Tag Archives: Indonesia

Bencana Longsor Di Toraja Utara: Pasangan Suami Istri Tewas Tertimbun Material

Bencana tanah longsor terjadi di Dusun Panuli, Lembang Sarambu, Kecamatan Buntu Pepasan, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, mengakibatkan tewasnya pasangan suami istri, Tappang (75) dan Liku (70). Insiden ini terjadi pada Kamis dini hari, 23 Januari 2025, dan menambah deretan bencana alam yang melanda daerah tersebut.

Longsor yang terjadi di wilayah tersebut disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Toraja Utara, Alexander Limbong Tiku, menjelaskan bahwa longsor ini juga merusak lima rumah dan satu lumbung. Ini menunjukkan bahwa kondisi cuaca ekstrem dapat berkontribusi pada bencana alam yang merugikan masyarakat.

Tim gabungan dari TNI dan Polri dikerahkan untuk melakukan evakuasi terhadap korban. Proses pengangkatan jenazah Tappang dan Liku dilakukan dengan hati-hati menggunakan gergaji mesin untuk memotong material kayu yang menimpa mereka. Hal ini mencerminkan tantangan yang dihadapi tim penyelamat dalam situasi bencana yang berbahaya.

Setelah jenazah berhasil dievakuasi, keluarga korban menyambutnya dengan tangisan histeris. Peristiwa tragis ini tidak hanya menghilangkan nyawa dua orang, tetapi juga meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Ini menunjukkan betapa besar dampak emosional yang ditimbulkan oleh bencana alam terhadap komunitas.

BPBD mengimbau warga di sekitar lokasi longsor untuk mengungsi sementara waktu karena hujan masih terus mengguyur daerah tersebut. Hal ini penting untuk mencegah korban jiwa lebih lanjut jika terjadi longsor susulan. Imbauan ini menunjukkan bahwa keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas utama dalam penanganan bencana.

Bencana longsor di Toraja Utara menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Semua pihak berharap agar pemerintah setempat dapat meningkatkan upaya mitigasi bencana serta memberikan dukungan kepada keluarga korban yang terdampak. Keberhasilan dalam menangani situasi ini akan menjadi langkah penting dalam membangun ketahanan masyarakat terhadap bencana di masa depan.

Bencana Longsor Putus Jalan Trans Sulawesi di Poso, Lalu Lintas Lumpuh Total

Bencana tanah longsor kembali melanda Sulawesi Tengah, tepatnya di Jalan Trans Sulawesi yang terletak di Desa Watuawu, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso. Kejadian yang berlangsung pada Kamis (23/1/2025) sekitar pukul 10.30 WITA ini menyebabkan akses transportasi lumpuh total dan sejumlah rumah warga mengalami kerusakan parah.

Menurut keterangan Kepala Pelaksana BPBD Sulawesi Tengah, Akris Fattah Yunus, longsor yang terjadi akibat hujan deras sepanjang malam sebelumnya ini membuat badan jalan amblas dan tiga rumah warga rusak berat. Selain itu, sepuluh rumah lainnya juga berada dalam kondisi terancam.

“Sebanyak tiga rumah mengalami kerusakan berat, sementara sepuluh rumah lainnya masih terancam. Situasi ini membuat warga khawatir, tetapi untungnya tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini,” ujar Akris pada Kamis (23/1).

Hujan Lebat Pemicu Longsor

Hujan deras yang mengguyur sejak Rabu sore (22/1) hingga malam menjadi pemicu utama bencana longsor ini. Debit air Sungai Poso yang meluap menggerus tepi jalan, menyebabkan badan jalan sepanjang 7 meter dengan kedalaman 3 meter amblas.

Kapolsek Lage, Iptu Faturrahman, menyebutkan bahwa kondisi ini memicu kemacetan parah di sekitar lokasi. “Arus lalu lintas benar-benar lumpuh karena jalan utama tak bisa dilalui kendaraan. Namun, kami sudah mengarahkan warga untuk menggunakan jalur alternatif melalui jalan desa terdekat,” ungkapnya.

