menandakan kekuatan yang hampir tidak bisa diatasi.

Dalam tiga dekade terakhir, Yagi merupakan topan terkuat yang pernah melanda Vietnam, menimbulkan kerusakan yang sangat luas. Sebelum mencapai Vietnam, topan ini telah merenggut nyawa 24 orang di Tiongkok selatan dan Filipina, menambah daftar panjang korban dari badai yang mengerikan ini.

Kehancuran di Vietnam: Banjir Hebat dan Kerusakan Infrastruktur

Topan Yagi mulai melanda Vietnam pada 7 September, memicu banjir hebat di ibu kota Hanoi. Sungai Merah meluap ke level tertinggi dalam dua dekade terakhir, menyapu bersih jalan-jalan dan permukiman. Desa Lang Nu di provinsi Lao Cai mengalami banjir bandang yang mengakibatkan kerusakan parah pada infrastruktur.

Selama empat hari, badai ini membuat jembatan runtuh, menghanyutkan sepuluh mobil dan dua skuter ke dalam Sungai Merah, dan merobohkan banyak atap serta pohon-pohon. Beberapa sekolah di Hanoi terpaksa menutup aktivitasnya untuk melindungi siswa dan penduduk yang telah dievakuasi.

Dampak pada Indonesia: Apa Kata BMKG?

Meskipun dampak Topan Yagi sangat menghancurkan di Vietnam, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa efeknya pada Indonesia relatif minim. Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa meskipun Yagi mempengaruhi cuaca regional, dampaknya terhadap Indonesia tidak signifikan. “Hanya gelombang laut di Natuna Utara yang mencapai sekitar 1,25 meter,” kata Guswanto.

BMKG juga mencatat bahwa pada 5 September, siklon tropis Yagi berada di Laut China Selatan, sekitar 1.760 kilometer sebelah utara Tarakan, Kalimantan Utara. Meskipun siklon ini diprediksi akan bergerak lambat ke barat, dampaknya terhadap wilayah Indonesia tetap kecil.

Kesimpulan: Pelajaran dari Topan Yagi

Topan Yagi menunjukkan betapa kuatnya bencana alam dapat mempengaruhi kehidupan manusia dan infrastruktur. Sementara Vietnam menghadapi dampak yang menghancurkan, Indonesia dapat belajar dari kejadian ini untuk memperkuat sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan bencana. Penting bagi negara-negara di kawasan untuk terus beradaptasi dengan perubahan iklim dan meningkatkan respon terhadap bencana.

Tragedi di Minimarket Jakpus: Pegawai Tewas Ditikam Akibat Candaan Menyinggung

Jakarta – Kejadian tragis terjadi di sebuah minimarket di wilayah Gambir, Jakarta Pusat, di mana seorang pegawai tewas setelah ditikam oleh rekan kerjanya. Pelaku berinisial SZ (25) mengaku tersinggung oleh candaan korban SY (21) yang dianggap melecehkan, memicu penyerangan brutal yang berujung maut.

Motif Pembunuhan: Terluka oleh Candaan Kapolsek Gambir, Kompol Jamalinus Nababan, menjelaskan bahwa kejadian ini bermula dari candaan yang tidak diterima dengan baik oleh pelaku. Korban, SY, diduga melontarkan komentar yang menyinggung tentang hal pribadi, termasuk ucapan tidak pantas mengenai alat kelamin pelaku. “Pelaku merasa tersinggung dan sakit hati atas ucapan korban. Ini memicu tindakan kekerasan yang fatal,” jelas Jamalinus.

Penusukan Brutal di Tempat Kerja Peristiwa penusukan terjadi pada Senin (9/9) dini hari di dalam gudang minimarket. Pelaku SZ yang telah emosi, spontan mengambil pisau yang ada di lokasi kejadian dan menyerang korban tanpa ampun. Korban mengalami tujuh luka tusukan, dengan dua di antaranya di dada, dua di perut, dan tiga di punggung, yang akhirnya merenggut nyawanya di tempat kejadian.

Saksi Mendengar Jeritan Korban Salah satu saksi mata di lokasi kejadian mendengar teriakan keras dari korban saat ditusuk berkali-kali. Saat mendatangi gudang, saksi menemukan korban tergeletak bersimbah darah dengan luka tusukan di tubuhnya, sementara pelaku SZ masih memegang pisau.

Pelaku Ditahan dan Dijadikan Tersangka Setelah melakukan penusukan, SZ langsung diamankan oleh pihak kepolisian. Kini, SZ telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pembunuhan berencana terhadap rekan kerjanya. Polisi terus menyelidiki lebih lanjut untuk mengungkap detail kejadian yang memilukan ini.

