Bencana tanah longsor terjadi di Dusun Panuli, Lembang Sarambu, Kecamatan Buntu Pepasan, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, mengakibatkan tewasnya pasangan suami istri, Tappang (75) dan Liku (70). Insiden ini terjadi pada Kamis dini hari, 23 Januari 2025, dan menambah deretan bencana alam yang melanda daerah tersebut.
Longsor yang terjadi di wilayah tersebut disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Toraja Utara, Alexander Limbong Tiku, menjelaskan bahwa longsor ini juga merusak lima rumah dan satu lumbung. Ini menunjukkan bahwa kondisi cuaca ekstrem dapat berkontribusi pada bencana alam yang merugikan masyarakat.
Tim gabungan dari TNI dan Polri dikerahkan untuk melakukan evakuasi terhadap korban. Proses pengangkatan jenazah Tappang dan Liku dilakukan dengan hati-hati menggunakan gergaji mesin untuk memotong material kayu yang menimpa mereka. Hal ini mencerminkan tantangan yang dihadapi tim penyelamat dalam situasi bencana yang berbahaya.
Setelah jenazah berhasil dievakuasi, keluarga korban menyambutnya dengan tangisan histeris. Peristiwa tragis ini tidak hanya menghilangkan nyawa dua orang, tetapi juga meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Ini menunjukkan betapa besar dampak emosional yang ditimbulkan oleh bencana alam terhadap komunitas.
BPBD mengimbau warga di sekitar lokasi longsor untuk mengungsi sementara waktu karena hujan masih terus mengguyur daerah tersebut. Hal ini penting untuk mencegah korban jiwa lebih lanjut jika terjadi longsor susulan. Imbauan ini menunjukkan bahwa keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas utama dalam penanganan bencana.
Bencana longsor di Toraja Utara menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Semua pihak berharap agar pemerintah setempat dapat meningkatkan upaya mitigasi bencana serta memberikan dukungan kepada keluarga korban yang terdampak. Keberhasilan dalam menangani situasi ini akan menjadi langkah penting dalam membangun ketahanan masyarakat terhadap bencana di masa depan.