Selain mengakibatkan kemacetan, longsor juga merobohkan satu rumah warga. Faturrahman menegaskan bahwa masyarakat harus tetap waspada dan berhati-hati saat melewati jalan alternatif karena kondisi jalan desa juga cukup licin akibat hujan.

Langkah Cepat Penanganan

Tim BPBD Sulawesi Tengah telah diterjunkan ke lokasi untuk melakukan asesmen dan membantu warga terdampak. Saat ini, pendataan terhadap pengungsi dan kerusakan akibat bencana masih berlangsung.

“Kami terus memantau kondisi di lapangan dan memastikan tidak ada korban jiwa ataupun luka. Proses evakuasi warga yang tinggal di rumah-rumah yang terancam longsor juga sedang kami lakukan,” tambah Akris.

Badan jalan yang amblas ini memutus akses utama antara Poso dan Tentena, dua wilayah strategis yang saling terhubung melalui Jalan Trans Sulawesi. Pihak terkait kini tengah menyusun rencana untuk perbaikan jalur transportasi agar dapat kembali digunakan sesegera mungkin.

Bencana ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem, terutama di wilayah yang rawan longsor. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan segera melaporkan kondisi darurat kepada pihak berwenang jika situasi serupa kembali terjadi.

Bencana Tanah Bergerak Di Banjarnegara: Belasan Rumah Rusak Dan Akses Ke Dieng Terputus

Bencana tanah bergerak melanda Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Banjarnegara, menyebabkan kerusakan signifikan pada belasan rumah dan memaksa warga untuk mengungsi. Peristiwa ini terjadi setelah hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari terakhir.

Fenomena tanah bergerak di Banjarnegara ini dipicu oleh curah hujan yang tinggi sejak 20 Januari, yang menyebabkan tanah menjadi labil. Menurut laporan, sebanyak 15 rumah mengalami kerusakan, dengan 13 di antaranya rusak berat dan dua lainnya terancam ambruk. Ini menunjukkan bahwa kondisi geologis daerah tersebut sangat rentan terhadap bencana alam, terutama saat cuaca ekstrem.

Kepala Desa Ratamba, Juniawan, mengungkapkan bahwa hingga saat ini terdapat 24 kepala keluarga (KK) yang mengungsi akibat dampak tanah bergerak. Sebelumnya, hanya 17 KK yang tercatat mengungsi, namun jumlah ini meningkat seiring dengan bertambahnya kerusakan pada rumah-rumah warga. Ini mencerminkan kebutuhan mendesak akan tempat aman bagi warga yang terdampak bencana.

Selain rumah-rumah warga, infrastruktur jalan juga mengalami kerusakan parah akibat tanah bergerak. Beberapa jalur utama menuju Dieng terputus dan tidak dapat dilalui kendaraan. Hal ini menyebabkan kesulitan akses bagi masyarakat dan mengganggu distribusi bantuan. Kerusakan infrastruktur ini menunjukkan betapa pentingnya perencanaan dan pemeliharaan yang baik untuk mencegah dampak bencana yang lebih luas.

Tim relawan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara telah mendirikan posko bantuan untuk membantu warga yang terdampak. Mereka melakukan pendataan kerusakan dan memberikan bantuan kebutuhan dasar kepada para pengungsi. Ini menunjukkan upaya kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat dalam menangani bencana.

Dengan terjadinya bencana tanah bergerak ini, semua pihak berharap agar pemerintah dapat segera mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki infrastruktur dan memberikan dukungan kepada korban. Diharapkan juga agar masyarakat dapat lebih siap menghadapi potensi bencana di masa depan melalui program mitigasi dan edukasi tentang keselamatan. Keberhasilan dalam menangani situasi ini akan menjadi indikator penting bagi ketahanan masyarakat terhadap bencana alam di Indonesia.