Terungkap! Penangkapan 10 Tersangka Kasus Percetakan Uang Palsu Rp 1,2 Miliar di Bekasi: Peran dan Bukti Menarik

Jakarta – Bareskrim Polri baru-baru ini mengungkap kasus pencetakan uang palsu yang melibatkan 10 tersangka di Kota Bekasi. Operasi ini berhasil mengungkap jaringan produksi uang palsu senilai Rp 1,2 miliar yang tersembunyi di balik bisnis percetakan.

Menurut Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri, Brigjen Helfi Assegaf, penangkapan ini dilakukan di dua lokasi berbeda. “Benar, telah dilakukan penangkapan terhadap 10 tersangka,” ujar Helfi.

Peran Masing-Masing Tersangka

Dari sepuluh tersangka yang ditangkap, masing-masing memiliki peran berbeda dalam operasi ilegal ini. Tersangka SUR merupakan pemilik uang palsu, sementara TS adalah pemilik percetakan yang menerima pesanan untuk produksi uang tersebut. Selain itu, SB berperan sebagai karyawan yang memotong uang palsu, dan IL, AS, MFA, EM, SUD, serta JR berfungsi sebagai perantara dalam distribusi uang palsu.

Pihak Bareskrim menggerebek tempat percetakan yang terletak di Jalan Ir H Juanda, Bekasi Timur, serta menangkap delapan tersangka lainnya di hotel di Jalan Diponegoro, Tambun, Bekasi. Kombes Andri S dari Kasubdit IV Dittipideksus menambahkan, pihaknya berhasil menyita barang bukti berupa uang palsu pecahan Rp 100.000 sebanyak 12.000 lembar.

Percetakan sebagai Tempat Operasi

Andri menjelaskan bahwa tempat percetakan tersebut tidak hanya sebagai kedok, melainkan memang digunakan untuk proses pencetakan uang palsu. “TKP percetakan tersebut memang digunakan oleh para tersangka untuk mencetak uang palsu,” imbuhnya.

Kasus ini menunjukkan kompleksitas operasi ilegal dalam percetakan uang palsu dan keseriusan pihak berwajib dalam menindak tegas pelaku kejahatan ekonomi. Penangkapan ini diharapkan dapat mencegah peredaran uang palsu lebih luas dan memastikan keamanan ekonomi negara.

Pria di Medan Ditangkap Usai Lakukan Pencurian dengan Gaya “Spider-Man”

Seorang pria di Medan berhasil ditangkap polisi setelah melakukan aksi pencurian yang terbilang nekat. Pelaku memanjat rumah warga dengan teknik yang menyerupai gaya “Spider-Man” sebelum mencuri laptop dan ponsel dari dalam rumah.

Aksi ini terjadi di kawasan Medan Tembung dan membuat warga sekitar terkejut karena pelaku mampu memanjat dinding rumah dengan begitu mahir. Warga setempat tidak menyangka ada pencuri yang bisa melakukan hal tersebut dengan mudah.

Setelah menerima laporan dari korban sekejap kepolisian segera buru-buru melakukan penyelidikan sangat mendalam. Berdasarkan keterangan saksi dan rekaman CCTV yang terpasang di sekitar lokasi, polisi dengan cepat mengidentifikasi pelaku.

Saat polisi melakukan penangkapan dengan baik-baik, pelaku lalu melarikan diri secepatnya. Untuk menghentikan upayanya kabur, polisi terpaksa melepaskan timah panas mengenai kaki pelaku. Pria tersebut kemudian dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis sebelum diproses lebih lanjut.

Dari tangan pelaku, polisi berhasil menyita barang bukti berupa laptop dan ponsel yang sebelumnya diambil dari rumah korban. Selain itu, penyelidikan lebih lanjut mengungkap bahwa pelaku telah melakukan beberapa aksi pencurian serupa di berbagai lokasi lainnya. Modus yang digunakannya pun sama, yakni memanjat tembok rumah untuk masuk tanpa menimbulkan kecurigaan.

Kejadian ini menambah keresahan warga di kawasan Medan Tembung, terutama mereka yang tinggal di rumah dengan sistem keamanan yang terbatas. Banyak dari warga mulai meningkatkan keamanan di rumah mereka, seperti memasang CCTV tambahan dan mengadopsi sistem keamanan yang lebih canggih guna mencegah kejadian serupa terulang.

Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan segera melaporkan aktivitas mencurigakan di lingkungan mereka. Pelaku kini berada dalam tahanan di Polsek Medan Tembung dan akan menghadapi proses hukum lebih lanjut.

Akibat perbuatannya, pelaku terancam hukuman berat karena terbukti melakukan pencurian serta mencoba kabur dari petugas. Polisi berharap kasus ini dapat menjadi peringatan bagi pelaku kejahatan lainnya agar tidak mencoba melakukan tindakan serupa di masa mendatang.

Cuaca Buruk di Ciamis: Hujan dan Angin Kencang Hancurkan Sejumlah Rumah

Kabupaten Ciamis, Jawa Barat Rabu (11/9/2024), hujan deras yang disertai angin kencang mengakibatkan kerusakan signifikan di beberapa wilayah Kabupaten Ciamis. Cuaca ekstrem ini memicu sejumlah bencana, mulai dari pohon tumbang, tanah longsor, hingga bangunan yang roboh. Meski tidak ada korban jiwa, dampaknya cukup meluas dan merusak beberapa rumah warga.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis melaporkan sejumlah lokasi yang terdampak bencana ini. Pohon tumbang terjadi di beberapa kecamatan, diantaranya Kecamatan Cikoneng, Kecamatan Tambaksari, dan Kecamatan Ciamis. Sementara itu, insiden tanah longsor terjadi di Kelurahan Sindangrasa, yang mengakibatkan kerusakan ringan pada bangunan.

Dampak Kerusakan di Berbagai Wilayah

Berikut beberapa titik lokasi yang mengalami kerusakan parah akibat angin kencang dan hujan deras:

  • Desa Ratawangi, Kecamatan Banjarsari: Rumah milik Sukarsah rusak akibat tertimpa pohon tumbang.
  • Desa Sukamaju, Kecamatan Cihaurbeuti: Rumah Hadiansah, yang dihuni oleh dua keluarga, mengalami kerusakan berat.
  • Desa Bojonggedang, Kecamatan Rancah: Rumah milik Dedi mengalami kerusakan cukup serius.
  • Desa Sindangsari, Kecamatan Cikoneng: Rumah Maryati juga turut terdampak.
  • SDN 4 Kawunglarang di Desa Wangunsari, Kecamatan Rancah: Ruang kelas 6 mengalami kerusakan pada atapnya akibat hempasan angin.

Langkah Cepat BPBD dalam Penanganan Bencana

Kepala BPBD Ciamis, Ani Supiani, menyatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan tim tanggap darurat untuk segera mengevakuasi lokasi terdampak. Evakuasi meliputi pembersihan pohon yang tumbang serta penilaian kerusakan pada rumah-rumah warga. Tim juga memastikan bahwa warga yang terdampak mendapatkan bantuan darurat yang mereka butuhkan.

“Kebanyakan kerusakan terjadi pada bagian atap rumah akibat angin kencang dan pohon tumbang. Kami sudah mendata seluruh wilayah yang terdampak dan segera memberikan bantuan yang diperlukan,” ujar Ani Supiani.

Imbauan Kewaspadaan dari BPBD

Sebagai langkah preventif menghadapi cuaca ekstrem yang diprediksi masih akan berlanjut, BPBD mengimbau masyarakat untuk memangkas pohon-pohon besar di sekitar rumah dan memperbaiki bagian atap yang rapuh. “Langkah-langkah preventif sangat diperlukan agar dampak cuaca buruk bisa diminimalisir. Warga yang tinggal di sekitar area rawan bencana, seperti lereng bukit atau tepi sungai, diminta untuk selalu waspada,” tegas Ani.

Kesimpulan: Musim hujan yang mulai melanda wilayah Ciamis menuntut kesiapsiagaan lebih dari warga dan pihak berwenang. Kerja sama dalam penanganan dan pencegahan bencana sangat diperlukan untuk mengurangi potensi kerugian di masa mendatang.

Longsor Putus Akses Dua Kecamatan di Garut, Warga Terisolasi Tanpa Jalur Alternatif

Garut – Bencana tanah longsor kembali melanda wilayah Garut, tepatnya di Jalan Raya Peundeuy, yang menghubungkan dua kecamatan di Garut Selatan. Longsor ini menyebabkan akses transportasi antara Kecamatan Peundeuy dan Kecamatan Cibalong terputus total, sehingga aktivitas warga terganggu.

Peristiwa ini terjadi pada Rabu (11/9/2024) pagi, setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak Selasa (10/9/2024) siang. Tebing setinggi 20 meter runtuh dan menutupi badan jalan dengan material longsor sepanjang 30 meter, membuat akses jalan tidak dapat dilalui.