Kasus Mengerikan di Gambir: Pria Tewas dengan Luka Sobek, Diduga Dibunuh

Jakarta – Seorang pria berinisial RKY (42) ditemukan tewas dengan luka tusukan di kawasan Duri Pulo, Gambir, Jakarta Pusat, pada Selasa (21/1/2025) malam. Dugaan awal mengarah pada pembunuhan, dengan kakak ipar korban sebagai terduga pelaku.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary, menjelaskan kejadian bermula saat seorang saksi hendak mengantarkan makanan ke rumah korban. Namun, setibanya di lokasi, saksi mendapati korban sedang berkelahi dengan seseorang yang diketahui sebagai kakak iparnya, berinisial U.

“Saksi melihat korban dalam pertikaian dengan U, yang diduga sebagai pelaku,” ungkap Ade Ary pada Rabu (22/1/2025).

Saksi juga menyaksikan U membawa senjata tajam yang disembunyikan di bagian perutnya. Senjata tersebut kemudian digunakan untuk melukai korban. Setelah melakukan aksinya, U langsung melarikan diri dari tempat kejadian.

“Sebelum kehilangan kesadaran, korban sempat memberitahu saksi bahwa dirinya ditusuk oleh U,” tambah Ade Ary.

Setelah kejadian tersebut, saksi segera menghubungi anak dan istri korban untuk meminta pertolongan. Sayangnya, nyawa korban tidak tertolong. Hingga saat ini, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus ini dan menangkap pelaku.

Luka Parah di Ketiak Korban

Kapolsek Metro Gambir, Kompol Rezeki Revi Respati, mengungkapkan bahwa hasil identifikasi menunjukkan adanya luka sobek yang cukup dalam di ketiak sebelah kiri korban. Luka tersebut diduga menjadi penyebab utama tewasnya RKY.

“Korban ditemukan sudah tidak bernyawa pada Selasa malam. Luka yang ditemukan berada di bagian ketiak kiri dan cukup dalam,” jelas Revi.

Korban diketahui berjenis kelamin laki-laki, dengan usia 42 tahun. Polisi kini terus menggali informasi dari saksi-saksi di sekitar lokasi untuk mempercepat proses pengungkapan kasus.

Polisi Fokus Memburu Pelaku

Kasus ini tengah menjadi perhatian pihak kepolisian. Tim dari Polda Metro Jaya bersama Polsek Gambir sedang bekerja keras untuk memburu U, terduga pelaku yang kabur usai kejadian.

Polisi juga mengimbau masyarakat yang memiliki informasi terkait keberadaan U agar segera melapor. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat proses penyelesaian kasus pembunuhan yang menggemparkan kawasan Duri Pulo ini.

Dengan intensitas penyelidikan yang terus meningkat, publik menanti perkembangan lebih lanjut dari kasus yang menewaskan RKY ini. Kejadian tersebut menjadi pengingat penting akan bahaya konflik keluarga yang berujung pada tragedi.

Dua Kriminal Berat Diborgol Masuk Kejaksaan Negeri Purwakarta, Kajari Respon Lambat

Dua orang kriminal berat yang merupakan limpahan dari Mabes Polri terkait kasus uang palsu, dibawa masuk ke Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Purwakarta. Kedua tersangka tersebut tiba di kantor kejaksaan sekitar pukul 10.00 WIB dengan pengawalan ketat dan dalam kondisi diborgol.

Kedua tersangka ini sebelumnya ditangkap oleh pihak kepolisian dan kemudian dilimpahkan ke Kejari Purwakarta untuk proses hukum lebih lanjut. Kasus uang palsu merupakan tindak pidana serius yang dapat merugikan perekonomian dan kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan. Ini menunjukkan bahwa penegakan hukum terhadap kejahatan berat terus dilakukan oleh aparat berwenang.

Setelah kedatangan mereka, proses administrasi dan penyidikan di Kejari Purwakarta dimulai. Pihak kejaksaan akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan langkah hukum selanjutnya, termasuk kemungkinan persidangan. Ini mencerminkan pentingnya prosedur hukum yang tepat dalam menangani kasus-kasus kriminal berat untuk memastikan keadilan ditegakkan.