Kapolsek Singajaya, AKP Anas Nasrudin, mengatakan bahwa kejadian longsor ini tidak menimbulkan korban jiwa, namun dampaknya sangat signifikan terhadap mobilitas warga setempat.

“Longsor terjadi sekitar pukul 06.00 WIB. Tidak ada korban jiwa, tetapi jalanan tertutup total dan tidak ada akses alternatif bagi warga,” ujar Anas.

Dampak Longsor Terhadap Aktivitas Warga

Jalan Raya Peundeuy merupakan jalur utama yang digunakan oleh warga dari dua kecamatan tersebut untuk beraktivitas sehari-hari. Dengan tertutupnya akses ini, warga di kedua wilayah praktis terisolasi tanpa jalur lain yang bisa dilalui.

Sampai saat ini, Pemerintah Kabupaten Garut telah mengirimkan alat berat ke lokasi longsor untuk mempercepat proses pembersihan material. Namun, belum ada kepastian kapan akses jalan dapat dibuka kembali.

Imbauan dari BPBD Garut

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut, Aah Anwar Saefuloh, mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap kemungkinan bencana alam yang bisa terjadi kapan saja, terutama di musim hujan.

“Kami mengimbau warga untuk selalu berhati-hati, terutama di daerah-daerah rawan bencana seperti wilayah Garut Selatan. Kondisi medan yang berbukit dan pegunungan membuat risiko longsor dan banjir semakin tinggi,” jelas Aah.

Ia juga menambahkan bahwa wilayah Garut Selatan, karena didominasi oleh pegunungan, menjadi salah satu area paling rawan longsor di Kabupaten Garut. Masyarakat diminta untuk segera menghindari area-area berisiko tinggi jika hujan lebat terjadi, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

4 Kecamatan di Kabupaten Bandung Terendam Banjir: Hujan Deras Picu Genangan di Sejumlah Wilayah

Kabupaten Bandung – Curah hujan yang tinggi sejak malam hingga pagi hari ini menyebabkan banjir di beberapa wilayah Kabupaten Bandung. Sedikitnya, empat kecamatan dilaporkan terendam banjir akibat hujan yang terus mengguyur kawasan tersebut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Uka Suska Puji Utama, mengonfirmasi bahwa pihaknya saat ini masih melakukan pendataan terhadap daerah-daerah yang terkena banjir. Beberapa ruas jalan di empat kecamatan dilaporkan tergenang, meskipun beberapa masih dapat dilalui oleh kendaraan.

“Betul, sudah ada beberapa titik yang mulai tergenang air. Namun, laporan yang saya terima, beberapa ruas jalan masih bisa dilewati,” ujar Uka dalam pernyataan resminya pada Rabu (11/9/2024).

Kecamatan-Kecamatan yang Terendam Banjir

Menurut laporan awal, hujan yang berlangsung sejak malam hari telah menyebabkan banjir di beberapa daerah yang sering mengalami genangan. Kecamatan yang terdampak meliputi Bojongsoang, Baleendah, Dayeuhkolot, dan sebagian wilayah Katapang. Meskipun genangan di beberapa tempat tidak terlalu besar, BPBD memperingatkan bahwa debit air dapat meningkat jika hujan terus berlanjut.

“Kami masih terus memantau kondisi di lapangan, terutama di daerah-daerah yang memang kerap dilanda banjir,” jelas Uka.

Imbauan BPBD kepada Warga

BPBD Kabupaten Bandung mengimbau kepada warga yang tinggal di sekitar aliran sungai dan daerah pegunungan untuk selalu waspada, terutama saat curah hujan tinggi seperti saat ini. Potensi banjir dan tanah longsor meningkat di beberapa wilayah yang rawan bencana. Oleh karena itu, BPBD meminta warga untuk lebih berhati-hati dan memastikan saluran air di sekitar tempat tinggal tetap bersih dari sampah.

“Penting bagi kita semua untuk menjaga kebersihan saluran air agar tidak tersumbat. Sumbatan sampah dapat memperburuk kondisi banjir dan bahkan memicu longsor,” tambah Uka.

BPBD Kabupaten Bandung terus melakukan upaya monitoring dan siap menyalurkan bantuan serta evakuasi jika dibutuhkan. Dengan meningkatnya intensitas hujan, masyarakat diminta untuk selalu waspada dan segera melaporkan kepada pihak berwenang jika terjadi kondisi darurat.

Dramatis! Pensiunan TNI Dibegal di Bekasi, Dua Pelaku Bersenjata Ditangkap Polisi

Seorang pensiunan Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi korban aksi begal bersenjata tajam di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu malam, 8 September 2024, saat korban sedang dalam perjalanan pulang.