Saat dikonfirmasi mengenai kedatangan kedua tersangka, Kepala Kejaksaan Negeri Purwakarta (Kajari) memberikan respon yang terkesan lambat dan kurang informatif. Hal ini menimbulkan pertanyaan di kalangan wartawan dan masyarakat mengenai transparansi dan komunikasi yang baik dari pihak kejaksaan dalam menangani kasus-kasus penting. Ini menunjukkan bahwa komunikasi yang efektif sangat diperlukan untuk membangun kepercayaan publik terhadap lembaga penegak hukum.

Respon yang lambat ini dapat berdampak negatif terhadap citra Kejaksaan Negeri Purwakarta di mata publik. Masyarakat berharap agar kejaksaan dapat lebih proaktif dalam memberikan informasi terkait proses hukum yang sedang berlangsung, terutama dalam kasus-kasus besar yang menarik perhatian publik. Ini mencerminkan harapan masyarakat akan transparansi dan akuntabilitas lembaga pemerintah.

Dengan masuknya dua kriminal berat ke Kejaksaan Negeri Purwakarta, semua pihak berharap agar proses hukum dapat berjalan dengan cepat dan adil. Diharapkan bahwa kejaksaan akan meningkatkan komunikasi dengan media dan masyarakat untuk memberikan informasi yang jelas mengenai perkembangan kasus ini. Keberhasilan dalam menangani kasus ini akan menjadi indikator penting bagi kinerja Kejaksaan Negeri dalam menegakkan hukum di wilayahnya.

Bencana Alam Longsor Di Denpasar, Lima Orang Tewas Dan Tiga Luka-Luka

Bencana longsor yang terjadi di Kota Denpasar, Bali, mengakibatkan lima orang tewas dan tiga lainnya mengalami luka-luka. Peristiwa tragis ini terjadi pada pagi hari di Jalan Ken Dedes, Ubung Kaja, saat para korban sedang tidur di kos-kosan mereka.

Longsor ini terjadi sekitar pukul 07.00 WITA setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut. Material tanah dan bebatuan dari atas tebing longsor menimpa bangunan tempat tinggal para korban, yang merupakan buruh bangunan. Kejadian ini menunjukkan bahwa cuaca ekstrem dapat menyebabkan bencana alam yang merugikan masyarakat. Hal ini mencerminkan perlunya perhatian lebih terhadap kondisi cuaca dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana.

Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, dan relawan segera melakukan pencarian dan evakuasi setelah menerima laporan mengenai longsor tersebut. Dari delapan orang yang berada di lokasi kejadian, lima orang dinyatakan tewas, sementara tiga lainnya berhasil selamat namun mengalami luka-luka. Proses evakuasi berlangsung dengan cepat meskipun tim menghadapi tantangan akibat kondisi tanah yang tidak stabil. Ini menunjukkan dedikasi tim penyelamat dalam menghadapi situasi darurat.

Kehilangan nyawa akibat longsor ini memberikan dampak besar bagi keluarga korban dan masyarakat setempat. Para korban yang tewas adalah pencari nafkah utama bagi keluarganya, sehingga tragedi ini tidak hanya menyisakan duka tetapi juga masalah ekonomi bagi mereka yang ditinggalkan. Ini mencerminkan pentingnya dukungan sosial bagi keluarga korban dalam masa-masa sulit seperti ini.

Masyarakat setempat menunjukkan kepedulian terhadap kejadian ini dengan mengadakan doa bersama untuk para korban. Sementara itu, pihak berwenang mengimbau agar warga waspada terhadap potensi bencana alam lainnya mengingat cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi di Bali. Reaksi ini menunjukkan bahwa solidaritas sosial sangat penting dalam menghadapi bencana.

Dengan terjadinya bencana longsor yang merenggut nyawa lima orang di Denpasar, semua pihak berharap agar kejadian serupa dapat dicegah melalui peningkatan sistem peringatan dini dan edukasi masyarakat tentang risiko bencana. Diharapkan bahwa upaya mitigasi bencana akan lebih ditingkatkan untuk melindungi warga dari dampak buruk bencana alam di masa depan. Keberhasilan dalam mengatasi masalah ini akan menjadi indikator penting bagi kesiapsiagaan daerah dalam menghadapi bencana.

Agus Terdakwa Pembunuh Anak Kandung Dituntut 14 Tahun Penjara

Agus (30) selaku terdakwa perkara pembunuhan anak kandung berusia 3 tahun di Kampung Cibarugbug, Desa Citaman, Kecamatan Ciomas dituntut 14 tahun penjara. Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Serang Budi Atmoko menyatakan Agus terbukti melakukan penganiayaan anak hingga menyebabkan kematian sang anak. “Menjatuhkan pidana terhadap Agus Bin (Alm) Suta selama 14 tahun penjara,” katanya di Pengadilan Negeri (PN) Serang, Senin (20/1/2025).

Agus disebut terbukti melanggar Pasal 80 Ayat (3) Jo Ayat (4) UU No 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan UU 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak sebagaimana dakwaan ketiga JPU. Mengenai keadaan yang meringankan, Agus belum pernah dihukum sebelumnya dan dia mengaku menyesal serta berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Hal yang memberatkan, perbuatan Agus menyebabkan anak kandungnya yang masih berusia 3 tahun meninggal dunia hingga meresahkan masyarakat.

Terdakwa pembunuh anak kandung itu juga berbelit-belit dalam memberikan keterangan saat persidangan. “Terdakwa adalah ayah kandung korban Nur Laila dan perbuatan terdakwa mengakibatkan anak korban meninggal dunia,” kata Budi.

Usai mendengarkan tuntutan jaksa, Agus melalui kuasa hukumnya mengatakan akan membacakan pledoi di sidang selanjutnya yang digelar pekan depan.

Sebelumnya, Agus merupakan terdakwa pembunuhan anaknya yang masih balita pada 18 Juni 2024 lalu. Saat itu Agus tidur di kamar bersama istri dan anaknya yang berusia 3 tahun. Sekitar pukul 03.00 WIB, terdakwa terbangun dan melihat istri dan anaknya tertidur pulas. Seketika juga muncul di benak Agus untuk menghabisi nyawa anaknya. Setelah membunuh anaknya, terdakwa melarikan diri ke arah sawah dan perkebunan warga. Agus kemudian ditangkap oleh Polisi beberapa jam setelah kabur. Dari hasil pemeriksaan psikologi, selain riwayat penggunaan napza, kecerdasan Agus juga berada di bawah rata-rata orang pada umumnya. Agus juga sempat kabur dari sel Polresta Serang Kota pada 25 Juli 2024. Ia kabur sekitar pukul 06.20 WIB, ketika petugas piket baru saja membersihkan lingkungan. Polisi baru tahu tahanannya kabur setelah diberitahu oleh tahanan lainnya.

Empat hari kemudian terdakwa berhasil ditangkap kembali oleh Polisi di wilayah pegunungan di Desa Wangun, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten.

Jual Dua Anak Kandung, Tutik: Saya Sudah Kompromi dengan Suami

Polresta Pekanbaru bersama Polsek Limapuluh berhasil menangkap pasangan suami istri (pasutri) berinisial ZK alias Zulkifli dan TH alias Tutik atas dugaan keterlibatan dalam praktik jual beli bayi. Kedua tersangka diketahui telah menjual dua anak kandung mereka dengan harga masing-masing Rp 2 juta dan Rp 5 juta.

Penangkapan Zulkifli dan Tutik tidak dilakukan sendiri, melainkan bersama empat pelaku lain yang diduga bagian dari sindikat perdagangan bayi, yakni EJ, AT, JB, dan SP. Kapolresta Pekanbaru melalui Kasatreskrim Kompol Bery Juana Putra menjelaskan bahwa penangkapan ini mengungkap fakta memilukan. Dua dari enam tersangka yang ditangkap, yakni Zulkifli dan Tutik, diketahui menjual bayi mereka sendiri.