Dalam insiden ini, dua pelaku berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian, sementara anggota komplotan lainnya masih dalam pengejaran.

Menurut laporan kepolisian, peristiwa pembegalan tersebut terjadi di Jalan Raya Bekasi sekitar pukul 22.00 WIB. Korban, yang berinisial SR, sedang mengendarai sepeda motor ketika tiba-tiba dikepung oleh lima orang pelaku yang mengendarai dua sepeda motor.

Para pelaku langsung menodongkan senjata tajam kepada korban dan memaksa untuk menyerahkan barang berharga.

Meski diancam dengan senjata tajam, SR tidak tinggal diam. Dengan naluri seorang mantan prajurit, korban berusaha melawan para pelaku. Namun, saat itu korban terkena sabetan senjata tajam di lengan kanan.

Meskipun terluka, SR berhasil menarik perhatian warga sekitar, yang akhirnya membuat komplotan begal tersebut kabur meninggalkan korban. Dua dari lima pelaku berhasil diamankan warga dan segera diserahkan ke pihak kepolisian.

Setelah berhasil menangkap dua pelaku, kepolisian langsung melakukan penyelidikan lebih lanjut. “Saat ini, kami masih mengejar tiga pelaku lainnya yang berhasil melarikan diri,” ujar Kapolres Bekasi, AKBP Dedi Surya.

Dedi menambahkan bahwa identitas para pelaku sudah diketahui, dan pihaknya optimis bisa segera menangkap mereka.

Meskipun kondisinya cukup stabil, pihak keluarga dan warga berharap pelaku lain segera ditangkap dan dihukum sesuai hukum yang berlaku.

Sementara itu, SR mengaku berterima kasih kepada warga yang telah membantu menangkap pelaku dan menyelamatkan nyawanya.

Polisi mengimbau warga Bekasi untuk selalu waspada, terutama saat melintasi daerah-daerah rawan begal pada malam hari. Mereka juga menyarankan agar warga tidak membawa barang berharga yang mencolok saat berkendara sendiri.

Pihak kepolisian berjanji akan meningkatkan patroli di wilayah tersebut guna mencegah kejadian serupa terulang kembali.

Tanah Bergerak di Pati: Pemukiman Warga Terancam, Solusi dan Tindakan Darurat

Fenomena tanah gerak yang terjadi di Desa Tlogorejo, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, terus memburuk. Akibat pergerakan tanah ini, beberapa rumah warga mengalami kerusakan parah. Setidaknya satu rumah nyaris roboh dan tiga kepala keluarga (KK) terpaksa dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

Warga sekitar kini dalam keadaan siaga tinggi, mengantisipasi kemungkinan pergerakan tanah yang lebih besar.

Pemerintah setempat bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati segera melakukan evakuasi terhadap tiga kepala keluarga yang rumahnya berada di lokasi paling berisiko. Mereka sementara ditempatkan di tempat penampungan sementara yang lebih aman.

Kepala BPBD Pati, Sutrisno, mengatakan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan tanah gerak dan melakukan upaya mitigasi untuk mengurangi dampak lebih lanjut. “Kita sudah mengevakuasi beberapa warga yang paling terdampak serta akan terus memantau kondisi tanah di sini tentunya,” ujar Sutrisno.

Fenomena tanah gerak ini diduga disebabkan oleh curah hujan tinggi yang melanda wilayah Pati dalam beberapa hari terakhir. Air yang meresap ke dalam tanah menyebabkan tanah menjadi labil dan bergerak.

Tanah yang tidak stabil ini kemudian mengakibatkan retakan-retakan pada permukaan dan bangunan. Sutrisno juga menambahkan bahwa pihaknya telah mengimbau warga di sekitar lokasi untuk waspada, terutama saat hujan deras.

Selain melakukan evakuasi, BPBD Pati juga mempercepat pemantauan di wilayah-wilayah rawan tanah gerak. Mereka bekerja sama dengan pemerintah desa dan relawan setempat untuk mendata warga yang berpotensi terdampak dan menyiapkan langkah-langkah tanggap darurat.

Bantuan logistik untuk warga yang dievakuasi juga mulai disalurkan, termasuk kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Sutrisno mengingatkan warga agar tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.

Jika ada tanda-tanda pergerakan tanah lebih lanjut, warga diimbau segera melapor ke posko BPBD terdekat atau pemerintah desa. “Jangan menunggu situasi semakin memburuk.

Keselamatan warga adalah yang paling utama,” katanya. BPBD juga terus mengingatkan warga untuk menjauh dari area yang berpotensi longsor dan tidak tinggal di rumah yang sudah rusak parah.