“Tersangka ZK dan TH mengakui bahwa mereka pernah menyerahkan anak kandung mereka kepada sindikat ini,” ungkap Kompol Bery dalam konferensi pers yang berlangsung di Mapolresta Pekanbaru pada Senin (20/1).

Pengakuan Mengejutkan dari Sang Ibu

Dalam wawancara yang dilakukan usai konferensi pers, tersangka Tutik mengaku telah menyerahkan dua dari tiga anaknya kepada sindikat tersebut. Menurut pengakuannya, keputusan itu diambil karena desakan ekonomi, terutama saat suaminya berada di penjara.

“Iya, anak saya memang ada tiga. Dua di antaranya saya serahkan, bukan karena saya ingin, tapi karena saya tidak punya uang, terutama untuk biaya persalinan,” ungkap Tutik dengan suara lirih.

Lebih lanjut, Tutik menyebut bahwa tindakan tersebut dilakukan atas persetujuan bersama dengan suaminya. “Anak pertama kami dapat uang Rp 2 juta, yang kedua Rp 5 juta. Semuanya sudah kami bicarakan bersama,” tambahnya.

Ancaman Hukuman Berat

Kini, pasangan suami istri tersebut telah resmi ditahan bersama empat pelaku lain. Mereka dijerat dengan Pasal 2 Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2017 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan Pasal 83 juncto Pasal 76F Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Penangkapan ini menjadi pengingat keras bagi masyarakat tentang pentingnya perlindungan terhadap anak. Aparat kepolisian juga menegaskan komitmennya untuk terus memberantas praktik perdagangan orang, terutama yang melibatkan anak-anak, yang menjadi kelompok paling rentan dalam kejahatan ini.

Kasus ini kini tengah diproses lebih lanjut oleh pihak kepolisian. Sementara itu, para pelaku, termasuk pasangan Zulkifli dan Tutik, harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka di hadapan hukum.

Jejak Kasus Kriminal Sertu Hendri: Desertir TNI yang Buron di Belitung, Terlibat Perampokan Hingga Penembakan

Kasus Sertu Hendri, seorang desertir TNI yang kini menjadi buronan, semakin mencuat setelah terungkap bahwa ia terlibat dalam serangkaian tindakan kriminal, termasuk perampokan dan penembakan. Hendri, yang sebelumnya bertugas di Korem 042/Garuda Putih, Jambi, telah menjadi sorotan publik setelah melarikan diri dari tanggung jawab militer dan terlibat dalam kejahatan serius.

Sertu Hendri dilaporkan desertir sejak tahun 2023 dan telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) oleh aparat keamanan. Ia dituduh melakukan penembakan terhadap rekannya, Serma Randi, saat petugas berusaha menangkapnya di Belitung. Penembakan ini terjadi pada 13 Januari 2025 dan menyebabkan luka serius pada Randi. Ini menunjukkan bahwa tindakan desertir tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri tetapi juga mengancam keselamatan rekan-rekannya.

Setelah penembakan, penyelidikan lebih lanjut mengungkap bahwa Hendri juga terlibat dalam kasus perampokan di wilayah yang sama. Keberadaan Hendri sebagai buronan menambah ketegangan di masyarakat Belitung, yang kini merasa tidak aman akibat aksi kriminalnya. Ini mencerminkan dampak sosial dari tindakan individu yang mengabaikan tanggung jawab moral dan hukum.

Pihak TNI dan Polri telah melakukan berbagai upaya untuk menangkap Sertu Hendri, termasuk pengepungan rumahnya. Namun, Hendri berhasil meloloskan diri meskipun situasi tersebut melibatkan tembakan. Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI menyatakan bahwa mereka akan terus bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk menangkapnya. Ini menunjukkan komitmen aparat dalam menegakkan hukum dan menjaga keamanan publik.

Masyarakat Belitung diimbau untuk tetap tenang dan waspada terhadap keberadaan Hendri. Wakil Bupati Belitung Timur, Khairil Anwar, meminta warga untuk tidak panik dan melaporkan jika melihat sosok yang dicurigai. Ini mencerminkan pentingnya peran masyarakat dalam membantu aparat menjaga keamanan.

Dengan berbagai tindakan kriminal yang dilakukan oleh Sertu Hendri, semua pihak berharap agar aparat keamanan dapat segera menangkapnya sebelum ia menimbulkan lebih banyak kerugian. Diharapkan bahwa kasus ini akan menjadi pelajaran bagi anggota TNI lainnya tentang pentingnya disiplin dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas mereka. Keberhasilan dalam menangkap pelaku akan menjadi indikator penting bagi penegakan hukum di Indonesia.

Banjir Hebat Melanda Bandar Lampung, 11.223 Orang Terkena Dampaknya

Kota Bandar Lampung, Lampung, dilanda banjir besar sejak Jumat (17/1/2025), yang telah merendam sejumlah wilayah di kota tersebut. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung melaporkan bahwa sekitar 11.223 jiwa menjadi korban dari bencana banjir ini. Banjir menggenangi 16 dari 20 kecamatan di kota tersebut, serta 79 kelurahan dari total 124 kelurahan yang ada.

Menurut Analis Bencana BPBD Provinsi Lampung, Wahyu Hidayat, data sementara menunjukkan bahwa dampak banjir sangat signifikan, tidak hanya merendam rumah-rumah warga tetapi juga mengganggu kehidupan sehari-hari. “Banjir ini telah mempengaruhi banyak masyarakat, dengan total 14.160 unit rumah yang terendam,” ujar Wahyu pada Minggu (19/1/2025).

Banjir yang terjadi telah menggenangi beberapa kecamatan dengan tingkat kerusakan yang bervariasi. Kecamatan Bumi Waras, misalnya, mencatatkan 2.989 unit rumah yang terendam, sementara Kecamatan Kedaton mengalami dampak besar dengan 318 unit rumah dan 470 kepala keluarga terdampak. Selain itu, Kecamatan Panjang menjadi salah satu kawasan yang paling parah dengan lebih dari 2.800 rumah yang terendam.

BPBD Provinsi Lampung dan berbagai instansi terkait, seperti TNI, Polri, dan Dinas Pemadam Kebakaran, tengah bergerak cepat untuk membersihkan lumpur yang masuk ke permukiman warga dan memberikan bantuan darurat. “Kami bersama TNI, Polri, dan instansi lainnya telah menyalurkan bantuan logistik serta melakukan pembersihan di wilayah-wilayah yang terdampak,” ujar Wahyu Hidayat.

Pihak BPBD juga sedang melakukan asesmen lebih lanjut untuk menilai kerusakan dan dampak jangka panjang dari bencana ini. Seluruh elemen masyarakat, termasuk Forum Rescue Relawan Lampung, juga turut serta dalam upaya penanganan darurat.

Dalam rekapitulasi kerusakan berdasarkan kecamatan, wilayah seperti Teluk Betung Timur, Sukabumi, dan Kedaton mengalami kerusakan signifikan dengan ribuan rumah terdampak. Di Kecamatan Teluk Betung Timur, lebih dari 2.100 rumah terendam banjir, sedangkan Kecamatan Sukabumi melaporkan hampir 1.500 jiwa terdampak.

Pemerintah setempat terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memberikan penanganan yang lebih baik. Meskipun air banjir mulai surut, banyak wilayah yang masih membutuhkan perhatian khusus untuk pemulihan dan pembersihan. BPBD Provinsi Lampung menghimbau warga untuk tetap waspada terhadap kemungkinan banjir susulan yang dapat terjadi kapan saja.

Dengan banyaknya masyarakat yang terdampak, diharapkan bantuan terus mengalir dan upaya pemulihan dapat segera dilakukan agar kehidupan warga yang terkena dampak dapat kembali normal.